#herpetofauna

Xenochrophis vittatus I Ular kisik

Xenochrophis vittatus (Linnaeus, 1758) atau Ular kisik termasuk ke dalam genus Xenochrophis yang memiliki panjang tubuh mencapai 70 cm. Jenis ular ini memiliki ciri-ciri berupa tubuh berwarna dasar kehitaman yang terdapat empat jalur garis (pita) memanjang sepanjang tubuh berwarna kuning kecokelatan. Nama “Vittatus” pada spesies ini berarti Pita yang berwarna tersebut. Ular kisik tersebar di Xenochrophis vittatus I Ular kisik

Perenang Hebat I Limnonectes kuhlii

Kehadirannya menunjukkan kualitas air dari sebuah sungai pada dataran tinggi. Mereka gemar beraktivitas pada aliran air terjun, sembunyi dibalik batu, bertengger dan bersuara dibawah gemericik air dengan lantunan suara yang khas. Menetaskan telur yang berkembang menjadi berudu yang cukup besar (mirip dengan bibit ikan lele). Selayaknya aliran sungai air terjun yang deras, katak ini memiliki Perenang Hebat I Limnonectes kuhlii

Gecko gecko I Tokek rumah

Cukup bersahabat dengan jenis reptil yang satu ini. Suaranya kerap sekali membisingkan penghuni rumah, dianggap menjijikan karena tampilan dan tekstur pada telapak tungkainya. Bahkan banyak masyarakat menganggap hewan ini akan sulit melepas gigitannya ketika sudah menggigit sesuatu (harus nunggu guntur baru lepas gigitannya). Gecko gecko atau tokek rumah sangat gemar menghuni atap rumah, jenis ini Gecko gecko I Tokek rumah

Hylarana erythraea I Kongkang Gading

Hylarana erythraea (Schlegel, 1837) atau Common Green Frog merupakan anggota dari famili Ranidae (kelompok katak sejati) yang memiliki ciri berupa warna hijau muda yang cantik. Jenis ini berukuran kecil hingga sedang yang menghuni kolam-kolam pada dataran rendah. Kongkang gading banyak menghabiskan waktunya di air dan bertengger diatas daun teratai. Persebaran H. erythraea sangat luas di dataran Asia, Hylarana erythraea I Kongkang Gading

Takydromus sexlineatus I Asian Grass Lizard

Takydromus sexlineatus (Daudin, 1802) atau lebih sering kita kenal dengan kadal rumput berukuran kecil dengan garis putih memanjang dari ujung kepala hingga ekor pada bagian ventralnya. Jenis ini kian tergeser dengan membludaknya populasi jenis invasif Calotes versicolor yang membuat persaingan makanan lebih ketat. Selain itu, penghilangan lahan perkebunan juga mengancam habitat mereka di alam. Jenis ini sangat Takydromus sexlineatus I Asian Grass Lizard

Fejervarya limnocharis I Katak Tegalan

Fejervarya limnocharis (Gravenhorst, 1829) merupakan anggota dari Digcoglossidae yang sering disebut dengan nama lokal Katak Tegalan. Jenis ini biasa mendiami kolam, sawah, dan sungai pada dataran rendah. Memiliki ciri morfologi berupa garis memanjang pada bagian dorsal dari ujung moncong hingga anal. Katak ini menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi di Indonesia, banyak orang yang membudidayakan untuk Fejervarya limnocharis I Katak Tegalan

Nyctixalus margaritifer I Katak Pohon Mutiara

Nyctixalus margaritifer (Boulenger, 1882) sinonim Java Indonesian Tree-frog, dikenal dengan nama lokal Katak-pohon Mutiara merupakan famili dari Rhacophoridae marga Nyctixalus. Jenis ini memiliki warna merah menyala dengan tekstur tubuh berbintil, serta corak putih seperti mutiara yang tersebar di sepanjang kelopak mata. Nyctixalus margaritifer merupakan katak endemik asal Jawa yang berdistribusi utama di kawasan Taman Nasional Gunung Nyctixalus margaritifer I Katak Pohon Mutiara

Microhyla achatina I Percil Jawa

Microhyla achatina (Tschudi, 1838) merupakan anggota dari famili microhylidae dengan tubuh kecil dan ramping serta memiliki moncong yang lancip. Individu jantan dewasa berukuran sekitar 20 mm dan betina 25 mm. Katak ini biasa dijumpai pada hutan primer dan sekunder, beberapa kasus ditemukan individu yang melakukan panggilan suara di antara rerumputan atau semak yang basah didekat Microhyla achatina I Percil Jawa

Phrynoidis asper I Kodok-buduk Sungai

Phrynoidis asper (Gravenhorst, 1829) lebih sering dikenal dengan nama lokal kodok sungai besar, kodok puru hutan dan kodok batu. Kodok ini berukuran besar dan gagah dengan kulit berbintil kasar. Ukuran jantan mencapai 100 mm dan betina dewasa hingga mencapai 140 mm. Kodok ini berwarna hitam gelap serta bola mata kuning dan menghuni tepian di hutan Phrynoidis asper I Kodok-buduk Sungai

CRYPTIC SPECIES (TANTANGAN DALAM TAKSONOMI)

Taksonomi merupakan ilmu yang dapat memudahkan dalam mempelajari, mencirikan, dan mengelompokan makhluk hidup agar dapat lebih mudah diamati. Perkembangan ilmu ini terus mengalami kemajuan khususnya di Indonesia yang menjadi negara dengan julukan Mega Biodiversity Country menurut LIPI, 2019. Hal ini dikarenakan hutan yang melimpah dan iklim tropis yang dapat mendukung persebaran dan habitat banyak sekali CRYPTIC SPECIES (TANTANGAN DALAM TAKSONOMI)