#herpetofauna

The Flying Lizard (Draco walkeri)

Draco merupakan salah satu kadal yang termasuk kedalam famili Agamidae dengan ciri khas berupa lipatan kulit di samping tubuh yang menyerupai sayap, disebut patagium. Patagiumnya berwarna abu-abu, atau coklat kehitaman, dengan satu sampai tiga garis yang berwarna coklat muda atau putih. Pada Jantan, terdapat lipatan kulit yang menggantung di bawah rahang bawah atau leher yang The Flying Lizard (Draco walkeri)

Rhacophorus reinwardtii | katak-pohon berselaput hitam

– Ukuran: Jantan sekitar 4–5 cm, betina bisa mencapai 8–9 cm. – Warna tubuh: Hijau terang hingga hijau tua, dengan bintik hitam di punggung dan kepala. – Selaput kaki: Hitam dengan bintik kuning dan biru cerah —sangat mencolok saat meluncur. – Mata: Besar dengan pupil horizontal, warna iris bisa hijau muda, kuning, atau abu-abu terang.

Polypedates leucomystax | Katak Pohon Bergaris

– Warna: Sangat bervariasi—dari cokelat muda kekuningan hingga abu-abu pucat. – Pola tubuh: Umumnya memiliki garis-garis gelap memanjang di punggung, meski ada juga yang polos atau berbintik. – Mata: Besar dan menonjol, dengan iris kuning keemasan. – Bibir: Atas keemasan, bawah kehitaman. – Kaki: Berselaput sebagian, cocok untuk memanjat dan berenang.

The White-lipped Frog (Chalcorana chalconota)

Kongkang kolam, atau Chalcorana chalconota, adalah nama sejenis katak yang termasuk dalam suku Ranidae. Sebagian besar orang Sunda menyebutnya bangkong kolé. Dalam bahasa Inggris, ular bernama Schlegel’s Frog, ular berbulu putih, ular berbulu kapur, dan ular air berwarna coklat adalah namanya.

Si Bunglon hutan (Gonocephalus chamaeleontinus)

Bunglon hutan tinggal di hutan hujan yang basah. Bunglon hutan jantan berwarna cokelat kebiruan dengan bercak-bercak kuning, merah, dan oranye lebih besar daripada betina, dan panjangnya sekitar 30 hingga 40 cm. Bunglon hutan betina berwarna hijau kecokelatan dan ukurannya lebih kecil.

Keanekaragaman Hayati Indonesia: Menjaga Warisan Alam di Tengah Perubahan Iklim

Negara kita, dengan kekayaan alamnya yang memukau, adalah rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna unik yang hanya bisa ditemukan di sini. Tapi sayangnya, perubahan iklim mengancam keberlangsungan keanekaragaman hayati kita, atau yang biasa disebut sebagai KEHATI. Melalui eksplorasi ragam satwa, ekosistem, pangan lokal, hingga kekayaan genetiknya, kita akan melihat bagaimana Indonesia berjuang untuk mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Menjaga Warisan Alam di Tengah Perubahan Iklim

Bronchocela jubata | Bunglon surai (Duméril & Bibron, 1837)

Bronchocela jubata, atau dikenal juga sebagai Maned Forest Lizard atau Bunglon Surai, adalah salah satu spesies kadal pohon yang termasuk dalam keluarga Agamidae. Kadal ini memiliki panjang total sekitar 55 cm, dengan ekor yang panjang dan melengkung⁽¹⁾. Kepalanya dilapisi dengan sisik-sisik bersudut dan menonjol, serta mata yang dikelilingi kelopak berbintik⁽¹⁾. Punggung dan sisi badannya berwarna Bronchocela jubata | Bunglon surai (Duméril & Bibron, 1837)

Ular siput (Pareas carinatus)

Ular siput (Pareas carinatus) adalah spesies ular dari keluarga Pareidae yang tersebar di wilayah Asia Tenggara. Spesies ini dikenal dengan nama keeled slug-snake atau keeled slug-eating snake dalam bahasa Inggris, yang merujuk pada ciri sisik punggung atasnya (vertebra) yang memiliki struktur berlunas atau keeled. Ular ini memiliki adaptasi khusus dalam memangsa moluska, terutama siput dan Ular siput (Pareas carinatus)