






Setiap binatang memiliki cara tersendiri untuk menarik perhatian pasangannya. Ada yang menunjukkan kekuatan, kemampuan membangun rumah, atau keelokan diri. Bagi kura-kura jenis tuntong atau Batagur borneoensis, pejantannya akan memiliki warna mencolok ketika musim kawin. Kepala akan berubah dari kecoklatan menjadi putih, dengan mata dilingkari garis hitam, hidung oranye kemerahan seakan dipoles lipstik merah. Garis merah memanjang di antara kedua mata B. borneoensis menjadi semakin menonjol selama musim kawin ini.
Tuntong B. borneoensis termasuk kura-kura estuari dengan habitat di hutan bakau, terbagi menjadi dua jenis yaitu tuntung laut dan tuntung sungai. Meski habitat sama, namun kedua jenis tuntong memiliki sarang berbeda. Tuntung laut akan meletakkan telur di pantai sedangkan tuntong sungai akan menuju ke hulu untuk bertelur. Untuk tuntung laut, mereka memasuki masa reproduksi ketika berusia 8-12 tahun, dengan rentang musim kawin antara April sampai Agustus.
Saat ini B. borneoensis menyandang status kritis di daftar merah IUCN, hanya satu tingkat sebelum dinyatakan punah di alam liar. Di indonesia habitat awal mereka adalah Sumatera dan Kalimantan namun kini hanya diketahui tersisa di bagian Utara Sumatera. Dengan populasi terbesar ada di Aceh Tamiang, maka dibentuklah pusat penangkaran di sana sejak 2011. Harapannya populasi B. borneoensis bisa terus meningkat dan lestari di habitatnya.
Sumber :
http://nationalgeographic.co.id/berita/2017/09/kebangkitan-badut-ujung-tamiang
http://www.iucnredlist.org/details/163458/0 http://bpsplpadang.kkp.go.id/batagur-borneoensis
Illustrasi: https://www.biolib.cz/IMG/GAL/198241.jpg

Leave a Reply
Terkait