Emerita sp. termasuk kedalam subphyllum Crustacea, yang secara umum berkerabat dengan udang (shrimp), kepiting (crab),lobster, dan teritip (barnacle) (Ruppert dan Barner,1994). Hewan ini mempunyai struktur tubuh (morfologi) yang sangat khas . Secara umum hewan ini dilengkapi dengan karapaks dan dua antena seperti sisir yang berbentuk huruf “V”. Kedua antena ini digunakan untuk menangkap makanan. MakananEmerita sp. adalah plankton dan detritus yang terbawa dalam air, sehingga sering disebut filter feeder (Efford, 1970; Watterman, 1960).Emerita sp. termasuk juga kedalam superfamily Hippoidea, yang memiliki ciri-ciri khusus: tubuh sangat pendek dan melengkung; abdomen bilateral simetris, lunak, pipih dorsoventral, atau sedikit membulat; ujung posterior abdomen terlipat ke arah ventral dan ke depan; cephalothoraks tumbuh sangat baik, rata atau lebih kurang silindris; rostrum kecil atau mereduksi; telson di bawah thoraks, memanjang dan meruncing; kaki pertama chelateatau subchelate; kaki kelima benar-benar tereduksi dan melipat, serta selalu berada di bawah karapaks (Barnard,1950; Ruppert dan Barner,1994).
Emerita sp. hidup di pasir pantai terbuka, terutama di pantai berpasir hitam (pasir besi), pada zona basahan antara air pasang tertinggi dan air surut terendah (gambar 2). Hewan ini tersebar sangat luas, yaitu di sepanjang pesisir laut Atlantik sampai Peru dan Chile, serta di pesisir laut Pasifik sampai Amerika Utara dan Selatan (Pechenik, 1991). Di pesisir laut Amerika, Emerita sp tersebar dari Alaska sampai Baja, California (Anonim, 2002b). Di Indonesia, sebaran Emerita sp. belum banyak diketahui.
Di alam, dikenal empat jenis Emerita, yaitu E. talpoida yang lazim disebut mole crab, E. analoga atau sering disebut sand crab, serta E. rathbunae dan E. exluvia (Ruppert dan Barner,1994). Di daerah pesisir selatan Yogyakarta, Emerita sp. biasa disebut undur-undur laut, sedangkan di beberapa daerah di Indonesia, masyarakat menyebutnya sebagai ketam pasir atau ketam laut (Nontji, 1993; dan Trijoko, 1988). Dari hasil penelitian, Emerita sp. mempunyai kemelimpahan yang sangat tinggi, terutama pada pertengahan musim kemarau, atau sekitar Mei-Juni. Di pesisir selatan Yogyakarta, terutama di pesisir selatan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, Emerita sp. memiliki fekunditas telur antara 1.410 – 11.983 butir telur yang berbanding lurus dengan panjang dan lebar karapaks serta berat tubuhnya (Trijoko, 1988). Telur hewan ini berwarna kuning orange yang terletak di bagian ujung ventral, biasa ditutupi oleh telson (Ruppert dan Barner,1994).
Emerita sp. mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 g (berat kering) undur-undur laut mengandung mineral Besi (Fe) sebesar 2,44 mg dan Tembaga (Cu) sebesar 0,348 mg. disamping protein (30-40 % berat bahan), lemak serta mineral lain. Sebagai hewan yang termasuk crustacea, undur-undur laut diduga merupakan penghasil khitin yang cukup besar. Disamping itu, undur-undur laut diduga mengandung asam lemak omega-3 yang cukup tinggi sekitar 0,29-0,32 %. Yang seperti kita tahu,omega-3 berguna untuk pertumbuhan otak.
Selain itu, undur-undur laut ini bisa dijadikan salah satu kuliner yang patut dicoba. Jika anda mengunjungi Pantai Glagah,Jogjakarta maka anda akan menjumpai panganan .Peyek undur-undur laut. Undur-undur laut yang mau dibikin peyek sebelumnya dicuci bersih dahulu kemudian direbus hingga masak. Setelah itu dicampur bersama adonan tepung yang diberi bumbu,kemudian digoreng sampai kering. Jika sudah matang,peyek undur-undur laut siap dihidangkan. Selain dijadikan peyek, binatang ini bisa dijadikan makanan yang lain seperti bakwan undur-undur laut dan tumis undur-undur laut.
Begitu banyak manfaat dari sang undur-undur kecil ini. apakah kalian sudah mencobanya?
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait