Lebih dari 10 juta hiu dibunuh di seluruh perairan Indonesia setiap tahun. Menurut data FAO, Indonesia menangkap sekitar 13% total tangkapan hiu dunia. Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia berkontribusi besar terdadap kematian 73 juta hiu di dunia setiap tahun.
Sirip hiu setiap kilogram dihargai Rp 1 juta untuk yang berwarna hitam, sementara yang ujung siripnya berwarna putih sekitar Rp 1,5 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor sirip hiu di Indonesia mengalami penurunan dari 514,3 ton pada 2012, 367,3 ton pada 2013, dan berkurang menjadi 248,7 ton di tahun 2014. Meski begitu terjadi peningkatan pada ekspor daging hiu, yakni 1.746,6 ton pada 2012, 1.954,5 ton pada 2013, dan 2.280,2 ton pada tahun 2014.
Total rupiah dari bisnis hiu memang terlihat sangat besar dan menggiurkan, padahal nilai ekonomi hiu akan lebih tinggi saat hidup bebas di lautan lepas. Pariwisata membuat orang membayar lebih mahal untuk melilhat mereka hidup di lautan bebas. Pada 2011, kajian yang dilakukan Australian Institute of Marine Science menemukan bahwa satu hiu karang di Palau menghasilkan hampir 2 juta dollar dari wisata eko sepanjang hidupnya. Jauh lebih mahal ketimbang jika dia mati dan sirip hiu besar yang dijual dengan harga hanya 250 dollar per kilogram.
Di Costa Rica kata Kresna, di mana para nelayan diajak menyelam: diberdayakan, diajari jadi dive guide, dipekerjakan di resor-resor, atau industri yang menunjang wisata menyelam. Itu akan otomatis membuat mereka berhenti bahkan akan ikut menjaga dan memperingatkan kawan-kawannya agar jangan membunuh hiu. Itu baru dihitung keuntungan dari pariwisata, belum dari keuntungan ekologis dan dampak turunannya jika hiu hidup di alam.
Referensi: [dw] [rappler] [ssp]
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article