Songkok Bugis, Warisan Budaya Indonesia dari Serat Lontar

Songkok Bugis, Warisan Budaya Indonesia dari Serat Lontar
18 Juni 2019
1795

Anyaman merupakan kerajiinan yang sudah melekat sebagai tradisi Indonesia. Bahan yang paling umum digunakan adalah bambu, meski ada juga daerah yang memakai rotan, daun pandan, bahkan eceng gondok. Namun, di Sulawesi Selatan kerajinan anyaman biasa menggunakan serat lontar.

Pohon lontar yang memiliki nama ilmiah Borassus flabellifer telah menjadi flora identitas Sulawesi Selatan sejak tahun 1989. Seperti kelapa, semua bagian pohon lontar bisa dimanfaatkan. Tetapi untuk membuat anyaman yang diambil adalah serat dari pelepah daun. Proses menganyam dimulai dengan pengambilan serat dengan cara menumbuk daun hingga serat-seratnya terlepas. Serat lalu digulung dan dijemur selama dua hari agar siap dianyam.

Gambar songkok to Bone dengan warna khasnya hitam dan emas (Kredit foto: Indonesia Bagus)

Baca juga: Gebang, Lontar Hutan Bahan Pembuat Sasando

 Kerajinan yang paling sering dibuat dari serat lontar adalah songkok khas Bugis yang disebut pula songkok to Bone atau songkok recca. Songkok merupakan kopiah dengan warna hitam dan emas yang resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada Oktober 2018. Harganya sangat bervariasi, paling murah dibandrol Rp 70 ribu dan paling mahal bisa jutaan tergantung banyaknya benang emas yang ditambahkan.

 

Referensi: kompasbone.go.iddetik

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan