Kehadiran manusia telah banyak merubah kehidupan burung di dunia.
Banyak spesies burung urban di indonesia. “burung merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier) adalah salah satu jenis burung yang mampu hidup ditengah aktivitas padat manusia”.
Menurut Wee (2009) burung merbah cerukcuk adalah salah satu jenis burung yang dapat membut sarang di kebun, taman bahkan di sepanjang koridor gedung tinggi yang banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Dalam penelitian ini, saya melakukan observasi sejak Februari hingga Maret 2018 terhadap burung merbah cerukcuk yang memiliki sarang di pohon yang tumbuh di pot dengan ketinggian sekitar 1,5 meter dan selalui dilalui oleh manusia.
Pola reproduksi burung menurut Cramp dan Perrins (1993) sangat mempengaruhi keberhasilan perkembangbiakan. Kesuksesan reproduksi akan mempengaruhi besar kecilnnya populasi jangka panjang suatu spesies.
Burung merbah cerukcuk ini sangat unik, ia seolah tidak merasa terganggu dengan adanya aktivitas manusia yang sangat padat mengingat di lokasi penelitian sedang dilakukan pembangunan yang cukup masif dan bising. Burung dari family Pycnonotidae ini bahkan dengan santainya dapat memanfaatkan lekukan ranting di tanaman kecil untuk membangun sarang dan bahkan telurnya pun dapat menetas dengan normal.
Telur burung merbah cerukcuk di lokasi penelitian ini dapat menetas dalam waktu 14 hari. Setelah burung ini menetas, sang induk akan terus memberikannya makan setiap 10 hingga 20 menit dimulai dari jam 5 pagi hingga matahari mulai tenggelam. Berbagai makanan diberikan seperti ulat, jangkrik, belalang hingga buah kersen (Muntingia calabura). Selain memberi makan, induk merbah cerukcuk juga membersihkan sarang dengan menjatuhkan kotoran di dengan paruhnya. Spesies burung lain seperti burung cucak kutilang, bondol jawa dan bondol haji yang mendekat akan diusir oleh kedua induk karena kerap kali berusaha merebut makanan yang dibawa induk merbah cerukcuk. Dalam penelitiannya, diketahui terdapat burung merbah cerukcuk lain namun ia tidak diusir hanya diawasi oleh kedua induk merbah yang sedang bersarang tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa burung merbah cerukcuk tidak mengalami perubahan perilaku alami namun terjadi preferensi sarang yang lebih rendah karena diduga pada tempat yang lebih tinggi lebih banyak terdapat debu akibat adanya aktivitas pembangunan dalam skala besar.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article