Jakarta, 26 November 2025 — Yayasan KEHATI melalui program SOLUSI bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menggelar diskusi publik bertajuk “Melindungi Harta Karun Bumi Pertiwi: Pentingnya Akses dan Pembagian Manfaat Bioprospeksi bagi Masyarakat Adat”. Kegiatan ini menghadirkan mahasiswa IKJ sebagai peserta utama untuk memperkuat peran dunia seni dalam menyuarakan isu bioprospeksi dan keadilan ekologis.
Indonesia adalah salah satu negara megabiodiversitas terbesar di dunia. Berbagai pengetahuan tradisional tentang tumbuhan, obat-obatan, maupun sumber daya biologis telah diwariskan oleh masyarakat adat selama berabad-abad. Namun, di tengah perkembangan riset dan industri berbasis keanekaragaman hayati, praktik bioprospeksi masih sering berjalan tanpa mekanisme yang adil. Pengetahuan tradisional kerap diambil atau dikomersialisasi tanpa persetujuan, tanpa pengakuan, dan tanpa manfaat kembali kepada pemiliknya—a praktik yang dikenal sebagai bio-piracy.
Untuk mencegah ketidakadilan tersebut, mekanisme Access and Benefit-Sharing (ABS) menjadi instrumen penting. Melalui ABS, masyarakat adat dapat memperoleh perlindungan hukum, pengakuan hak, serta manfaat ekonomi dari pengetahuan yang mereka jaga selama ratusan tahun. Selain mendorong keadilan, ABS juga membuka peluang bagi konservasi, riset inovatif, penciptaan lapangan kerja, dan kemitraan yang setara antara masyarakat adat dan dunia sains modern.

Dalam paparannya, Muhammad G. Korebima, Team Leader Program SOLUSI menegaskan bahwa seni memiliki peran strategis dalam mengkomunikasikan isu-isu lingkungan. “Mahasiswa IKJ memiliki kekuatan besar untuk mengubah cara publik memandang keanekaragaman hayati. Melalui karya seni, pesan tentang keadilan ekologis dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan menyentuh sisi emosional masyarakat,” ujarnya.
Acara yang berlangsung di Ruang Galeri FSRD IKJ, Taman Ismail Marzuki, menghadirkan sesi diskusi interaktif, kuis edukatif, serta seremoni penanaman pohon menteng sebagai simbol komitmen pelestarian. Kegiatan ini diikuti sedikitnya 100 mahasiswa IKJ dan dibuka untuk publik melalui format hybrid.
Melalui diskusi ini, peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai bioprospeksi, manfaatnya, tantangan, dan kebijakan yang berlaku. Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa serta mendorong hadirnya karya seni bertema biodiversitas dan masyarakat adat—sebagai bentuk kontribusi dunia kreatif terhadap perlindungan sumber daya hayati Indonesia.
Yayasan KEHATI berharap kolaborasi ini dapat menjadi langkah awal yang memperkuat sinergi antara seniman, akademisi, lembaga konservasi, dan masyarakat adat dalam menjaga kekayaan hayati Nusantara.
Tentang Program SOLUSI ((Solution for Integrated Land and Seascape Management in Indonesia)
Solusi Pengelolaan Lanskap Darat dan Laut Terpadu di Indonesia (SOLUSI) merupakan kemitraan antara pemerintah Indonesia (BAPPENAS) dan pemerintah Jerman (BMUKN) melalui Inisiatif Iklim Internasional (IKI) yang diimplementasikan secara bersama oleh konsorsium untuk menangani degradasi lahan dan bentang laut di Indonesia, dengan meningkatkan ketahanan ekosistem, serta mata pencaharian yang dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Yayasan KEHATI merupakan salah satu anggota konsorsium SOLUSI yang memiliki peran dalam mendukung penyusunan panduan terkait bioprospeksi sebagai suplemen dokumen IBSAP 2025-2045 yang baru diluncurkan oleh pemerintah Indonesia.
Terkait