Berukuran kecil (10 cm). Punggung berwarna zaitun, ekor pendek. Menyerupai pipit, dengan bintik tebal khas pada tubuh bagian bawah serta strip hitam pada dan putih pada muka dan ekor. Jantan: dahi jingga. Iris merah, paruh bawah kuning, dan kaki abu-abu. Suara nada tajam “tsit” berulang atau getaran jika dalam bahaya.
Penghuni yang tidak umum pada ketinggian 100-1800 m di Sumatera, mungkin sesekali turun sampai ke permukaan laut. Sedangkan di Kalimantan diketahui hanya dari tiga spesimen yang masih misteri. Ditemukan di hutan campuran pegunungan bawah, pada pohon atau cabang mati, terutama di daerah rumpun bambu. Ketika mencari makan, mengeluarkan suara ringan, tetapi berketuk-ketuk. Mengebor atau mencolok kulit batang untuk mencari serangga dan tempayak yang dijilat dengan lidahnya yang panjang, menjulang dan lengket.
Kaki beradaptasi untuk bergayut pada pohon hanya dengan dua jari ke depan dan satu atau dua jari ke belakang. Bulu ekornya yang kaku digunakan sebagai penopang keseimbangan ketika mengebor kayu dan melubangi pohon untuk sarang. Terbang dengan gerakan membungkuk yang tidak tetap, bersuara keras tidak selaras. Biasanya menggunakan suara bergendang untuk berkomunikasi.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait