Deskripsi :
Cipir adalah tumbuhan merambat, memanjat atau membelit, membentuk semak yang menahun. Dalam budidaya biasanya diberi penyangga, namun jika dibiarkan akan menutupi permukaan tanah. Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu, hingga 4 m panjangnya. Berakar banyak, dengan akar samping yang panjang, menjalar datar dekat permukaan tanah, sebagian di antaranya menebal, membentuk umbi. Di Indonesia, kecipir umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang muda, yang beserta pucuk dan daun-daun yang muda biasanya direbus untuk dijadikan untuk lalap, pecel, atau urap atau dicampurkan ke dalam sayur. Umbi akarnya dapat dimakan setelah direbus, namun umbi ini harus dipanen sebelum buah kecipirnya menjadi tua. Rasa umbinya ini mirip dengan bengkuang. Biji-bijinya yang tua dimakan sebagai kacang-kacangan setelah disangrai terlebih dulu. Habitat Kecipir: kecipir hendaknya ditanam pada akhir musim hujan karena sudah bisa berbunga pada musim kemarau. Apabila ditanam pada musim hujan, kecipir akan mengeluarkan daun saja secara-terus menerus dan baru akan berbunga 9 bulan kemudian. Akibatnya, pertambahan jumlah bunga terganggu dan buahnya terdesak. Bijinya ini ditanam di atas tanah yang sudah diolah menjadi bedengan sebagaimana mestinya dengan jarak tanam 60 × 30 cm. Dalam usia 8 hari, biasanya kecipir akan berkecambah. Apabila sudah dewasa, berilah tongkat sebagai tempat untuk merambat Konon kabarnya asal kecipir berasal dari Indonesia dan Papua Nugini.
Source :
http://www.tanobat.com/kecipir-ciri-kecipir-serta-khasiat-dan-manfaat-kecipir.html
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.