






Spesies baru anggrek bernama Gastrodia bambu, selalu muncul tiba-tiba. Mereka akan tiba-tiba keluar dari permukaan tanah ketika waktu berbunga tiba. Karena G. bambu tidak memiliki daun, kita hanya bisa melihat bunganya saja itu pun kalau kita tidak melewatkannya. Sebab G. bambu hanya mekar sekali setahun dalam periode pendek (2-4 minggu), dengan pembungaan setiap tanaman selama 1-2 minggu, sebelum akhirnya layu, membusuk dan lenyap.
Gambar 1 Foto Gastrodia bambu yang sedang mekar di alam (sumber: http://lipi.go.id)
Tiap perbungaan memiliki maksimal delapan kuntum bunga yang mekar secara bergantian. Bunga berbentuk lonceng dengan panjang 1,7-2 cm dan lebar 1,4-1,6 cm. Warna bunga didominasi coklat gelap, dengan bagian bibir bunga membentuk mata tombak memanjang bercorak jingga.
Anggrek G. bambu termasuk jenis endemik, yang hanya tumbuh di Pulau Jawa khususnya Jawa Barat dan Yogyakarta. Bunga ini awalnya ditemukan di lereng selatan Gunung Merapi yaitu daerah Turgo, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada awal 2016. Kemudian awal 2017 ditemukan juga di kawasan Gunung Pangrango, Jawa Barat. Pada kedua lokasi, bunga G. bambu tumbuh di tanah berserasah di bawah rumpun-rumpun bambu tua, inilah yang menjadi alasan Destario Metusala dan Jatna Supriatna menamai spesies baru ini dengan nama Gastrodia bambu.
Referensi: LIPI, LIPI 2, Biotaxa

Leave a Reply
Terkait