




Air merupakan sumber kehidupan bagi setiap makhluk hidup di bumi ini. Ekosistem air terbagi menjadi tiga yaitu air tawar, air asin dan air payau. Air tawar adalah air yang paling penting untuk kesejahteraan hidup manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Air tawar digunakan dalam kehidupan manusia seperti minum, mengolah makanan, mandi, energy transportasi, pertanian, industry, rekreasi dan lain lain. Air tawar identic dengan kadar garam yang rendah. Ekosistem air tawar adalah seluruh ekosistem air yang didominasi oleh air tawar. Contoh dari ekosistem air tawar yaitu ekosistem danau, ekosistem sungai, ekosistem rawa dan ekosistem kolam buatan manusia. Klasifikasi ekosistem perairan yang kedua adalah ekosistem air. Ekositem air asin/ ekosistem air laut ekositem ini memiliki ciri yaitu sebagai berikut:
1. Kadar garam yang tinggi.
2. Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3. Habitatnya berada di air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lainnya.
4. Memiliki arus laut yang pergerakannya dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan densitas atau massa jenis, gaya gravitasi bumi, air, suhu, tekanan air dan gaya tektonik batuan bumi.
5. Memiliki variasi dari perbedaan suhu pada bagian permukaan dengan kedalaman laut.
6. Ekosistem air laut/ air asin di dalamnya terdapat pula macam-macam ekosistem air laut lainnya seperti ekositem laut dalam, ekosistem terumbu karang, ekosistem estuary, ekosistem pasir pantai dan ekosistem pantai batu.
Klasifikasi ekosistem perairan yang terakhir yaitu ekosistem air payau. Ekosistem air payau (estuari) adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan pencampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, dan sumber air tawar lainnya. Adanya proses pencampuran maka wilayah estuary sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas, dimana wilayah estuaria dibagi menjadi beberapa yaitu seperti hyperhaline, euhaline, mixohaline, oligohaline dan limnetic (air tawar). Ekositem estuary merupakan ekositem yang tidak stabil karena dipengaruhi oleh dua macam ekosistem yang lain yaitu ekosistem air laut dan ekosistem air tawar.
Pencemaran air adalah perubahan fisik atau kimiawi air dan menimbulkan pengaruh buruk bagi kehidupan organisme. Perubahan tersebut dapat terjadi di badan-badan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah. Pada umumnya, air yang tercemar mengalami perubahan warna, bau, dan rasa. Pencemaran air dapat disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Namun, pada umumnya pencemaran air disebabkan oleh hasil aktivitas manusia, misalnya pencemaran air karena limbah rumah tangga, industri, pertanian, pertambangan minyak lepas pantai, atau kebocoran kapal tanker pengangkut minyak. Pada umumnya, pencemaran air menimbulkan efek merugikan bagi manusia dan lingkungannya. Misalnya, peningkatan kandungan nutrien dapat memicu eutrofikasi. Eutrofikasi adalah terjadinya pertumbuhan tanaman air (misalnya: enceng gondok dan alga) secara berlebihan dan tidak terkendali. Akibatnya permukaan air tertutup dan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. Hal ini mengganggu keseimbangan ekosistem air karena produsen tidak dapat melakukan fotosintesis. Pencemaran air juga mengakibatkan penurunan jumlah oksigen terlarut di dalam air. Akibatnya, banyak flora dan fauna air yang mengalami gangguan pertumbuhan atau kematian. Polutan berbahaya di dalam air juga dapat meracuni organisme air dan merusak ekosistem air.
Pemanfaatan air dan pengelolaan air adalah dua hal yang berbeda. Pemanfaatan air adalah eksploitasi sumberdaya air untuk pemenuhan konsumsi mahluk hidup dan peradaban. Bukan hanya manusia yang wajib mengkonsumsi air, akan tetapi juga setiap hewan dan tumbuhan. Jadi cara pandang tentang air harus juga mencakup faktor-faktor lain yang mempengaruhi kondisi sumber daya air. Misalnya: hutan, curah hujan, matahari, pori tanah resapan, waste management system, peremajaaan dan penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan saluran primer, renovasi bendungan, waduk dan setu, audit kontrak usaha pemanfaatan sumberdaya air pihak swasta, dan keberpihakan regulasi terhadap kepentingan nasional. Pemanfaatan air dari kawasan hutan telah banyak dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta baik untuk keperluan yang bersifat komersial maupun non komersial. Bahkan, dimensi pemanfaatannya pun tidak hanya terbatas dalam bentuk massa, tetapi juga jasa alirannya. Dalam perkembangan berikutnya mulailah dikenal 2 (dua) bentuk pemanfaatan sumberdaya air, yaitu pemanfaatan air dan pemanfaatan energi air. Cara pandang pihak swasta tentang pemanfaatan sumberdaya air harus benar, bahwa sumberdaya air adalah titipan anak cucu. Jangan dari sudut keuntungan bisnis semata. Pelaku usaha wajib memahami bahwa yang paling bertanggung jawab bila terjadi krisis sumberdaya air adalah negara/pemerintah. Sementara pihak swasta dapat hengkang setiap saat dari Indonesia bila krisis terjadi. Sementara pemerintah akan dituntut oleh generasi mendatang. Usaha pemanfaatan air jangan sampai menjadi beban bagi generasi mendatang akibat kelalaian para penyelenggara negara hari ini yang melahirkan bencana di kemudian hari. Bencana yang dimaksud adalah bencana lingkungan dan kemanusiaan.
Air juga dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan rekreasi dan wisata contohnya yaitu ski air. Ski air adalah olahraga yang dimainkan permukaan atas air, dengan menggunakan sebuah papan yang ditarik dengan perahu. Selain menggunakan sebuah papan olahraga ini juga dapat dimainkan dengan menggunakan tubing. Tujuan penggunaan tubing adalah untuk melatih keseimbangan untuk para pemula. Ski air biasanya dimulai dengan awal air yang dalam, dengan pemain ski berjongkok di dalam air. Ketika pemain ski sudah siap, sopir mempercepat perahu untuk menarik pemain ski dari air. Selain pengemudi dan pemain ski, orang ketiga yang dikenal sebagai pengintai / pengamat harus hadir. Pekerjaan pengintai adalah untuk menonton pemain ski dan menginformasikan pengemudi jika pemain ski jatuh. Komunikasi antara pemain ski dan penghuni perahu dilakukan dengan sinyal tangan. Kecepatan bervariasi dari lambat seperti 22 kilometer per jam (14 mph, 12 kn) sampai dengan 58 kilometer per jam (36 mph, 31 kn) untuk ski slalom air; sampai kira-kira 72 kilometer per jam (45 mph; 39 kn) untuk ski tanpa alas kaki, dan mendekati 190 kilometer per jam (120 mph, 100 kn) dalam balap ski air Panjang tali juga akan sangat bervariasi tergantung pada disiplin olahraga dan tingkat keterampilan. Selain ski air ada pula selancar, Surfing atau selancar air adalah termasuk kedalam jenis olahraga air, surfing sebuah olahraga yang dilakukan di atas ombak dengan menggunakan sebilah papan untuk bermanuver di atas ombak, lalu papan yang dikemudikan oleh peselancar atau surfer akan bergerak oleh ombak sehingga peselancar tertantang untuk mengendalikan keseimbangan tubuh di atas papan (Richard, 2010). Di dalam olahraga selancar air terdapat dasar-dasar olahraga lainnya seperti renang dan mendayung. Selancar air merupakan olahraga ekstrim yang dikategorikan sebagai olahraga prestasi dan rekreasi, dan olahraga selancar air juga dapat dijadikan sebagai hobi maupun profesi (Krisnandar, 2016). Selanjutnya yaitu wisata kapal pesiar, Wisata kapal pesiar merupakan suatu wisata yang tergolong mewah. Tujuan wisata kapal pesiar yaitu alat transportasi itu sendiri Berbagai aktivitas di lakukan di kapal tersebut. Segala kebutuhan wisatawan dipenuhi di kapal. Perjalanan antar negara dan antar benua, menjadi rute-rute yang umum dilakukan dalam wisata kapal Kapal pesiar memiliki rute perjalanan yang bisa pesiar. menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bisa berbulan-bulan. kapal pesiar menyediakan fasilitas akomodasi yang dilengkapi dengan restaurant, bar, fasilitas olahraga, shopping center, kegiatan entertainment, pusat komunikasi dll. Kabin sangat luas dan mewah, dan ada kecendrungan kabin dilengkapi jendela dan atau balkoni (Dowling,2006).Memang tidak mengherankan bila kapal pesiar sebagai industri baru dalam percaturan industri pariwisata, dikatakan sebagai resort terapung, karena berbagai fasilitas dapat disediakan layaknya sebuah destinasi.
