






Sekilas Pandang URBIO
Urban Biodiversity (URBIO), merupakan keanekaragaman hayati yang ada di dalam dan sekitar lanskap/Kawasan/ekosistem/lingkungan perkotaan. Ekosistem perkotaan meliputi taman dan hutan kota, koridor jalur hijau jalan, lanskap riparian/bantaran sungai, taman pemakaman, lapangan olah raga, lahan pertanian perkotaan, situ/embung, kebun campuran, pekarangan hingga gedung pencakar langit di milik pemerintahan, perkantoran, hotel dan apartemen yang menerapkan green roof garden, hanging garden, balcony garden, window garden dan lain-lain. URBIO meliputi keragaman jenis baik flora maupun fauna. Keragaman jenis flora dan fauna lanskap perkotaan tidak kalah menariknya dengan flora fauna di perdesaan atau sekalipun flora fauna lanskap alami.
Lanskap/ekosistem perkotaan sangat potensial dikembangkan sebagai media konservasi keanekaragaman hayati. Ekosistem perkotaan mampu menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka biru (RTB) sebagai habitat bagi berbagai jenis tumbuhan, tanaman, hewan, ternak, serta satwa liar. Implementasi URBIO, misal green roof garden, dapat menjadi contoh sebagai penyediaan ruang terbuka hijau yang dapat mengurangi efek pulau panas perkotaan atau urban heat island (UHI). Ragam jenis tanaman baik yang dibudidayakan di tanah (terrestrial base), atau tumbuh di perairan (aquatic based) bisa menarik kehadirannya ragam satwa liar seperti burung, ragam serangga penyerbuk bunga, serangga lainnya seperti kupu-kupu, kumbang, capung, hingga kunang-kungan, dan lain-lain.
Manfaat, Tantangan dan Hambatan URBIO
Lanskap RTH dan RTB perkotaan, sangat berperan dalam konservasi URBIO dan memberi manfaat pada lingkungan perkotaan. Manfaat tersebut antara lain, yaitu: (1) meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan dengan menyediakan ruang hijau, mengurangi polusi udara; (2) meningkatkan kesadaran lingkungan bagi masyarakat; (3) mengurangi efek pulau panas di mana RTH/RTB dapat meyerap CO2, meningkatkan albedo, dan berdampak menurunkan temperatur udara setempat; (4) URBIO dapat meningkatkan biodiversitas dengan menyediakan habitat bagi berbagai jenis tanaman, tumbuhan, ragam jenis hewan, ternak, ikan serta satwa liar perkotaan.
Hambatan URBIO di perkotaan, pertama, yaitu adanya perubahan tata-guna lahan dan penutupan lahan (land use & land cover changes/LUCC) yang begitu cepat. LUCC ini berdampak pada penurunan luasan RTH/RTB. Hal ini berarti mempersempit media tumbuh kembang serta ruang gerak bagi URBIO flora/fauna. Kedua, tingkat pencemaran limbah sampah padat, pencemaran udara, dan pencemaran di ekosistem perairan. Pencemaran tersebut berdampak pada hambatan bagi URBIO, bahkan bisa memusnahkan jenis-jenis yang sangat rentan pada perubahan lingkungan. URBIO bukan semata flora fauna yang ada di darat saja, tetapi juga di udara, dan di perairan. Berapa banyak, ragam jenis ikan, crustacea, ganggang, bentos, algae dalam perairan perkotaan: sungai, kanal, situ, embung dan kolam akan terdampak jika ada pencemaran air.
Konservasi URBIO ini memberi tantangan bagi semua Stakeholders: academy, business, government, community dan media. Tantangannya adalah bagaimana Pentahelix (A-B-G-C-M) tersebut terjalin bersinergi. Manajemen lingkungan dilakukan terintegrasi. Hasil dari akademisi bisa diadopsi untuk diterapkan di lapangan. Para pebisnis di industri manufaktur harus patuh terhadap kedisiplinan dalam mengolah limbahnya secara baik. Pemerintah, selain membuat regulasi, juga mampu menegakkan hukum. Memberikan sanksi keras pada setiap pelanggaran sebagai upaya disincentive. Sebaliknya pemerintah memberi apresiasi, penghargaan, sebagai incentive, bagi siapa saja yang mendukung dan mematuhi pelestarian dan konservasi URBIO. Masyarakat individu (tokoh agama, informal leaders) maupun kelompok, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan, perlu memberikan edukasi, petuah kepada masyarakat awam untuk lebih perduli lingkungan. Tindakan tersebut bisa disebarkan melalui media masa cetak maupun elektronik, atau yang paling efektif melalui media sosial.
Konservasi URBIO dan Perlindungan Tata Air
Konservasi URBIO dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adalah perencanaan dan desain kota yang mempertimbangkan keanekaragaman hayati dapat meningkatkan URBIO. Kedua, ketersediaan ruang hijau yang memadai juga dapat meningkatkan URBIO. Ketiga, manajemen kualitas lingkungan yang baik dipastikan dapat meningkatkan URBIO. Dengan demikian, URBIO dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan dan mengurangi dampak negatif perkotaan terhadap lingkungan.
URBIO dapat menjadi bio-indicator lingkungan perkotaan. Jenis tanaman produktif sebagai bahan pangan maupun tanaman hias, dari keluarga Leguminosae atau Fabaceae, sering kita sebut kacang-kacangan. Contohnya, kacang tanah, kedelai, katuk, turi, pete cina, petai, flamboyan, spatodea, kihujan dan lain-lain. Mereka adalah jenis yang dapat menyuburkan tanah, karena memiliki bintil akar, yaitu bakteri Rhizobium. Ia dapat mengfiksasi Nitrogen dari udara. Bio-indicator udara yang bersih dicirikan berlimpahnya jenis burung di perkotaan. Terutama burung gagak. Gagak sangat sensitif terhadap udara kotor. Jadi jika di lanskap perkotaan kita banyak dijumpai burung gagak, seperti di kota-kota di Jepang, Kota Singapore dan Kuala Lumpur, berarti udara kota tersebut bisa diindikasikan tidak berpolusi. Diketahui beberapa tanaman hias produktif yang hemat dalam penggunaan air a.l. kaktus, bromeliaceous/nanas-nanasan, buah naga, bogenvil. Adapun jenis pohon yang dapat menyimpan dan memproteksi sumber daya air dengan baik, a.l sagu, nipah-nibung, palem-paleman, putat, gayam, beringin, dan bambu.
Setiap 22 Maret, diperingati sebagai Hari Air Sedunia (World Water Day). Tahun 2025 mengangkat “the importance of fresh water”. Sebagai penutup, bahwa URBIO bisa menjadi bio-indicator untuk lingkungan yang memiliki sumber air yang bersih. Ia bisa berperan dalam pelestarian sumberdaya air. Keberadaan ragam jenis capung, terutama capung jarum, keberadaannya adalah indikasi perairan, badan-badan air, sumber airnya bersih, tidak berpolusi. Bio-indicator yang lebih tinggi lagi adalah kunang-kunang. Munculnya kunang-kunang di malam hari, ini menjamin sebagai indikator lingkungan perairan di persawahan, di sungai-sungai, saluran irigasi bahkan saluran drainase bebas dari pencemaran. Pengalaman saya di berbagai kota di Jepang yang bisa mengkonservasi kunang-kungan dengan baik, mendapat apresiasi sebagai kota yang memiliki badan-badan air terbersih. Kota tersebut adalah Okayama, Fukuyama, Hiroshima dan lain-lain. Di beberapa kota tersebut telah didirikan museum kunang-kunang dan pada setiap awal musim panas sekitar bulan Juni selalu ada festival kunang-kunang (Hotaru Matsuri). Satu momentum setahun sekali, setelah sebelas bulan telur serangga dorman yang menempel pada jenis siput tertentu (yang akan hidup jika airnya tidak tercemar), menjadi larva, kemudian menjadi serangga di awal musim panas. Ribuan bahkan mungkin jutaan kunang-kunang berkelap-kelip di malam hari. Mereka menghiasi lanskap di atas badan air yang sangat menakjubkan, so amazing…..
Laladon, 17 Maret 2025
Penulis adalah Professor di biang Ekologi Lanskap dan Manajemen Lingkungan
Kepala Divisi Manajemen Lanskap – Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian
Ketua Progam Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)
Sekolah Pascasarjana – IPB University
Cover foto: https://www.google.com/imgres?q=taman%20langsat&imgurl=https%3A%2F%2Fik.imagekit.io%2Ftvlk%2Fblog%2F2024%2F08%2Fshutterstock_2346025009.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.traveloka.com%2Fid-id%2Fexplore%2Fdestination%2Ftaman-langsat-acc%2F416631&docid=46oocD7iqmZeXM&tbnid=1rRbhd8-n33McM&vet=12ahUKEwi6icrX_pSMAxUUzTgGHX8XL7MQM3oECBoQAA..i&w=1000&h=667&hcb=2&ved=2ahUKEwi6icrX_pSMAxUUzTgGHX8XL7MQM3oECBoQAA



IPB University
Terkait