Bambu : Konservasi, Sosial Budaya Dan Ekonomi

Aktivitas, Flora, Pertanian
Bambu : Konservasi, Sosial Budaya Dan Ekonomi
26 November 2023
1228

Bambu mempunyai manfaat yang sangat banyak dilihat dari segi konservasi, sosial budaya dan ekonomi, juga salah satu tanaman yang digolongkan ke dalam hasil hutan bukan kayu. Bagi Indonesia bambu merupakan tanaman yang umum terdapat di pedesaan dan sangat bermanfaat serta sebagai andalan bagi penduduk yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan. Bambu pada awalnya merupakan tumbuhan liar, tidak dibudidayakan, banyak ditemukan di hutan, dilereng gunung dan sungai yang  juga berfungsi sebagai konservasi tanah. Tumbuhan ini tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim dingin, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 4000 m diatas permukaan laut  serta dapat berkembang   baik di daerah beriklim lembab dan panas.  Indonesia memiliki ± 170 jenis dari keanekaragaman bambu di dunia yang sampai saat ini sudah diketahui ± 1700 jenis.  Sampai saat ini diperkirakan hampir 50  jenis bambu yang ada di Indonesia telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri bambu baik sebagai industri rumah tangga seperti kerajinan, bahan bangunan, pulp (untuk kertas), sumpit, arang aktif, briket, rebung untuk pangan dan usaha lain.

 

Sejak dahulu bambu ditanam nenek moyang tanpa ada penanaman baru, sedangkan generasi muda saat ini hanya memanfaatkan sumber daya yang ada dan belum mencoba menanamnya dalam skala besar. Bagi penduduk di pedesaan penanaman bambu dalam skala kecil bukan merupakan hal yang sulit, tetapi pada kenyataannya bila penanaman dilakukan dalam skala besar,  angka kematian bibit sangat tinggi.

 

Meskipun secara ekologi, sosial budaya dan ekonomi  bambu telah memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat dan Negara, namun sayangnya perhatian pemerintah, dunia usaha dan masyarakat terhadap pelestarian dan pemanfaatan bambu masih sangat terbatas.  Mengingat kebutuhan akan bambu untuk kepentingan pembangunan terus meningkat, sedangkan populasi bambu semakin terbatas maka dikhawatirkan proses pengurangan dan penebangan bambu akan terus berlanjut, sehingga mengancam kelestarian bambu di Indonesia.  Oleh karena itu diperlukan usaha terpadu dan berjangka panjang untuk melestarikan dan memanfaatkan

 

bambu secara berkelanjutan.  Dengan menggunakan strategi yang sama setiap sektor pembangunan di pusat dan Daerah, dunia usaha serta masyarakat dapat bekerja sama, saling membantu serta menguntungkan sehingga sasaran pelestarian dan pemanfaatan bambu secara berkelanjutan dapat dicapai.

 

Konservasi

       Bambu merupakan jenis tanaman yang baik digunakan untuk konservasi tanah dan air terutama untuk tanah-tanah yang marginal dan tanah-tanah yang kering serta tandus, karena bambu memiliki system perakaran yang kuat dan luas dapat memperkuat ikatan partikel-partikel tanah dan mampu menahan limpasan air sehingga dapat mencegah tanah yang rawan longsor pada kondisi tanah yang miring.  Dengan penanaman bambu secara luas dilahan kritis, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya dukung lingkungan.  Sebagai tanaman yang memiliki total luas daun yang besar dan jaringan akar yang luas, tanaman bambu dapat ikut menyerap dan mengikat berbagai bahan dan gas pencemar di udara, tanah dan air, sehingga bambu dapat digunakan untuk membantu program pemurnian air, mengurangi polusi udara serta mengurangi kebisingan suara.

 

 Sosial budaya

Bagi kehidupan salah satu contohnya masyarakat Bali, bambu erat hubungannya dengan budaya, sehingga keberadaan bambu di Bali sangat berbeda dengan jenis-jenis yang ada. Pemanfaatan bambu di Pulau Bali sangatlah bervariasi sejak manusia dilahirkan kemudian diikuti oleh Upacara hingga ke perkawinan maupun kematian. Pentingnya bambu dalam setiap upacara menjadikan bambu sebagai salah satu pilar dalam kehidupan masyarakat Bali. Dalam setiap upacara Yadnya   selalu menggunakan bambu. Yang lebih spesifik bahwa bambu yang digunakan dalam upacara Yadnya adalah jenis bambu tertentu, yang tidak bisa digantikan dengan jenis lain. Hal ini merupakan salah satu misteri tentang bambu. Misteri bambu di Bali sangat beragam yang diimplementasikan dalam budaya di Bali (cultural diversity). Keragaman budaya merupakan bagian integral dari hak asasi manusia. Kehidupan akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan karakter masyarakat dan karakter alam lingkungan seperti rumpun bambu yang kuat, sejuk bersatu, sehingga masyarakat Bali akan melaksanakan kebudayaan lokal yang unik dan menarik (local genius).

 

 

Ekonomi

       Bambu sebagai bahan dasar bagi kerajinan rakyat untuk pembuatan alat-alat rumah tangga seperti meubel, hiasan dan alat-alat dapur.  Dengan desain yang modern nilai tambah hasil-hasil kerajinan rakyat terbuat dari bambu dapat bernilai ekonomis tinggi.  Sebagai bahan untuk pembangunan rumah, jembatan, atap dan lantai, bambu dapat mengganti peranan kayu karena mempunyai rasio penyusutan yang kecil, dapat melengkung, tahan terhadap tekanan.  Dengan teknologi pengawetan yang baru maka daya tahan bambu dapat diperpanjang sehingga sama dengan daya tahan kayu.

 

Bahan Baku Industri

Kebutuhan konsumen domestik dan dunia akan alat bantu makan seperti sumpit masih tinggi terutama di pasar Asia Timur seperti Taiwan, Singapura, Hongkong, Jepang dan lainnya.  Banyak industri sumpit disekitar Bandung dan Bogor yang saat ini tidak beroperasi bukan disebabkan oleh berkurangnya permintaan pasar, tetapi karena berkurangnya bahan baku yaitu bambu.

Di Cina dan Jepang bambu digunakan sebagai bahan pembuatan pulp dan kertas yang berkualitas tinggi.  Sebagai bahan pembuat kertas, bambu memiliki banyak keuntungan bila dibandingkan dengan kayu.  Bambu memiliki serat panjang seperti halnya serat dari pohon pinus yang saat ini dipakai sebagai bahan baku kertas. Serat panjang sangat diperlukan untuk membuat kertas berkualitas tinggi.

Panel-panel bambu sangat baik digunakan untuk dinding, sekat dan lantai rumah.  Dengan teknologi modern tersebut citra rumah bambu yang selama ini dianggap rumah miskin akan diubah menjadi citra rumah yang eksklusif.

 

 Bahan Makanan

       Rebung bambu merupakan salah satu bahan pangan dari banyak penduduk dunia terutama di benua Asia seperti Cina, Jepang, Taiwan, Thailand dan Indonesia.  Kebutuhan dunia akan rebung terus meningkat sejalan dengan kecendrungan konsumen akan jenis makanan alami.

Pada umumnya tujuan utama penanaman bambu hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan industri yang berbasiskan bahan baku dari bambu, misalnya kerajinan, bahan bangunan dan alat-alat dapur, sehingga pada saat musim hujan, rebung yang tumbuh hanya dipanen untuk dikonsumsi sendiri dan kelebihannya dijual.  Disamping itu pula permintaan akan rebung untuk eksport sangat tinggi.   Maka dengan peningkatan areal bambu dan penerapan teknologi budi daya bambu secara massal diharapkan kebutuhan pasar tersebut dapat dipenuhi.

 

Tentang Penulis
Dr.Ir. Pande Ketut Diah Kencana, MS
Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Syarat dan ketentuan

  1. Memuat hanya topik terkait keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup
  2. Panjang tulisan 5.000-6.000 karakter
  3. Tidak plagiat
  4. Tulisan belum pernah dimuat di media dan situs lain
  5. Mencantumkan nama, jabatan, dan organisasi
  6. Melampirkan foto diri dan biografi singkat
  7. Melampirkan foto pendukung (jika ada)
  8. Mengirimkan tulisan ke [email protected]
  9. Jika akan dimuat dimuat, pihak admin akan menghubungi penulis untuk menginformasikan tanggal pemuatan

Tinggalkan Balasan

Tinggalkan Balasan