Energi air adalah satu dari lima sumber terbesar energi terbarukan. Energi ini dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi listrik dan pembangkit listrik Tenaga air tanpa meninggalkan emisi gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil. Berbeda dengan sumber energi terbarukan lainnya air akan terus menghasilkan tenaga non-stop dan ketersediaannya terus dihasilkan oleh adanya siklus hidrologi. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dihasilkan dari energi potensial air yang diubah menjadi energi mekanik oleh turbin dan energi tersebut yang selanjutnya diubah untuk menjadi energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan kecepatan air. Berdasarkan dari daya listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan menjadi: (1) pico hydro yang menghasilkan 5 kW, (2) micro hydro yang menghasilkan 5-100 kW, (3) mini hydro yang menghasilkan daya di atas 100 kW, namun tetap di bawah 1MW dan (4) Bendungan/ dam/ large hydro dengan daya yang dihasilkan sebesar lebih dari 100 MW. Indonesia telah memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik, salah satunya adalah PLTA Cirata, Purwakarta.
Manfaat air untuk ekonomi yaitu salah satu kegiatannya adalah memancing yang hasilnya dapat di jual dan menjadi mata pencaharian. Memancing secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing. Selain memancing banyak pula kegiatan yang memanfaatkan ekosistem air sebagai mata pencaharian seseorang.
Selanjutnya ialah iklim, Iklim merupakan keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Adapun faktor yang mempengaruhi keadaan iklim antara lain suhu, kelembaban, curah hujan, angin dan penyinaran matahari. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi. Berkaitan dengan iklim adapula cuaca, Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja dan mudah untuk diprediksi. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorology. Iklim merupakan keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Adapun faktor yang mempengaruhi keadaan iklim antara lain suhu, kelembaban, curah hujan, angin dan penyinaran matahari. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi. Iklim yang berada di Indonesia terdiri dari tiga, yaitu, iklim tropika (iklim panas), iklim musim (muson), dan iklim laut.
1. Iklim Laut Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar tanah daratan di Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudera. Itulah kenapa di Indonesia terdapat iklim laut. Iklim Laut sendiri bersifat lembab dan banyak mendatangkan hujan.
2. Iklim Tropika (Iklim Panas). Letak Indonesia yang berada disekitar garis khatulistiwa, mengakibatkan Indonesia menjadi daerah tropika (panas). Iklim tropika (panas) mengakibatkan banyak hujan, atau biasa disebut dengan hujan naik tropika.
3. Iklim Musim (Iklim Muson). Pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali mengakibatkan terjadinya iklim ini. Di Indonesia, angin musim terdiri atas angin musim barat daya dan angin musim timur laut.
