KEHATI Fasilitasi Anak Muda Untuk Wujudkan Inovasi Lingkungan

Siaran Pers
KEHATI Fasilitasi Anak Muda Untuk Wujudkan Inovasi Lingkungan
4 November 2024
418

Jakarta - Krisis keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup global semakin mengkhawatirkan. Tiga krisis planet atau yang akrab disebut triple planetary crisis, yaitu, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta masalah polusi dan limbah masih terus menghantui. Manusia telah mencoba selama bertahun-tahun agar bumi keluar dari situasi krisis. Namun, langkah mitigasi dan adaptasi masih tertinggal jauh dari dampak kerusakan yang telah terjadi. Sebagai sebuah jawaban, kedepannya peran generasi muda dirasakan sangat penting. Mereka diharapkan dapat memahami permasalahan lingkungan yang sedang terjadi, dan ikut dalam mengambil tindakan nyata untuk menjadikan Planet Bumi sebagai tinggal tinggal yang lebih baik.

 

Namun, generasi muda tak dapat bergerak sendiri. Mereka membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan percepatan perbaikan melalui berbagai inovasi. Menjawab kebutuhan tersebut, Yayasan KEHATI memfasilitasi siswa dan mahasiswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki ide inovasi untuk mengikuti kegiatan BW Camp 2024 selama 3 hari di Ciputri Camping Ground Gunung Bunder Kabupaten Bogor Jawa Barat. Melalui kegiatan ini, para peserta akan diberikan materi bagaimana memproses ide menjadi sebuah temuan yang diharapkan menjadi solusi dari permasalahan lingkungan.

 

“Sudah saatnya kita memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk berkreatifitas dalam program penyelamatan lingkungan. Mereka harus menjadi aktor utama dalam menentukan masa depan mereka sendiri,” ujar Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini.

 

Di tengah gempuran permasalahan lingkungan yang begitu dahsyat, para pegiat lingkungan khususnya generasi muda harus memiliki kemudahan dalam mengakses pengetahuan dan pendanaan. Rika melihat Kegiatan BW Camp 2024 ini sejalan dengan tujuan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk menciptakan mahasiswa yang berkualitas, inovatif, dan siap dalam menghadapi tantangan nyata ke depan, salah satunya yaitu permasalahan lingkungan.

 

Sebagai pemateri, BW Camp 2024 menghadirkan tiga innovator muda yang telah berhasil menciptakan temuan-temuan di bidang lingkungan, antara lain, Muhammad Hafid Rosidin Founder and CEO PT Berkah Inovasi Kreatif Indonesia (BIKI), Muhamad Rifqi Al Ghifari Co-Founder and Chief Business Officer Banana and Partners, dan Mohammad Naufal  CEO Carbon Addons.

 

Muhammad Hafid Rosidin bersama PT BIKI memiliki misi untuk mengurangi kehilangan dan pemborosan makanan dari buah dan sayuran di Indonesia melalui pembuatan low cost Chitasil edible coating untuk membantu para petani meningkatkan kualitas produk yang dipasarkan. Chitasil edible coating digunakan sebagai bahan pelapis yang dapat memperpanjang umur simpan bahan organik. Pelapis tersebut bisa mencegah pembusukan serta memperpanjang masa simpan sekitar 20 buah komoditas buah dan sayuran. Teknologi ini telah diterapkan di beberapa packing house se-Pulau Jawa.

 

Berfokus pada isu waste management, circular economy, dan energi terbarukan, Founder Banana and Partners Muhamad Rifqi Al Ghifari  bersama rekan-rekannya membangun sebuah fasilitas pusat industri daur ulang rumahan yang diberi nama Pandora. Rifqi fokus membangun solusi pada proses daur ulang sampah organik, anorganik, dan spesifik di Kalimantan. Atas inovasinya, Banana & Partners beberapa kali mendapatkan penghargaan, diantaranya juara 1 Shell Live Wire Energy Solution 2022, Runner Up Winner Shell Top Ten Innovator 2022, Juara 1 I-Start Bakrie Group 2022, dan lain-lain.

 

Terakhir, Carbon Addons menghadirkan aksi iklim yang mudah bagi pengguna online untuk menetralkan jejak karbon pembelian. Carbon Addons menggunakan Carbon Offset API/Plugin untuk platform pembelian online. Naufal berharap bisnis yang dikembangkannya dapat berkontribusi pada NDC & SDG13 Indonesia secara global pada tahun 2030 dengan membiayai proyek pengurangan karbon melalui sektor non-pemerintah dan menerapkan strategi Pentahelix, yang melibatkan pemerintah hingga akademisi.

 

“Kami berharap para peserta dapat memanfaatkan interaksi dan belajar dari ketiga pembicara di kegiatan ini. Mereka adalah inspirasi. Di usia yang masih muda, mereka berhasil membuat inovasi dari permasalahan lingkungan yang ada,” jelas Rika.

 

Tentang BW Camp 2024

Sebagai syarat keikutsertaan, setiap peserta diwajibkan membentuk kelompok, memberikan ide inovasi, baseline permasalahan, dan memiliki tingkat kesiapan teknologi (TKT) minimal tingkat 2. Kemudian, ide-ide peserta dinilai kelayakannya oleh para juri. Setelah berhasil terpilih, para kelompok diikutkan di dalam kegiatan camp selama 3 hari untuk mendapatkan pembekalan dari para inventor.

