Jakarta Biodiversity Survey in Pandemi (Taman Margasarwa Ragunan)

Aktivitas, Satwa
Jakarta Biodiversity Survey in Pandemi (Taman Margasarwa Ragunan)
15 Desember 2020
1005

Siapa yang tidak kenal dengan tempat wisata ditengah ibukota Jakarta yang satu ini, ya, Taman Margasatwa Ragunan atau lebih dikenal dengan nama Kebun Binatang Ragunan. Tempat tersebut merupakan tempat wisata yang mudah diakses, harga tiktnya masuknya pun terjangkau. Di sana kalian dapat melihat berbagai macam satwa dari berbagai daerah dan mancanegara. Selain itu, tersedia juga fasilitas bermain untuk anak-anak, tentunya ada biaya tambahan tersendiri.

 

Namun karena sekarang sedang pandemi, pengunjung yang datang dibatasi, baik dari segi jumlah maupun usia. Bagi yang ingin berkunjung juga wajib mengisi form pendaftaran tiket terlebih dahulu, yaitu sehari sebelum berkunjung. Kalian dapat mengisi formnya pada link berikut ini http://bit.ly/pesantikettmr dan harus berKTP Jakarta, ya. Sebelum masuk ke Taman Margasatwa Ragunan, kalian akan diminta menunjukkan bukti pendaftaran tiket pada petugas yang berjaga. Kemudian dicek suhu, cuci tangan, dan barulah kalian dapat masuk kedalam dengan mengetap kartu JakCard yang telah terisi.

 

Sabtu, 12 Desember 2020, Komunitas Ayo ke Taman, Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI, dan Biological Bird Club "Ardea" selalu bersemangat melakukan Jakarta Biodiversity Survey in Pandemi. Hari ini merupakan hari terakhir kami melakukan pengamatan. Kami memulai pengamatan pukul 07.15 s.d. 11.30. Kami masuk ke Taman Margasatwa Ragunan melalui pintu barat, lalu memperlihatkan surat izin masuk kawasan kepada petugas yang berjaga dan kami diarahkan kepada petugas bagian pariwisata yang mengelola Taman Margasatwa Ragunan. Selanjutnya kami memulai survei dari bagian barat menuju selatan. Lalu menuju timur hingga ke utara. Kami mencatat dan memfoto satwa yang telah ditargetkan.

 

Pada pengamatan kali ini, kami menemukan 35 jenis burung, 4 jenis capung, 16 jenis kupu-kupu. Selain itu, kami juga berjumpa kadal kebun dan biawak.

 

Berikut ini beberapa dokumentasi saat kami berkegiatan:


 

Pengamatan kali ini, kami berjumpa burung migrasi asal Siberia, yaitu sikep-madu asia. Sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus) merupakan hewan predator dari suku accipitridae yang berukuran 50 cm (burung ini masih satu ordo dengan elang, ya, hanya saja namanya tidak ada unsur elang). Meski burung ini merupakan hewan karnivora, ia juga gemar memakan madu dari sarang lebah. Perilaku tersebutlah yang membuat burung ini dinamakan sikep-madu asia. Sikep-madu asia jantan memiliki warna tubuh yang didominasi hitam kecokelatan dan dibagian kepala berwarna biru keabu-abuan disertai jambul, sedangkan untuk warna seluruh tubuh sikep-madu asia betina didominasi warna cokelat dengan garis dan bintik hitam dan dikepalanya juga terdapat jambul. Burung ini termasuk yang dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Selain itu, sikep-madu asia juga termasuk ke dalam Apendiks II, yaitu daftar spesies yang tidak segera terancam kepunahan berdasarkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam. Namun bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya aturan yang jelas dan hukuman yang tegas akan menunrunkan jumlah populasi sikep-madu asia dihabitat alaminya.


(Sumber: Jalaksuren.net)

 

Selain sebagai tempat wisata, ternyata Taman Margasatwa Ragunan merupakan tempat pendidikan, riset, dan tempat konservasi untuk satwa terancam punah. Segala informasi tentang satwa yang ada di sana telah dituliskan dalam papan didepan masing-masing kandang. Taman Margasatwa Ragunan juga menjadi salah satu tempat untuk burung bermigrasi. Jadi, selain melihat burung yang ada didalam kandang, kita juga dapat melihat berbagai jenis burung yang berada diluar kandang yang tak kalah menarik.

 

Namun masih banyak pengunjung yang belum sadar akan fungsi adanya Taman Margasatwa Ragunan itu sendiri. Beberapa kali ada pengunjung yang senang memberi makan. Hal ini merupakan bentuk pelanggaran hak kebebasan satwa. Mengapa kita tidak boleh memberi makan kepada satwa yang ada di Taman Margasatwa Ragunan? Karena akan menyebabkan satwa tertular penyakit dari makanan yang kita beri, mengganggu diet khusus satwa sehingga menyebabkannya obesitas, merusak organ pencernaannya karena satwa tidak dapat membedakan mana yang makanan dan mana yang bukan, serta terjadi kecelakaan saat kita memberi makan.
Sebagai pengunjung yang bijak, kita perlu mentaati peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan sembangan melakukan hal-hal yang belum diketahui dengan pasti akibatnya. Kita berkunjung memang untuk bersenang-senang tetapi tidak dengan menyengsarakan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, satwa yang ada tetap dapat hidup dengan baik sebagaimana mestinya.

 

 

 

Terima kasih sudah mengikuti perkembangan kegiatan kami.

Sampai bertemu dicerita kegiatan lainnya!

Tentang Penulis
Annisa Ramadani
Universitas Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2021-07-06
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *