Mengenal Burung Raptor Migran Yang Menakjubkan

Siaran Pers
Mengenal Burung Raptor Migran Yang Menakjubkan
30 November 2021
1681

Setiap Bulan Mei dan Oktober, warga dunia memperingati Hari Burung Migrasi Sedunia. Peringatan ini menjadi penting bukan hanya untuk mengenal keaneragaman burung, namun juga sebagai indikator kondisi alam yang menjadi habitat satwa terbang tersebut. Hal ini semakin dikuatkan dengan tema tahun ini yaitu "Nyanyikan, Terbang, Menjulang – Seperti Burung!" (Sing, Fly, Soar - Like A Bird!) dimana warga dunia diharapkan dapat meyuarakan aspirasi mereka untuk kelestarian burung migrasi dan habitat tempat mereka tinggal.

 

Berbeda dengan pengamatan sebelumnya di bulan Mei yang mengamati burung air, di bulan Oktober ini Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI bersama Burung Indonesia mengamati jenis burung pemangsa (raptor) yang bermigrasi melintasi kawasan Puncak Bogor Jawa Barat.  Mengamati satwa migrasi yang berada di puncak piramida makanan ini memang selalu menarik, terutama hubungannya dengan kondisi dan kelestarian alam, dan dampak yang bisa diberikan.

 

Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI melakukan pengamatan Burung Raptor Migran di kawasan Bukit Paralayang Puncak, Sabtu (30/10/2021)

 

Namun sayangnya, burung pemangsa ini memiliki keterancaman yang tinggi ketika bermigrasi, termasuk di wilayah Indonesia. Dampak perubahan iklim, deforestasi, degradasi, dan fragmentasi lahan menyebabkan rusak dan berkurangnya habitat dan sumber pakan mereka. Belum lagi dengan adanya perburuan liar.

 

“Pengamatan burung pemangsa ini sangat penting. Selain sebagai penyeimbang populasi satwa lain, mereka juga dapat dijadikan indikator kondisi alam yang menjadi daerah singgahan atau tujuan dari migrasinya. Data-data hasil pengamatan akan menjadi penguat analisis bagi tindakan konservasi yang akan dilakukan pihak-pihak terkait,” jelas Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini.

 

Tema tahun ini "Nyanyikan, Terbang, Menjulang – Seperti Burung!" (Sing, Fly, Soar - Like A Bird!) mengajak masyarakat dunia untuk menyuarakan kepedulian mereka terhadap kelestarian burung dan habitatnya. Hal pertama-tama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan burung migran. Selain menyenangkan, melalui pengamatan bisa disisipkan edukasi tentang burung migran itu sendiri, termasuk burung pemangsa.

 

Beberapa fakta unik yang bisa kita ambil terkait burung migran pemangsa ini yaitu:

Penantang Maut

Perjalanan burung pemangsa atau raptor dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan

Penuh dengan perjuangan yang menantang maut. Demi menuju ke daerah yang menyediakan sumber makanan yang cukup, mereka rela berpergian antar benua dengan jarak ribuan kilometer. Beberapa risiko mereka hadapi seperti cuaca ekstrim, tersesat, bahkan sampai diburu oleh para pemburu liar. Risiko ini mereka hadapi pada perjalanan pergi dan pulang ke daerah asalnya.  Bisa dikatakan, separuh hidup burung pemangsa dihabiskan untuk perjalanan menantang maut ini.

 

Pengatur Strategi Yang Brilian

Burung-burung pemangsa ini dapat mengetahui kapan mereka harus bermigrasi dengan mendeteksi perubahan suhu di daerah asalnya. Selain itu, mereka melihat posisi matahari untuk mengetahui musim di daerah asalnya ketika berada di daerah migrasi. Ketika bermigrasi mereka memanfaatkan daerah singgahan untuk beristirahat, mencari makan, dan menghindari cuaca esktrim. Setelah merasa cukup fit dan cuaca mendukung, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan. Indonesia sebagai daerah singgahan dan tujuan mempunyai peranan penting dalam menjaga kesuksesan proses migrasi dan kelestarian burung pemangsa tersebut. Selain itu, ketika pergi berkelompok, mereka akan berbagi peran untuk menghemat energi dan menghindari ancaman burung pemangsa lain.

 

Terbang Bagai Pesawat Canggih

 

Burung migran memiliki kemampuan navigasi yang menimbulkan kekaguman para ilmuwan.  Memori spasial burung yang kompleks mampu menciptakan peta ingatan lokasi-lokasi yang mereka kenal, termasuk hubungan antarlokasi, dan tanda-tanda dan bentang alam yag istimewa. Kemampuan ini juga dapat menghubungkan lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi dan memperkirakan rute penerbangan teraman (sumber: Burung Indonesia)

 

Gustav Kramer, peneliti burung pada tahun 1950 menyatakan agar dapat dapat  tiba di lokasi migrasi, selain mengandalkan orientasi arah, burung migrasi memiliki navigasi lainnya serupa kompas matahari. Dengan kemampuan navigasi ini, burung-burung migran dapat mengurangi risiko kehilangan arah dengan memperhitungkan pergerakan matahari.

 

Untuk menghemat energi, burung pemangsa menggunakan teknik terbang yang menakjubkan. Menggunakan teknik soaring, mereka memanfaatkan arus panas bumi sehingga mereka tidak harus mengepakan sayap. Mereka juga memanfaatkan pantulan angin (slope soaring) dari lembah atau permukaan yang miring untuk meluncur. Teknik ini yang dimanfaatkan manusia di industri penerbangan.

 

Dengan mengetahui fakta tentang burung pemangsa migran ini, diharapkan masyarakat terutama generasi muda dapat semakin peduli dan terlibat dalam pelestarian burung yang berada di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *