Kemana lagi Harimau Sumatera harus Berlindung?

Kucing besar Panthera tigris sumatrae masih menjalani waktu yang sulit. Konservasi mereka giat diperjuangkan namun perburuan dan alih fungsi hutan terus menekan. Bulan ini saja tiga anggota jaringan perburuan dan perdagangan P. tigris sumatrae ditangkap di Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Sebanyak tiga lembar kulit dan tulang belulang menjadi bukti kejahatan mereka. Berdasarkan dugaan polisi kemungkinan mereka merupakan anggota jaringan internasional.

Tingginya permintaan internasional atas tulang P. tigris sumatrae menjadi alasan meningkatnya perburuan di tahun 1980. Negara seperti Korea Selatan, Singapura, Cina dan Taiwan adalah tujuan utama ekspor tulang belulang, biasanya untuk diolah menjadi obat.

Terkadang kebiasaan berburu oleh masyarakat lokal menjadi salah satu penyebab sulitnya perburuan ilegal ditekan, contohnya pada kasus paus. Namun bagi P. tigris sumatrae kondisi ini bukanlah penyebabnya. Masyarakat Sumatera tidak memiliki catatan sejarah atau kebiasaan berburu P. tigris sumatrae, malahan di beberapa daerah hewan ini dianggap sebagai leluhur sehingga tidak boleh diburu. Perburuan kulit di Sumatera juga pada awalnya dikenalkan oleh bangsa Belanda dan Inggris yang menjajah Indonesia.

Hilangnya habitat juga menjadi penyebab penurunan populasi harimau di seluruh dunia. Saat ini habitat mereka hanya tersisa 7% dari luasan awalnya. Dimana luasan habitat dengan populasi padat yang memungkinkan harimau untuk memperluas populasinya kurang dari 10% atau di bawah 120.000 ha. Di Indonesia sendiri habitat terluas P. tigris sumatrae ada di Bengkulu, terutama di TN Bukit Barisan Selatan dan TN Kerinci Seblat. Sayangnya di sekitar taman nasional masih saja banyak kasus perburuan. Jika di sanapun P. tigris sumatrae tidak aman, kemana lagi kucing besar kesayangan Indonesia ini akan berlindung?

Sumber : https://newsroom.wcs.org/News-Releases/articleType/ArticleView/articleId/8872/Statement-of-Concern-by-Tiger-Biologists.aspx http://www.mongabay.co.id/2017/07/14/ditangkap-5-anggota-jaringan-perdagangan-ilegal-harimau-sumatera/ http://www.mongabay.co.id/2017/01/11/nestapa-hidup-harimau-sumatera-diburu-hingga-menuju-kepunahan-bagian-2/