 

Berikut 17 kelompok peserta BW Camp 2024 beserta ide inovasi:

YAPEKA (JumpaDugong: Platform Partisipatif untuk Merekam Perjumpaan Dugong di Perairan Indonesia), Chelonians Jawara (Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Liquid Fertilizer dan Biogas), Larvastics&Foam (Larvatics&Foam: Pengolahan Sampah Kantong Plastik dan Stirofoam oleh Larva Galleria Mellonella, Berbasis Internet of Things Untuk Kota Cerdas Berkelanjutan), Ekulogist (Pemanfaatan Metode Waste Water Garden (WWG) sebagai Solusi Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga yang Ramah Lingkungan di Desa Karekan, Kabupaten Banjarnegara), Ecosphere (POC UBAMERS: Pupuk Organik Cair Kulit Bawang Merah dan Air Beras- Pemanfaatan limbah rumah tangga untuk menyuburkan tanah dan tanaman dengan bahan sederhana serta ramah lingkungan), Lestari Mangrove dan Alam/LEVA (Jakarta Mangrove Tour : Menelisik Potensi Hutan Mangrove dan Kehidupan Fauna Didalamnya), Yayasan Pojok Rakyat Nusantara (Padepokan Nusantara : Pemanfaatan lahan garapan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai komplek pertanian dan perkebunan agroekologis), KMPA Eka Citra UNJ (Molding Plastic), TreeGuard (Pemantauan Pohon untuk Keberlangsungan Biodiversity dan Carbon Save), Betet Urban Revive (Strategi Mengundang Kembali Burung Betet Jawa ke Lingkungan Urban melalui Penanaman).

 

Setelah melalui proses pembekalan, setiap kelompok membuat proposal yang kemudian dipaparkan di hadapan juri. Setelah melalui proses penilaian, juri memutuskan 2 kelompok dengan proposal terbaik, yaitu Yapeka dan Yayasan Pojok Rakyat Nusantara.

 

Yapeka hadir dengan inovasi JumpaDugong, yaitu platform berbasis citizen science yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang distribusi dan populasi dugong di Indonesia dengan melibatkan masyarakat dalam pengumpulan data perjumpaan dugong.

 

JumpaDugong memanfaatkan teknologi digital, termasuk smartphone dan situs untuk memudahkan masyarakat melaporkan perjumpaan dugong, yang kemudian akan diverifikasi dan dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan pendekatan ini, JumpaDugong diharapkan dapat berkontribusi besar dalam mengatasi masalah terkait kurangnya data histori dan ketidaklengkapan dokumentasi, serta memperluas cakupan pengumpulan data dengan melibatkan publik secara aktif.

 

Satu pemenang lain, yaitu Yayasan Pojok Rakyat Nusantara yang mendorong pengelolaan hak guna pakai Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melalui program ekonomi spesies tanaman endemik sebagai salah satu komoditas. Inovasi ini bertujuan meingkatkan kemampuan penelitian, pengembangan dan operasi usaha generasi muda di bidang konservasi alam.

 

Selanjutnya, kedua kelompok akan mendapatkan mentoring dari fasilitator selama 3 bulan dan kemudian mempresentasikan inovasinya di kantor Yayasan KEHATI pada bulan Februari 2025.

 

***

Tentang Yayasan KEHATI

Dibentuk pada 12 Januari 1994, Yayasan KEHATI bertujuan untuk menghimpun dan mengelola sumber daya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan. Beberapa tokoh dibalik terbentuknya Yayasan KEHATI antara lain, Emil Salim, Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim.

 

Selama lebih dari dua dekade, Yayasan KEHATI telah bekerja sama dengan lebih dari 1.500 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, serta mengelola dana hibah lebih dari US$ 200 juta. Dana tersebut berasal dari donor multilateral dan bilateral, sektor swasta, filantrofi, crowd funding, dan endowment fund.

 

Terdapat 3 pendekatan program yang dikelola oleh KEHATI yaitu ekosistem kehutanan, ekosistem pertanian, dan ekosistem kelautan. Selain itu, Yayasan KEHATI juga mengelola program khusus antara lain Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera dan Kalimantan, dan Blue Abadi Fund (BAF), USAID Konservasi Laut Efektif (Kolektif), dan Program Solutions for Integrated Land-and Seascape Management in Indonesia (SOLUSI).

 

Visi

Alam Lestari Untuk Manusia Kini dan Masa Depan Anak Negeri

 

www.kehati.or.id

IG @yayasankehati

FB Yayasan KEHATI

X @KEHATI

TT @yayasankehati.official

 

Tentang Biodiversity Warriors

Dibentuk pada 18 Juni 2014 oleh Yayasan KEHATI, Biodiversity Warriors (BW) adalah gerakan generasi muda yang memiliki tujuan untuk memopulerkan keunikan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia secara adil dan berkelanjutan, baik secara langsung maupun secara digital. Beberapa kegiatan telah dijalankan oleh BW, antara lain edukasi, pelatihan, konservasi, pemberdayaan masyarakat, kampanye digital, dukungan pendanaan konservasi, dan lain-lain.

 

Sampai tahun 2024, Biodiversity Warriors memiliki lebih dari 6.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, dan telah menjalin kerja sama untuk membentuk basis permanen di 10 universitas di Indonesia, antara lain IPB University, UGM, Unand, Untan, LSPR, UMN, Unas, Unika Ruteng, dan IKJ.

 

IG @bwkehati

FB BWKEHATI

X @bwkehati

 

Media Contact

Muhammad Syarifullah

PR and Education Outreach Manager KEHATI

Phone: +6281380909881

Email: [email protected]

Tinggalkan Balasan