Kini semakin banyak pihak menyadari dampak negatif dari plastik sekali pakai. Plastik berbahan minyak yang tidak terbarukan menjadi polutan di darat, laut, dan mengancam nyawa banyak makhluk hidup. Berbagai bahan pengganti minyak yang ramah lingkunganpun dicoba. Salah satunya adalah singkong. Yang menarik, ide plastik berbahan singkong berasal dari Indonesia.
Dipelopori oleh Kevin Kumala asal Bali, plastik singkong dikomersilkan sejak 2014. Singkong dipilih sebagai bahan karena harganya terjangkau dan banyak diproduksi di Indonesia. Data tahun 2015 dari Badan Pusat Statistik menunjukkan total produksi singkong lebih dari 21.8 juta ton.
Baca juga: Sedotan Beras, Habis Minum Bisa Dimakan
Meski begitu, plastik ini tidak dibuat langsung dari umbi melainkan ampasnya. Pati singkong diekstrak dari ampas dan diproses hingga menjadi plastik. Sehingga plastik singkong bisa diubah menjadi kompos dan terurai dalam tanah. Jika menggunakan proses komposting rumahan, diperlukan waktu 60 – 90 hari untuk terbentuk menjadi kompos.
Harga plastik singkong di pasaran berkisar Rp 1400. Memang bisa berbeda hingga lima kali harga plastik biasa. Tetapi bila dibandingkan dengan waktu terurai kantong plastik dari minyak yang mencapai 400 tahun. Harga Rp 1400 sangat murah. Apalagi kekuatan plastik singkong sebanding dengan plastik biasa. Justru jadi pilihan cerdas.
Referensi: merdeka, avanieco, bps, telegraph
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait