Indonesia menambah kekayaan amfibi dengan ditemukannya tiga jenis baru kodok wayang. Ketiganya termasuk hewan endemik Sumatera dan menambah anggota marga Sigalegalephrynus. Sehingga kini terdapat total lima jenis kodok wayang. Dua jenis lainnya terlebih dahulu berhasil diidentifikasi pada tahun 2017.
Nama kodok wayang adalah istilah populer bagi anggota marga Sigalegalephrynus. Disebut wayang karena penamaan marga diambil dari nama boneka ritual penguburan mayat suku Batak di Samosir, yaitu sigale-gale. Morfologi kodok mirip dengan sigale-gale, yakni bertubuh panjang ramping dan berwarna cokelat.
Tiga jenis kodok wayang yang baru ditemukan adalah Sigalegalephrynus gayoluesensis, Sigalegalephrynus burnitelongensis, dan Sigalegalephrynus harveyi. Ketiganya ditemukan di wilayah hutan dataran tinggi tepatnya di Gayo Leus Aceh (S. gayoluesensis), Gunung Burni Telong Aceh (S. burnitelongensis) dan di Gunung Dempo Sumsel (S. harveyi).
Kodok wayang adalah kodok arboreal yang hidup di pepohonan. Sehingga habitat mereka adalah hutan dataran tinggi tropis pada ketinggian di atas 1000 mdpl. Mereka juga sering bersembunyi di gua atau lubang pohon.
Baca juga: Kodok Si Atlet Lompat Jauh
Rata-rata ukuran kodok arboreal tidak lebih dari dua cm. Tetapi para kodok wayang punya tubuh cukup besar lebih dari dua cm hingga ada yang hampir sepuluh cm. Meski besar, warnanya yang serupa batang pohon membuatnya sulit ditemukan di alam.
Referensi: CNN, Wikipedia, Sciencemag, Mongabay, Biotaxa Journal (foto)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait