MORFOLOGI
Katak yang memiliki nama latin Polypedates leucomystax ini memiilki tubuh agak ramping berukuran sedang. Panjang tubuh dari moncong ke anus (SVL, snout-to-vent length) sekitar 50 mm pada kodok jantan, dan sampai dengan 80 mm pada yang betina.
Punggung (dorsal) berkulit halus, tanpa lipatan, tonjolan atau bintil-bintil. Warna sangat berubah-ubah, coklat muda kekuningan, keabu-abuan sampai pucat keputihan. Polos, berbintik gelap besar dan kecil, atau bergaris-garis memanjang. Kodok ini juga dapat berubah warna dari yang berpola agak gelap dan kontras di waktu malam, hingga pucat dan samar-samar di waktu siang.
Terdapat suatu garis atau pita gelap kehitaman sampai hitam antara hidung dengan mata, terus ke belakang melewati sisi atas timpanum (gendang telinga) sampai ke bahu. Pita hitam itu dibatasi garis tipis kuning keemasan di sebelah atasnya, terutama dari mata hingga ke bahu di atas timpanum. Garis keemasan serupa itu terdapat pula pada sibir sempit di sisi tangan, dari siku hingga ke sisi lateral (samping) jari-jari tangan; dan di sisi telapak kaki hingga sisi lateral jari-jari kaki. Sisi bawah (ventral) berbintil halus, berwarna putih sedikit keemasan.
Tangan dan paha dengan garis-garis (coreng) miring kehitaman. Jari-jari di tangan berselaput renang setengahnya atau hampir tak ada. Selaput renang di kaki berwarna kehitaman, mencapai ruas jari paling ujung; kecuali pada jari keempat (yang terpanjang), hanya mencapai ruas kedua dari ujung.
Mata besar, menonjol; iris kuning keemasan. Bibir atas keemasan.
REPRODUKSI
Pada musim kawin, banyak individu jantan (kadang-kadang hingga sekitar 10 ekor) yang berkumpul dekat kolam, parit atau genangan air lainnya. Katak jantan ini memanjat semak-semak rendah atau pohon kecil di dekat genangan, hingga ketinggian 1 m atau lebih di atas tanah, serta bersuara sahut-menyahut dari tenggerannya itu untuk memikat katak betina. Jika bertemu, pasangan katak pohon ini lalu bergerak mencari posisi daun atau ranting yang menggantung di atas air untuk menempelkan telurnya.
Telur-telur itu diletakkan di sebuah sarang busa yang dilekatkan menggantung di atas genangan, pada daun, ranting, tangkai rumput, atau kadang-kadang juga pada dinding saluran air. Gelembung-gelembung busa ini akan melindungi telur dari kekeringan, hingga saatnya menetas dan kecebongnya keluar berjatuhan ke air.
Di saat musim kawin ini, beberapa katak jantan menunjukkan sikap agresif terhadap kehadiran cahaya senter dengan menghampiri dan bertengger dekat cahaya, dan lalu bersuara.
PENYEBARAN
Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Mentawai, Kalimantan, Sumbawa, Flores, Nusa Tenggara Timur
Sumber : http://ibmb.web.id/id3/indonesia-bebas-2606/katak-pohon-bergaris_132667_ibmb.html
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article