Monyet endemik pulau Kalimantan yaitu bekantan (Nasalis larvatus) mengalami perubahan perilaku dari arboreal menjadi terestrial. Alaminya N. larvatus mencari makan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pepohonan (arboreal). Namun dalam penelitian Team Ecology and Conservation Center for Tropical Studies (Ecositrop) di hutan Kalimantan Timur antara 2013-2017, N. larvatus terpantau bergerak dan mencari makan di tanah (terestrial) bukan dipohon seperti biasanya.
Perubahan habitat diduga menjadi faktor utama terjadinya perubahan perilaku N. larvatus. Kawasan hutan riparian dan hutan bakau yang menjadi habitat utama mereka banyak dialih fungsikan menjadi perkebunan sawit, pertambangan, hutan tanaman industri (HTI), maupun pemukiman. Habitat yang rusak tidak memiliki cukup pohon bagi populasi N. larvatus untuk memperolah makanan, sehingga mereka terpaksa turun ke tanah ke area perkebunan dan tambang agar tetap bertahan.
Sayangnya meski mereka bisa memperoleh makanan, potensi untuk dimangsa ular piton, macan dahan, atau kucing hutan juga meningkat ketika berada di tanah. Hal ini menjadi tambahan ancaman untuk pelestarian N. larvatus yang masih sulit untuk dikembang biakan di luar habitat aslinya. Mengapa? Karena mereka perlu pakan khusus yaitu vegetasi dari kawasan riparian dan hutan bakau. Sementara primata lain seperti orangutan dapat hidup dengan makan buah-buahan dari pasar umu.
Sumber : http://www.mongabay.co.id/2017/11/28/perubahan-perilaku-bekantan-terekam-jelas-kamera-jebak-penasaran/ http://www.mongabay.co.id/2017/12/08/nasib-bekantan-yang-jauh-dari-sentuhan-rasa-peduli/ http://www.mongabay.co.id/2016/12/29/pelebaran-kawasan-industri-ancaman-hebat-habitat-bekantan-di-teluk-balikpapan/ http://www.iucnredlist.org/details/14352/0
Leave a Reply
Article