KEHATI Adakan Pelatihan Dasar Navigasi Darat Bagi Pejuang Keanekaragaman Hayati Muda

Siaran Pers
KEHATI Adakan Pelatihan Dasar Navigasi Darat Bagi Pejuang Keanekaragaman Hayati Muda
10 Oktober 2022
846

Jakarta- Yayasan KEHATI mengadakan pelatihan navigasi darat kepada Biodiversity Warriors KEHATI baik teori maupun praktik lapangan di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur (24/9). Sebagai generasi muda yang banyak menghabiskan waktu di alam bebas, kemampuan ini penting dimiliki oleh Biodiversity Warriors.

Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik kondisi permukaan serta bentang dunia dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas. Kemampuan yang tentu diperlukan oleh profesi yang banyak menghabiskan waktu di alam liar, seperti pencinta alam, anggota tim pencari dan penyelamat (search and rescue), peneliti keanekaragaman hayati, sampai tentara.

“Kedepannya, pelestarian keanekaragaman hayati akan menhadati tantangan yang semakin berat dan kompleks. Pelatihan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para pejuang keanekaragaman hayati muda KEHATI. Selain itu, para peserta pelatihan dapat terlibat pada kegiatan sosial lain seperti penyelamatan korban bencana alam, dan lain-lain,” ujar Direktur Komunikasi dan Kemitraan Rika Anggraini.

Dalam navigasi darat kemampuan dalam membaca peta dan menggunakan Kompas wajib dikuasai. Pada pelatihan ini, peserta diajarkan lebih dalam komponen yang dapat dilihat dan dipelajari dalam peta, antara lain judul peta, nomor peta, koordinat peta, kontur, skala peta, dan legenda peta.

Gambar 1. Peserta Pelatihan Diajarkan Penggunaan Kompas Untuk Navigasi

Setelah itu, peserta mempelajari teknik navigasi darat menggunakan Kompas. Pertama, peserta diajari memahami arah utara, selatan, barat, dan timur. Sudut utara adalah arah yang penting, karena menjadi acuan utama yang ditunjukkan melalui jarum merah. Di bagian rumah kompas terdapat skala angka 0–360 serta huruf N, S, W, E yang merupakan petunjuk arah. Yang penting adalah bagaimana peserta dapat mengetahui cara mengambil arah yang benar sesuai arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Pastikan tidak ada benda yang mengandung besi di dekat kompas, karena hal tersebut dapat mengganggu pergerakan jarum kompas.

Selain peta dan kompas, terdapat beberapa alat navigasi darat lain yang perlu diketahui, yaitu:

  • Roamer, yaitu salah satu alat bantu yang diperuntukkan untuk membantu membaca koordinat suatu titik yang telah diplot pada peta.
  • Douglas protractor, yaitu sebuah busur derajat berbentuk kotak yang berfungsi menentukan arah sudut.
  • Global Positioning System (GPS), yaitu sistem navigasi berbasis satelit yang terdiri dari setidaknya 24 satelit. Fungsi GPS ini adalah untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kecepatan, arah, letak, dan juga waktu.
  • Google Earth, yaitu sebuah program globe virtual yang memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara, dan juga globe GIS 3D.

Gambar 2. Peserta BW in Training Melakukan Uji Coba Navigasi Darat dan Orientering di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta

Tentang Biodiversity Warriors

Dibentuk pada 18 Juni 2014, Biodiversity Warriors (BW) adalah gerakan anak muda yang diinisiasi oleh Yayasan KEHATI yang bertujuan memopulerkan keanekaragaman hayati Indonesia dari segi keunikan, pelestarian, pemanfaatan secara berkelanjutan baik melalui aksi nyata maupun dunia maya.

Sampai Desember 2021, jumlah anggota BW mencapai 4.072 orang yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Untuk lebih mengarusutamakan isu keanekaragaman hayati di kalangan mahasiswa, Yayasan KEHATI menjalin kerja sama dengan beberapa universitas untuk membentuk Jaringan Biodiversity Warriors, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, IPB, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Andalas, Universitas Tanjungpura, Universitas Mulawarman, Universitas Nasional, dan London School Public Relations

Tinggalkan Balasan