The Online Series of International Wildlife Symposium : Bicara Konservasi di Masa Pandemi

The Online Series of International Wildlife Symposium : Bicara Konservasi di Masa Pandemi
19 November 2020
946

The Online Series of International Wildlife Symposium : Bicara Konservasi di Masa Pandemi

 

Oleh : Eka Yuliastuti

 

Lingkungan dan keanekaragaman hayati sangat menentukan kesejahteraan manusia. Kondisinya yang memprihatinkan saat ini membutuhkan perhatian semua pihak. Perubahan iklim, kerusakan habitat, perburuan liar, perdagangan satwa telah menjadi masalah serius yang mengancam kelestarian flora dan fauna. Selain itu, “pembangunan” termasuk kegiatan industri yang semakin intens dan luas, jika tidak dikelola juga menjadi ancaman yang serius bagi satwa dan lingkungan. Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, khususnya dalam hal hutan tropis yang basah dan lembap, yang menjadi tempat perlindungan bagi bebagai macam satwa.

 

Namun kini banyak kawasan konservasi, mengalami perubahan yang dramatis dalam tingkat, jumlah, dan dampak lingkungan akibat proyek-proyek infrastruktur skala besar. Banyaknya proyek infrastruktur yang ada di Indonesia tentu saja didorong oleh kekhawatiran adanya ledakan populasi yang membuat pemerintah semakin memperluas koridor pembangunan. Namun, ternyata hal ini cukup berdampak bagi kehidupan bangi satwa mengingat karena banyak pembangunan dilakukan di habitat perlindungan satwa-satwa kritis. Oleh karena itu, perlu dikaji dampak potensial proyek infrastruktur baru dan yang sudah direncanakan terhadap berbagai kawasan lindung di Indonesia, khususnya bagi tempat perlindungan habitat satwa yang diklasifikasikan kritis.

 

Kegiatan International Wildlife Symposium yang dilaksanakan melalui Zoom® Meeting. Foto screenshot: Adityo Raynaldo

 

International Wildlife Symposium atau IWS merupakan acara yang memiliki fokus dalam promosi program konservasi keanekaragaman hayati terutama di Pulau Sumatera. Selain itu, IWS juga merupakan program yang meningkatkan kapasitas bagi para mahasiswa, dosen dan peneliti dalam networking serta mendorong kerjasama antar individu dari berbagai macam bidang untuk memperkuat upaya konservasi terutama di wilayah Sumatera. Selain itu, IWS juga menjadi tempat bagi para mahasiswa dan para akademisi untuk memperlihatkan hasil penelitian mereka.

 

Dalam rangka untuk menanggapi berbagai permasalahan konservasi dan keanekaragaman hayati khususnya dalam mengkaji terhadap pembangunan infrastruktur bagi kehidupan para satwa, International Wildlife Symposium bekerjasama dengan Universitas Andalas menyelenggarakan acara International Wildlife Symposium dengan topik “Development and (Dis)Connection: How to improve wildlife habitat connectivity in developing landscape?”. Kegiatan dilakukan secara daring pada tanggal 17 November 2020 dengan platform Zoom® meeting dan live YouTube channel International Wildlife Symposium (link youtube chanel IWS: https://youtu.be/5HJPeydfqW8).

 

International Wildlife Symposium atau IWS pertama kali diadakan pada tahun 2014 di Pekanbaru dengan Universitas Riau sebagai tuan rumahnya. Setelah itu IWS kedua diadakan di Universitas Andalas Sumatera Barat (2015), Universitas Lampung (2016), Universitas Syiah Kuala (2018) dan Universitas Andalas lagi pada tahun 2019. Pada tahun ini adalah kegiatan ke-6 yang IWS adakan dan acara kembali diadakan dengan Universitas Andalas sebagai tuan rumah dan bekerja sama dengan dosen serta mahasiswa dari Jurusan Biologi Universitas Andalas. Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas, Dr. Uyung Gatot S. Dinata, M.T.

 

Acara yang dihadiri lebih dari 200 peserta ini tentunya sangat menarik perhatian para konservasionis baik dalam maupun di luar negeri. Dibuktikan dengan peserta yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia dan beberapa negara seperti Iran, Malaysia, India dan negara-negara lainnya. Simposium kali terdiri dari 2 sesi dan menghadirkan 7 pembicara yang tentunya ahli di bidang konservasi. Pada sesi pertama, di moderatori oleh salah satu dosen biologi Universitas Andalas yaitu Dr. Wilson Novarino dan yang menjadi pembicara yaitu Prof. Dr. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc (Institut Pertanian Bogor), bapak Suharyono, S.H, M.H, M.Hum (Kepala Balai Besar KSDA Riau), dan Dr. Ashley Brooks (Tigers Alive Initiatives). Sedangkan pada sesi kedua, dimoderatori oleh Rafselia Novalina dari IWS Team dan diisi oleh Dr. Mark Rayan Darmaraj (Malaysian Conservation Alliance for Tigers), bapak Yossyafara, ST., M.Eng.Sc., Ph.D., ATM (MTI), Dr. Nurul Laksmi Winarni (Universitas Indonesia) dan Dr. Wishnu Sukmantoro (Forum Konservasi Gajah Indonesia). Masing-masing pembicara menyampaikan berbagai macam permasalahan keanekaragaman hayati seperti yang disampaikan oleh Dr. Wishnu Sukmantoro dari Forum Konservasi Gajah Indonesia yang menyampaikan masalah terkait konservasi gajah di Indonesia serta tantangan-tantangan yang di hadapi dalam rangka melakukan konservasi gajah. Serta dari Mark Rayan Darmaraj, Ph.D, konservasionis yang berbagi pengalaman mengani konservasi mamalia besar di Malaysia.

 

Diagram background peserta International Wildlife Symposium. Diagram: Eka Yuliastuti

 

Peserta tampak sangat antusias dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Kedepannya, IWS akan hadir dalam berbagai macam cara seperti webinar bahkan juga berencana akan diadakan Summer Course dalam rangka promosi konservasi keanekaragaman hayati. Dan harapannya dari acara ini, semua peserta mendapat pengetahuan dan informasi baru mengenai konservasi serta berhasil menumbuhkan jiwa-jiwa konservasi para pemuda untuk terus melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia,  agar predikatnya sebagai megabiodiversity country akan semakin baik.

 

Terima Kasih

Salam Lestari!!!

Tentang Penulis
Eka Yuliastuti
Biologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2021-04-22
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *