#herpetofauna

Eksplorasi Malam untuk Menelusuri Keanekaragaman Herpetofauna di Pondok Halimun, Selabintana, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Kelompok Pemerhati Amfibi dan Reptil (KPAR) Leucomystax Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan pelantikan anggota baru sekaligus eksplorasi malam di Pondok Halimun, Selabintana, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) pada tanggal 26-27 Januari 2024. Kegiatan ini bukan sekadar sebuah petualangan semata, tetapi juga merupakan sebuah langkah dalam upaya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati, khususnya herpetofauna. Sebelum Eksplorasi Malam untuk Menelusuri Keanekaragaman Herpetofauna di Pondok Halimun, Selabintana, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Bunglon Taman (Calotes versicolor (Daudin, 1802))

Deskripsi: Bunglon taman (Calotes versicolor) merupakan spesies invasif (bukan asli dari Indonesia (introduksi)) dan dapat mengambil alih habitat dan sumber daya dari spesies asli. Warna C. versicolor bervariasi dari abu-abu kecokelatan hingga hijau zaitun. Memiliki garis-garis melintang berwarna gelap di bagian tubuh, terutama di sekitar bagian belakang tubuh dan kaki. Calotes versicolor seringkali ditemukan di Bunglon Taman (Calotes versicolor (Daudin, 1802))

Java White-Lipped Frog (Chalcorana chalconota)

Kongkang kolam jawa memiliki permukaan kulit yang licin tanpa bintil. Warna tubuh hijau kecokelatan. Ciri utama yang mudah dikenali adalah pola titik-titik hitam di atas punggungnya. Katak lain yang mirip: Indosylvirana nicobariensis (kongkang jangkrik). Perbedaan antara kongkang kolam dengan kongkang jangkrik dilihat dari warna tubuh dan dorsolateral di belakang membran tympanum. Kongkang jangkrik memiliki warna Java White-Lipped Frog (Chalcorana chalconota)

Katak pohon jawa (Rhacophorus reinwardtii)

Katak yang sangat khas dengan tubuh berwarna hijau dan selaput kaki berwarna kuning-biru. Dinamakan katak terbang karena memiliki selaput kaki yang sangat lebar, berfungsi untuk gliding ketika melompat dari satu pohon ke pohon lainnya