






Terlihat seekor burung berwarna dominan hijau berukuran sekitar 55 cm pada foto-foto hasil kamera jebak di Taman Nasional Kerinci Seblat. Burung ini tertangkap kamera yang dipasang oleh tim TN Kerinci Seblat dan Fauna & Flora International – Indonesia Programme, untuk kegiatan monitoring populasi harimau sumatera pada September 2017.
Dialah si tokhtor Sumatera dengan nama ilmiah Carpococcyx viridis yang dikenal pemalu dan sulit dijumpai di habitatnya, yaitu lereng gunung dan hutan pegunungan rendah pada ketinggian 300-1400 m. Carpococcyx viridis tinggal di lantai hutan dan makan invertebrata, reptil, serta mamalia kecil untuk dietnya.
Burung C. viridis ditemukan dalam area 5 km pada dua stasiun dari 98 stasiun pengamatan. Dari hasil foto, berhasil diamati perilaku C. viridis yang sangat jarang diketahui yaitu berasosiasi dengan jenis satwa lain, kijang (Muntiacus muntjac) dan beruang madu (Helarctos malayanus). Hasil foto ini menjadi berita menggembirakan bagi peneliti, sebab tidak banyak informasi yang diketahui mengenai C. viridis. Selain sulit dilihat karena ia lebih menyukai habitat yang tingkat kerusakannya kecil, C. viridis juga merupakan jenis teritorial yang selalu waspada terhadap tamu tak diundang.
Burung pemalu ini tergolong dalam status kritis (CR/Critically Endangered) IUCN sejak 2000. Jumlah populasi yang rendah, sekitar 50-249 individu dewasa berdasarkan data dari Birdlife International menjadi salah satu alasan status kritisnya. Namun sayangnya C. viridis belum masuk dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia, sehingga bila tak ada penelitian dan aksi pelestarian sangat mungkin mereka punah dan dilupakan.
Referensi : mongabay, iucnredlist

Leave a Reply
Terkait