KECUBUNG GUNUNG (BRUGMANSIA SUAVELOENS)

Flora
KECUBUNG GUNUNG (BRUGMANSIA SUAVELOENS)
11 April 2017
4800
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Tumbuhan Kecubung Gunung memiliki nama ilmiah Brugmansia suaveloens atau Datura candida (Suaveolens) termasuk dalam ordo solanaceae. (Bercht. & J.Presl dalam Engel & Suchart, 2007). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan perdu yang berbatang kayu dan tebal dan memiliki banyak cabang yang mengembang ke kanan dan ke kiri atau simpodial. Tinggi tumbuhan Kecubung umumnya kurang dari 2 meter. Daun Kecubung Gunung (Brugmansia suaveolens) berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam.Daunnya tunggal (karena bunga terdapat di ketiak daun), filotaksis (folia sparsa atau berseling), apex runcing (acutus), basis tumpul dan tidak simetris. Warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Tekstur bagian atas dan daun berbulu halus. Pertulangan daun menyirip (penninervis) (Engel & Suchart, 2007).

Bunga Kecubung Gunung menyerupai terompet. Pada Kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam. Panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga Kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam. Bentuk bunga aktinomorf (bentuk terompet). Jumlah & warna sepal : 1 & warna hijau muda (bentuk tabung). Jumlah & warna petal :   5 & warna orange muda/ putih. Jumlah Stamen 5. Kedudukan ovarium superus (menumpang). Infloresensi amentum (untai). Braktea/Brakteola tidak ada. Rumus bunganya *Ca 1 Co (5) A 5 G(1) (Engel & Suchart, 2007).

Buah Kecubung Gunung bulat dengan salah satu ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukuran diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri sedangkan bagian dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning kecoklatan. Buah Kecubung Gunung berwarna hijau, buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat dierbanyak dengan cara setek dan biji. Kecubung gunung biasa hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di hutan dan ladang, kecubung gunung juga sering ditanam di kebun atau ditanam sebagai tumbuhan hias di pekarangan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji ataupun stek (Engel & Suchart, 2007).

Hak Cipta
Nama
Nama Latin
Lokasi sebaran
Status konservasi
Manfaat
[wp_ulike]
Fotografer
Eka Apriliyani

Tinggalkan Balasan

2017-04-11
Difference:

Tinggalkan Balasan