Perubahan iklim terlah berdampak bagi kehidupan ekosistem dan juga kehidupan manusia di seluruh bagian benua dan juga samuder. Perubahan iklim dapat menyebabkan resiko yang sangat besar bagi kesehatan manusia, pembangunan dari segi ekonomi dan juga keamanan bagi pangan. Adapun tindakan untuk mengurangi emisi sangatlah penting dan juga untuk mendesak masyarakat dilakukan agar menghindari dari penomena perubahan iklim. Adaptasi pun sangat penting untuk dilakukan disini agar bisa menghadapi perubahan iklim. Adapun tingkatan adaptasi yang dilakukan disini tergantung dengan keberhasilan dari kegiatan mitigasi. Masyarakat dapat beradaptasi dengan melakukan persiapan untuk menghadapi beberpa resiko dari perubahan iklim, akan tetapi hal ini saja tentu tidaklah cukup. Oleh sebab itu kita harus bisa mengurangi efek dari rumah kaca agar membatasi dampak yang terjadi nantinya. Adapun resiko dari dampak perubahan iklim pada saat ini akan berkaitan dengan adaptasi yang harus dilakukan sebelumnya. Peningkatan air permukaan laut akan berdampak bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan juga bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah di seluruh muka bumi dengan datangnya bencana banjir, erosi dari pantai dan juga perendaman, serta menghilangnya pulau-pulau kecil akibat dari pemanasan global tersebut. Hal ini pun pasti akan sangat berpengaruh bagi Negara berkepulauan. Perubahan iklim juga akan menimbulkan efek lainnya seperti pergeseran rentan geografis dan pola migrasi spesies laut dan juga dataran. Beberapa dari spesies tersebut akan mengalami kepunahan. Pemanasan dan pengasaman air laut akan menggangu kehidupan ekosistem di dalam laut, terutama pada ekosistem yang berada di daerah kutup dan ekosistem yang ada di terumbu karang. Indonesia yang dikenal dengan sebutan megabiodiversity country mempunyai ekosistem yang ada di daratan dan juga lautan yang begitu lengkap. Adaptasi yang berbasis ekosistem ini menjadi salah satu upaya untuk pengendalian dari perubahan iklim prioritas. Biasanya perubahan iklim akan menyebabkan sebuah resiko yang signifikan, namun dengan adanya manajemen resiko yang baik maka dampak terburuk dari perubahan iklim dapat di hindari. Kombinasi antara mitigasi dan juga adaptasi akan mengurangi dari skala resiko nantinya. Namun ada beberapa resiko yang tidak dapat untuk dihindari kedatangannya, seperti banjir, kekeringan yang sangat ekstrim, badai, dan juga pemanasan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kita memang rentan terhadap kejadian cuaca dan iklim. Tindakan yang dibentuk serta resiko yang kita ambil akan menentukan resiko apa yang nantinya kan kita hadapi kedepannya. Tindakan dini lebih memungkinkan dan juga cenderung mempunyai banyak waktu untuk melakukan adaptasi dengan dampak yang kemungkinan nantinya akan terjadi. Akan tetapi kita juga memiliki batasan-batasan untuk beradaptasi sebelumnya, beberapa resiko nantinya mungkin akan terjadi dan kita tidak bisa hanya mengandalkan dalam hal beradaptasi terus menerus. Semua masyarakat yang ada di Indonesia baik yang tinggal di kota ataupun mereka yang tinggal di daerah pedesaan akan mengalami dampak dari perubahan iklim.sehingga kita perlu merencanakan serta adaptasi untuk membatasi resiko yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Salah satu kajian iklim yang pernah dilakukan di daerah Indonesia yaitu kajian resiko dan juga kasian adaptasi, yang bertepatan di daerah Tarakan, Sumatera Selatan dan juga di Kota Malang (Batu) yang dilaksanakan oleh kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012. Berdasarkan hasil dari kajian tersebut menyatakan bahwa untu daerah Tarakan mengalami kenaikan Suhu sebesar 0,63°C selama 25 tahun terakhir, untuk Provinsi Sumatera Selatan sendiri mengalami kenaikan