Fruit Indonesia 2016, Dorong Keanekaragaman Hayati Nusantara

Fruit Indonesia 2016, Dorong Keanekaragaman Hayati Nusantara
18 November 2016
1808

Ayo jawab jujur lebih suka makan buah impor atau buah lokal? Terakhir kali memakan apel, apakah apel lokal atau apel impor dari negara seberang? Beberapa di antara kita menjawab buah impor. Buah impor memang dianggap mewah dan lebih baik kualitasnya dibanding buah lokal bagi beberapa orang. Tak heran jika penjual buah di swalayan besar hingga pasar tradisional banyak menjual buah impor dibanding buah lokal. Padahal banyak loh buah lokal yang justru lebih enak, terjangkau dan berkualitas dibanding buah impor.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi tak terkecuali potensi buah-buahannya. Dari 30.000 jenis tumbuhan berbunga yang tumbuh di Indonesia, baru 4000 jenis saja yang dimanfaatkan oleh penduduk, dan hanya sekitar seperempatnya yang sudah dibudidayakan. Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Pertanian membuat kampanye Revolusi Oranye untuk mendukung eksistensi buah-buahan lokal Indonesia. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menggelar Fruit Indonesia 2016 pada tanggal 17-20 November 2016 di Parkir Timur Senayan Jakarta.

Fruit Indonesia 2016 dulu dikenal dengan nama Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN). Namun Presiden Joko Widodo mengarahkan tahun ini untuk fokus memperkenalkan buah-buahan nusantara. Meski mustahil untuk memperkenalkan buah-buahan nusantara secara tuntas, festival ini memiliki misi untuk memperkenalkan dan meningkatkan konsumsi buah lokal. Buah lokal yang fokus dikenalkan dalam Fruit Indonesia 2016 di adalah jeruk, durian, mangga, manggis, alpukat, nanas, rambutan, salak, pisang, pepaya, melon dan semangka.

Selain 12 buah potensial di atas, pengunjung juga bisa menikmati beragam buah eksotis Indonesia lainnya yang saat ini sulit ditemukan. Seperti kecapi, sawo kecik, buni, jambu bol, sawo duren, lobi-lobi, jamblang, binjai, cermai, gandaria, jambu mawar, bisbul, delima, blewah, jeruk purut, markisa, salak merah, cempedak, terong belanda, durian lay, markisa ungu, matoa, kesemek, kepel, pisang merah, carica, sukun, rukem, langsat, manggis merah, namnam, alkesah, mengkudu dan durian merah.

Gelaran Fruit Indonesia menjadi gelaran kali ke empat sejak diadakan pertama kali pada tahun 2013. Sejak 2011 volume dan nilai ekspor buah lokal tiap tahunnya mengalami kenaikan. Angin positif untuk mendukung buah lokal merajai pasarnya sendiri. Lalu apakah mungkin buah lokal akan merebut banyak hati orang Indonesia dan berjejer di meja makan kita lagi?

Referensi:

[IFBBN] [detik] [lintas terkini] [BIODIVERSITAS Vol. 8 No. 2: 157-167] [foto: Hasan Basri/FruitIndonesia2016]

About Author
Admin BW
Biodiversity Warriors

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related
Article
No items found
2020-07-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *