Anggur Laut si Penghancur Lemak

Ekowisata, Flora, Kelautan
Anggur Laut si Penghancur Lemak
23 Mei 2023
1496

Caulerpa racemosa (Dokumentasi Caniso, M., 2020)

Tubuh yang sehat dan ideal tentunya menjadi dambaan semua orang. Kasus obesitas akibat adanya penumpukan lemak semakin meningkat dan nyatanya banyak memakan korban. Penumpukan lemak yang berlebihan terjadi akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama. 

Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yang kompleks, seperti genetik, lingkungan, dan faktor fisiologis. Berbagai penelitian menunjukkan obesitas tidak menular namun memiliki hubungan yang erat dengan penyakit kronis dan penuaan. Penyakit kronis yang dikaitkan dengan gangguan lemak adalah diabetes, penyakit jantung, penuaan, hingga kanker. Penderita obesitas juga kerap mengalami tekanan psikologis, seperti perundungan.

Menurut WHO pada tahun 2021, kasus obesitas di Indonesia menyerap anggaran biaya kesehatan nasional sebanyak 8-16%. Pada tahun 2016 dampak langsung dan tidak langsung obesitas diperkirakan menghabiskan dana sebanyak 2–4 miliar dolar. Besarnya dampak obesitas menginspirasi para peneliti untuk mengeksplorasi kekayaan alam yang berpotensi menjadi anti-obesitas dan bahan pangan fungsional untuk mengurangi obesitas. Anti-obesitas adalah suatu aktivitas dalam obat atau kandungan zat pada metabolit tertentu yang dapat mengurangi faktor-faktor penyebab obesitas. 

Selama beberapa tahun terakhir, terdapat berbagai penelitian yang menunjukkan potensi metabolit sekunder untuk mencegah dan mengobati obesitas serta penyakit kronis terkait obesitas. Salah satunya metabolit sekunder pada Caulerpa racemosa. Caulerpa racemosa atau yang biasa dikenal sebagai anggur laut merupakan makroalga laut yang memiliki bentuk yang menarik karena berbentuk seperti anggur dan keberadaannya dapat dijumpai di paparan terumbu karang dengan kedalaman hingga 200 m. Anggur laut memiliki talus berwarna hijau seperti tanaman rumput. 

Anggur laut ternyata memiliki senyawa ITPA yang dapat mengatasi obesitas. Senyawa ITPA dari ekstrak anggur laut diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas anti obesitas. Berbagai penelitian juga menunjukan bahwa anggur laut mengandung beberapa bioaktif seperti peptida bioaktif, polisakarida, polifenol, flavonoid, dan antioksidan. Penelitian Permatasari dan kawan-kawan (2022) menemukan bahwa anggur laut dapat menjadi bahan pangan yang bersifat preventif dan terapeutik untuk untuk pengurangan obesitas, melalui berbagai mekanisme kompleks termasuk perbaikan profil lipid dan perbaikan regulasi gen metabolik. Selain memiliki senyawa ITPA, ternyata spesies ini juga meningkatkan kerja gen PGC-1α pada manusia yang bertanggung jawab terhadap aktivitas anti obesitas.

Morfologi anggur laut (Ilustrasi Klein, J., & Verlaque, M., 2008)

Anggur laut dapat ditemukan di perairan tropis. Di Indonesia, anggur laut salah satunya dapat ditemukan di perairan Sulawesi dan Bali. Di Sulawesi, anggur laut dikenal dengan nama lawi-lawi. Bagian mana dari anggur laut ini yang dapat dikonsumsi? Bagian tubuh dari anggur laut yang dapat dikonsumsi adalah bagian yang berbentuk seperti gelembung yang disebut ramuli. 

Kandungan makronutrien dan mikronutrien yang melimpah pada anggur laut membuat masyarakat Asia Timur dan Tenggara menjadikan anggur laut sebagai sumber diet dan produk kesehatan. Masyarakat Bali dan masyarakat di beberapa kota di Sulawesi Tenggara mengonsumsi anggur laut ini menjadi campuran sambal dan bahkan ada yang langsung dikonsumsi tanpa diolah sebagai lalapan (sayuran). Menurut mereka, anggur laut ini merupakan bahan campuran makanan tradisional mereka yang diturunkan oleh nenek moyang tradisi mereka. Solusi atas ketidaktahuan manfaat dan potensi anggur laut adalah penelitian dengan menggunakan anggur laut sebagai objek riset, seperti pembuatan obat atau serum. 

lawi-lawi, kuliner makasar

Hidangan lawi-lawi khas Sulawesi Selatan (Dokumentasi andarwansyah, tanpa tahun)

 

Santoso dalam penelitiannya tahun 2002 mengatakan C. racemosa yang berasal dari Indonesia mengandung insoluble dietary fiber (IDF, serat makanan tak larut air) yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada rumput laut yang berasal dari Jepang. Anggur laut ini sangat potensial dikembangkan untuk diet, baik dalam bentuk makanan fungsional, suplemen vitamin, ataupun yang lainnya. Penelitian dan pengembangan makroalga ini dibutuhkan agar dapat mengatasi banyak kasus obesitas secara efektif. 

Secara sederhana, obesitas dapat diatasi dengan mengurangi nafsu makan atau dengan meningkatkan pengeluaran kalori. Kandungan karbohidrat pada makroalga umumnya berbentuk serat yang tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan manusia, sehingga hanya memberikan sedikit asupan kalori dan cocok sebagai nutrisi diet. Makroalga juga dikenal sebagai sumber serat dan dapat dikonsumsi untuk mencegah obesitas dan penyakit degeneratif. Oleh karena itu, daripada mengkonsumsi obat pelangsing yang tidak jelas khasiatnya, atau tersiksa dengan diet yang tidak tepat, salah satu alternatifnya dengan mengkonsumsi anggur laut!  

Ditulis oleh: Azmah Nururrahmani, Muhammad Rizky Juliansyah P. S., Nur Aziema, Prof. Topik Hidayat, M.Si., Ph.D.

Biologi Universitas Pendidikan Indonesia

Artikel rujukan:

Permatasari, H. K., Nurkolis, F., Hardinsyah, H., et al. (2022). Metabolomic Assay, Computational Screening, and Pharmacological Evaluation of Caulerpa racemosa as an Anti-obesity With Anti-aging by Altering Lipid Profile and Peroxisome Proliferator-Activated Receptor-γ Coactivator 1-α Levels. Frontiers in Nutrition, 9(July), 1–17. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.939073

Tentang Penulis
Azmah Nururrahmani
Universitas Pendidikan Indonesia/ KPA Biocita Formica

Tinggalkan Balasan

2024-05-02
Difference:

Tinggalkan Balasan