Meranti / Majau

Flora
Meranti / Majau
3 Februari 2015
9990
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Meranti termasuk keluarga Dipterocarpaceae. Secara harfiah, Dipterocarpaceae berasal dari kata latin, yaitu di = dua, carpa=carpus=sayap, yang berarti buah bersayap dua. Jenis Dipterocarpus (jenis-jenis Kruing), Cotylelobium dan Anisoptera (jenis-jenis mersawa) umumnya bersayap dua, sedangkan Hopea (jenis-jenis merawan), Parashorea dan Shorea (jenis-jenis meranti, bangkirai dan balau) memiliki sayap bervariasi antara 2-5,  namun Vatica (jenis-jenis resak) memiliki sayap yang sangat pendek bahkan tanpa sayap.

Pohon meranti memiliki bentuk batang bulat silindris, dengan tinggi total mencapai 40-50 m. Kulit kayu rata atau beralur dalam atau dangkal, berwarna keabu-abuan sampai coklat. Pada umumnya berbanir tinggi sampai 6-7 m. Nama kayu perdagangan meranti ditentukan dari warna kayu gubalnya, seperti meranti Putih, meranti Kuning dan meranti merah.

Ketika saya berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser, saya menjumpai begitu banyak pohon ini tumbuh disana. Pohon yang menjulang tinggi ini memiliki harga jual yang tinggi, sehingga pohon ini menjadi favorit. Tapi alangkah baik nya jika pohon ini tetap kita jaga, kita lestarikan.

Sumber : www.arkive.org

Kayu Meranti merupakan salah satu jenis pohon khas daerah tropis yang cukup terkenal. Dan pohon  ini juga termasuk salah satu jenis pohon komersial yang banyak peminatnya. Di Indonesia, pohon  meranti berasal dari beberapa daerah yakni Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan beberapa juga ada yang berasal dari Sulawesi. Dan dari keempat daerah itu, Kalimantan merupakan daerah penghasil kayu meranti yang paling bagus dari pada tiga daerah lainnya, sehingga orang-orang banyak yang menyebut meranti sebagai kayu kalimantan. 
 
Di pasaran, kayu meranti dikenal memiliki tiga jenis yang berbeda, yakni meranti merah, meranti putih dan meranti kuning. Khusus untuk jenis kayu meranti kuning, daerah penghasilnya hanya ada dua yakni Sumatra dan Kalimantan saja.
 
 
SALAM RIMBA
DAVID PASARIBU
Tentang Penulis
David Pasaribu
Universitas Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

2017-07-28
Difference:

Tinggalkan Balasan