Negara Mega-biodiversity : Invisible Treasure

Animal, Flora, Forestry, Marine
Negara Mega-biodiversity : Invisible Treasure
4 May 2022
4594
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Indonesia dikenal sebagai negara Mega-biodiversity terbesar ke-2 di dunia, yang berarti Indonesia memiliki keragaman hayati yang sangat besar jumlah dan jenisnya. Hal ini menjadi asset, kekuatan, dan juga harta milik Indonesia yang sangat berharga dan perlu dijaga, dilestarikan, dan terus dipelajari untuk jangka panjang. Selain itu, biodiversitas memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di sekitarnya, seperti menjadi sumber bahan pangan, sumber energi, dan masih banyak lagi.

 

Pada tanggal 22 April lalu, Kak Syarif selaku perwakilan dari Yayasan KEHATI melakukan sesi sharing dan diskusi di kelas Media and Environment UMN. Dari sesi sharing dan diskusi tersebut, saya mempelajari banyak hal baru yang memeperluas pengetahuan serta wawasan saya mengenai biodiversitas/keanekaragaman hayati.

 

Menurut UU No.5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman dari semua sumber, yaitu : daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya.  Berdasarkan definisi tersebut, keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

 

Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan serta intensitas sinar matahari yang tinggi, sehingga mendorong terjadinya keanekaragaman hayati di Indonesia. Selain itu, letak Indonesia di antara dua benua (Asia dan Australia) juga menjadi faktor tingginya keanekaragaman hayati di negara ini.

 

Kak Syarif menyatakan bahwa terdapat bukti yang menunjukkan mengapa Indonesia menjadi negara Mega-biodiversity terbesar ke-2 di dunia, setelah Brazil. Hal ini dibuktikan oleh riset yang mengatakan bahwa Indonesia merupakan tempat tumbuhnya 10% spesies bunga yang ada di dunia, serta rumah bagi 12% mamalia, 16% spesies reptilia, dan 17% spesies burung yang ada di dunia. Sayangnya, terlepas dari keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, kerusakan lingkungan yang terjadi hingga saat ini mengancam keberadaan keanekaragaman hayati yang kita miliki.

 

Kita sebagai manusia, sangat bergantung pada keanekaragaman hayati lebih dari yang kita sadari. Walau begitu, seringkali kita tidak menyadari betapa pentingnya peran keanekaragaman hayati terhadap kehidupan manusia. Ternyata, setidaknya 40% dari ekonomi dunia dan 80% dari kebutuhan manusia berasal dari sumber daya alam. Dengan kehidupan alam yang beranekaragam, maka kemungkinan adanya penemuan medis baru, perkembangan ekonomi, dan cara adaptif mengatasi tantangan seperti perubahan iklim sangatlah tinggi. Sayang sekali melihat semua kemungkinan itu berpotensi hilang hanya karena keserakahan manusia.

 

Di Indonesia sendiri, berkurang/hilangnya keanekaragaman hayati cukup mengkhawatirkan. Flora dan fauna yang tengah berada di ambang kepunahan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu degradasi habitat, perubahan landscape, overexploitasi, polusi, perubahan iklim, dan perdagangan satwa liar. Disamping semua faktor tersebut, deforestasi merupakan penyebab utama berkurangnya keranekaragaman hayati di Indonesia, karena hutan merupakan habitat alami dari banyak makhluk hidup.

 

Dilansir dari BBC Indonesia, deforestasi di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,1 hektar per tahun pada 2009—2013, menjadi 1,47 hektar per tahun pada 2013—2017 berdasarkan data dari Forest Watch Indonesia (FWI). Selain itu, tingkat deforestasi dari tahun 2017 sampai sekarang memang mengalami penurunan, namun hal ini bukan disebabkan oleh peran/intervensi pemerintah dalam upaya mengurangi deforestasi, melainkan karena sumber daya hutan yang telah habis seperti di Sumatra dan Jawa.

 

Selain deforestasi, masalah sampah di Indonesia juga menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi kelangsungan dan kelestarian keanekaragaman hayati yang dimiliki. Dalam diskusi tersebut, Kak Syarif menunjukkan sebuah infografis yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara ke-2 penyumbang sampah plastik terbanyak ke lautan. Hal ini sangat berbahaya bagi keanekaragaman hayati, karena sampah plastik tersebut dapat mengancam kelestarian terumbu karang, di mana Indonesia merupakan pusat keanekaragaman jenis karang di dunia. Diperkirakan, setidaknya 590 jenis karang dapat ditemukan di Indonesia. Dalam bahasan tersebut, Kak Syarif menyatakan bahwa plastik sangat tidak baik untuk kesehatan terumbu karang, dan terumbu karang yang tertutup plastik selama empat hari akan mengalami kematian.

 

Sadar atau tidak, penyebab utama hilangnya keanekaragaman hayati dan rusaknya lingkungan hidup adalah ulah manusia. Keserakahan dan tuntutan memenuhi kebutuhan merupakan hal yang menghalangi manusia untuk menyadari kerusakan yang telah diperbuat. Jika tidak dilakukan perubahan, hutan, laut, dan lingkungan hidup di sekitar kita akan semakin rusak dan pada akhirnya akan terlambat untuk diselamatkan. Kehidupan yang kita kenal sekarang akan menjadi sejarah. Oleh karena itu, kita harus memulai membuat perubahan mulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia harus belajar untuk hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya, demi masa depan yang lebih baik.

About Author
Naila Shafa
Desain Komunikasi Visual

Leave a Reply

2022-05-04
Difference:

Leave a Reply