suhu juga sebesar 0,31°C di Palembang dan 0,67°C di rata-rata seluruh daerah Sumatera Selatan. Sedangkan untuk daerah Kota Malang sendiri tren untuk kenaikan suhu mencapai angka 0,69°C. Namun pada dasarnya angka yang tertera tersebut memiliki kemungkinan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada, perubahan lokal seperti adanya efek dari pulau panas dari daerah perkotaan serta dari pergeseran iklim regional itu sendiri. Kenaikan air laut atau yang biasa dikenal dengan sebutan sea level rise (SLR) terkait dengan perubahan iklim berlangsung dengan dua mekanisme utama, yaitu dengan ekspansi terkenal karena dia menghambat dan mengalami pengembangan volume air laut, serta mencapirnya gletser dan es yang mengakibatkan tertutupnya daratan yang ada di Antartika serta yang ada di Greenland. Selain dari itu, siklus hidrologi yang ada di daratan mengakibatkan adanya keanekaragaman iklim serta diikuti dengan timbulnya faktor antropogenik yang berdampak pula pada naik dan turunya limpasan, hal inipun sangat berpengaruh terhadap berubahnya permukaan air laut. Berkaitan dengan efek dari perubahan iklim di Indonesia, Indonesia merupakan salah satu Negara yang rentan terhdapat dampak perubahan iklim. Dengan jumlah pulau yang ada sekitar 17.000 pulau, sebagian besarnya ibu kota provinsi serta hamper dari 65% masyarakat Indonesia tinggal di daerah pesisir, wilayah Indonesia sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim, terkhusus yang disebabkan oleh naiknya permukaan dari air laut dan terjadinya penggenagan akibat dari banjir di wilayah pesisir. Kenaikan dari permukaan air laut, selain menimbulkan dampak langsung yaitu berkurangnya wilayah akibat dari tenggelamnya daratan, juga menyebabkan rusaknya ekosistem daerah pesisir akibat dari gelombang pasang, adapun efek tidak langsungnya yaitu berubahnya hilangnya serta berubahnya mata pencaharian masyarakat sekitar, terkhusus kepada masyarakat yang tinggal di daerah tepi pantai, berkurangnya daerah persawahan dataran rendah di wilayah pesisir pantai yang nantinya akan berpengaruh kepada ketahanan pangan masyarakat setempat, gangguan yang timbul akibatnya susahnya transportasi antar pulau, dan juga rusak atau hilangnya objek wisata yang ada di daerah pantai dan pulau. Selain itu dampak lain dari perubahan iklim ialah mengakibatkan penurunan dari ketersediaan air, berubahnya produksi tanaman, serta bisa mengakibatkan hilangnya keberadaan dari keanekaragaman hayati yang merupakan aset yang tidak ternilai harganya yang sudah dimiliki oleh Indoensia. Perubahan iklim juga akan mengakibatkan dampak pada kesehatan, kematian, pola dari migrasi, ketahanan pangan, dan juga ekosistem alami serta kesejahteraan ekonomi, baik itu di tingkatan lokal ataupun yang ada di tingkatan nasional Perubahan iklim terlah berdampak bagi kehidupan ekosistem dan juga kehidupan manusia di seluruh bagian benua dan juga samuder. Perubahan iklim dapat menyebabkan resiko yang sangat besar bagi kesehatan manusia, pembangunan dari segi ekonomi dan juga keamanan bagi pangan. Adapun tindakan untuk mengurangi emisi sangatlah penting dan juga untuk mendesak masyarakat dilakukan agar menghindari dari penomena perubahan iklim. Adaptasi pun sangat penting untuk dilakukan disini agar bisa menghadapi perubahan iklim. Adapun tingkatan adaptasi yang dilakukan disini tergantung dengan keberhasilan dari kegiatan mitigasi. Masyarakat dapat beradaptasi dengan melakukan persiapan untuk menghadapi beberpa resiko dari perubahan iklim, akan tetapi hal ini saja tentu tidaklah cukup. Oleh sebab itu kita harus bisa mengurangi efek dari rumah kaca agar membatasi dampak yang terjadi nantinya. Adapun resiko dari dampak perubahan iklim pada saat ini akan berkaitan dengan adaptasi yang harus dilakukan sebelumnya. Peningkatan