orang utan sumatera

Satwa
orang utan sumatera
9 Oktober 2019
2691

ORANGUTAN SUMATERA  

Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) adalah jenis orangutan yang paling terancam diantara dua spesies orangutan yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan orangutan yang ada di Borneo, Orangutan Sumatera memiliki perbedaan dalam hal fisik maupun prilaku.

Satu jenis orangutan baru dengan nama ilmiah Pongo tapanuliensis atau orangutan tapanuli dinobatkan sebagai spesies orangutan ketiga setelah Pongo pygmaeus (orangutan kalimantan) dan Pongo abelii (orangutan sumatera). Orangutan Tapanuli menjadi tambahan spesies baru di kelompok kera raksasa dalam kurun waktu satu abad terakhir.

Populasi orangutan Sumatera mengalami penurunan secara cepat dalam 30 tahun terakhir. Menurut IUCN, Selama 75 tahun terakhir, populasi Orangutan Sumatera telah mengalami penurunan sebanyak 80%. Dalam IUCN Red List, Orangutan Sumatera dikategorikan Kritis (Critically Endangered).

CIRI-CIRI FISIK Orangutan Sumatera memiliki kantung pipi yang panjang pada orangutan jantan. Panjang tubuhnya sekitar 1,25 meter sampai 1,5 meter. Berat orang utan dewasa betina sekitar 30-50 kilogram, sedangkan yang jantan sekitar 50-90 kilogram. Bulu-bulunya berwarna coklat kemerahan. Tengkorak dan tulang rahang Orangutan Tapanuli lebih halus daripada Orangutan Sumatera dan Orangutan Kalimantan, Bulunya lebih tebal dan keriting, Orangutan Tapanuli jantan memiliki kumis dan jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi berbentuk datar yang dipenuhi oleh rambut halus berwarna pirang.

PERILAKU Orangutan sumatera hidup menyendiri atau soliterdan dapat hidup bersama dengan individu lain sejenis hanya pada saat tertentu, misalnya sebelum dan saat kawin bersama pasangan atau induk betina bersama satu atau dua anaknya yang belum dapat mandiri (Supriatna dan Wahyono, 2000). Orangutan sumatera di kebun binatang tidak memiliki sifat soliter karena dua atau lebih individu orangutan sumatera digabungkan menjadi satu dalam satu kandang, baik kandang tidur maupun kandang peragaan.

POLA MAKAN Sekitar 60% makanan orangutan adalah buah-buahan seperti durian, nangka, leci, mangga dan buah ara, sementara sisanya adalah pucuk daun muda , serangga, tanah, kulit pohon dan kadang telur serta vertebrata kecil. Dan mereka mendapatkan air dari buah-buahan tetapi juga dari lubang-lubang pohon. Orangutan Sumatera diketahui menggunakan potongan ranting untuk mengambil biji buah. Hal ini menunjukkan tingkat intelegensi yang tinggi pada orangutan Sumatera.

ANCAMAN Menurut jurnal penelitian Wanda Kuswanda tentang ancaman terhadap populasi orangutan sumatera tahun 2007, Penyusutan habitat didasarkan karena: 1.    Penyusutan habitat Berbagai ancaman yang mengakibatkan penyusutan habitat orangutan dan sekitarnya adalah penebangan hutan, perambahan, pendirian gubuk liar, serta perluasan jaringan jalan. Hal ini akan membuat orangutan menjadi takut serta mengalami stres dan akhirnya mati. 2.    Pemburuan Pemburuan orang utan untuk kepentingan subsistensi, religius, koleksi ilmiah maupun komersial terus berlangsung sampai sekarang. Orangutan Sumatera Tapanuli populasinya yang tidak sampai 800 ekor membuat spesies ini termasuk dalam kategori hampir punah. Di sisi lain, mereka juga terhimpit oleh habitat yang semakin berkurang. Pengembangan pembangkit listrik tenaga air ini dinilai dapat berdampak mengurangi habitat mereka yang tersisa hingga 8%. Mereka terkonsentrasi di fragmen hutan kecil dengan luas sekitar 1.000 kilometer persegi di kabupaten Tapanuli Tengah, Utara, dan Selatan.

 

    

 

Referensi:

Kuswanda, Wanda. 2007. Ancaman Terhadap Populasi Orangutan Sumatera. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. Jurnal penelitian tahun 2007.

www.bbc.com

unila.ac.id

wwf.org.id

Tentang Penulis
WIDIA OKTAVIANI

Tinggalkan Balasan

2019-10-09
Difference:

Tinggalkan Balasan