air permukaan laut akan berdampak bagimasyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan juga bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah di seluruh muka bumi dengan datangnya bencana banjir, erosi dari pantai dan juga perendaman, serta menghilangnya pulau-pulau kecil akibat dari pemanasan global tersebut. Hal ini pun pasti akan sangat berpengaruh bagi Negara berkepulauan. Perubahan iklim juga akan menimbulkan efek lainnya seperti pergeseran rentan geografis dan pola migrasi spesies laut dan juga dataran. Beberapa dari spesies tersebut akan mengalami kepunahan. Pemanasan dan pengasaman air laut akan menggangu kehidupan ekosistem di dalam laut, terutama pada ekosistem yang berada di daerah kutub dan ekosistem yang ada di terumbu karang. Indonesiayang dikenal dengan sebutan megabiodiversity country mempunyai ekosistem yang ada didaratan dan juga lautan yang begitu lengkap. Adaptasi yang berbasis ekosistem ini menjadi salahsatu upaya untuk pengendalian dari perubahan iklim prioritas. Biasanya perubahan iklim akan menyebabkan sebuah resiko yang signifikan, namun dengan adanya manajemen resiko yang baik maka dampak terburuk dari perubahan iklim dapat dihindari. Kombinasi antara mitigasi dan juga adaptasi akan mengurangi dari skala resikonantinya. Namun ada beberapa resiko yang tidak dapat untuk dihindari kedatangannya, seperti banjir, kekeringan yang sangat ekstrim, badai, dan juga pemanasan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kita memang rentan terhadap kejadian cuaca dan iklim. Tindakan yang dibentuk sertaresiko yang kita ambil akan menentukan resiko apa yang nantinya kan kita hadapi kedepannya. Tindakan dini lebih memungkinkan dan juga cenderung mempunyai banyak waktu untuk melakukan adaptasi dengan dampak yang kemungkinan nantinya akan terjadi. Akan tetapi kita juga memiliki batasan-batasan untuk beradaptasi sebelumnya, beberapa resiko nantinya mungkinakan terjadi dan kita tidak bisa hanya mengandalkan dalam hal beradaptasi terus menerus. Semua masyarakat yang ada di Indonesia baik yang tinggal di kota ataupun mereka yang tinggal didaerah pedesaan akan mengalami dampak dari perubahan iklim. sehingga kita perlu merencanakan serta adaptasi untuk membatasi resiko yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
Dampak perubahan iklim pada bidang bidang pertanian terutama pada subsektor tanaman terkhusus pada bidang pangan palingan rentan terhadap efek dari perubahan iklim terkait terhadap tiga faktor utama, yaitu terhadap faktor bio fisik, manajemen dan juga faktor genetik. Hal ini dikarenakan tanaman pangan ialah tanaman yang merupakan tanaman semusim yang keadaanya relative sangat sensitive terhadap gangguan, terutama terhadap kekurangan serta kelebihan air. Kerentaan ini sangat berhubungan kepada sistem pengunaan yang berasal dari lahan dan pengunaan tanah, teknologi pada pengelolaan tanah, pola pada tanaman, air dan juga tanaman, dan juga terhadap varietas tanaman. Ada tiga faktor utama yang berkaitan dengan perubahan iklim global, yaitu, 1) terjadi perubahan terhadap pola hujan 2)meningkatnya kejadian iklim yang ekstrim ( banjir, longsor,dan kekeringan) 3) terjadinya peningkatan susu udara dan juga peningkatan permukaan air laut.
Air, iklim dan kehidupan adalah hal-hal yang penting dalam kehidupan makhluk hidup. Hal ini sangat keterkaitan antara satu dengan yang lain. Tanpa air manusia tidak akan dapat bertahan hidup lama, begitu pula dengan makhluk hidup lainnya. Tidak hanya air namun juga beberapa aspek lain sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh Karena itu sebagai manusia ciptaan tuhan yang paling sempurna haruslah saling menjaga dan melindungi lingkungan.
#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

Leave a Reply
Terkait