PPK Ormawa HIMITEKA 2025 Resmi meluncurkan CUKAR, Nelayan Pantai Mekar Kini Punya Sistem Pemantau Cuaca Mandiri

Perubahan Iklim
PPK Ormawa HIMITEKA 2025 Resmi meluncurkan CUKAR, Nelayan Pantai Mekar Kini Punya Sistem Pemantau Cuaca Mandiri
20 August 2025
29
5

Pantai Mekar, 6 Agustus 2026 — Desa Pantai Mekar di Kecamatan Muaragembong kembali mencatatkan sejarah baru dalam bidang pemanfaatan teknologi pesisir. Melalui peresmian CUKAR (Cuaca Pantai Mekar), alat pemantau cuaca yang dirancang oleh mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) IPB University, masyarakat setempat kini memiliki sarana modern untuk mendukung aktivitas melaut yang lebih aman, efisien, dan berbasis data.

Inovasi ini lahir dari kegiatan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) HIMITEKA, yang sejak dua tahun terakhir aktif melakukan pendampingan di Desa Pantai Mekar. CUKAR hadir sebagai solusi nyata untuk menjawab keresahan nelayan terkait kondisi cuaca yang semakin sulit diprediksi akibat perubahan iklim. Dengan adanya perangkat ini, nelayan diharapkan tidak hanya mengandalkan pengalaman dan insting, melainkan juga data ilmiah yang akurat.

Acara peluncuran CUKAR dilaksanakan di Gedung Wisata Pantai Mekar dan dihadiri oleh lebih dari 25 peserta, terdiri dari nelayan, perangkat desa, Kepala Kecamatan Muaragembong, perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, hingga Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi. Kehadiran berbagai unsur pemerintah ini menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya mahasiswa dalam menghadirkan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir.

Dalam rangkaian acara, tim HIMITEKA memperkenalkan secara langsung perangkat CUKAR kepada para peserta. Penjelasan meliputi pengenalan komponen utama seperti sensor kelembaban, sensor suhu udara, dan sensor arah angin, serta fungsinya masing-masing. Para nelayan yang hadir diajak untuk melihat langsung cara kerja alat dan bagaimana data yang dikumpulkan dapat menjadi dasar analisis cuaca harian.

Selain perangkat fisik, HIMITEKA juga menghadirkan inovasi digital melalui website pantai-mekar.com, yang menampilkan data cuaca dari CUKAR secara real-time. Nelayan dilatih untuk mengakses laman ini, mengenali antarmuka pengguna, dan membaca informasi penting seperti suhu udara, kecepatan angin, arah angin, serta potensi hujan. Informasi ini sangat bermanfaat sebagai sistem peringatan dini, sehingga nelayan dapat mengatur jadwal melaut dengan lebih bijak, mengurangi risiko kecelakaan, sekaligus mengefisienkan penggunaan bahan bakar.

Menurut Aishi, salah satu anggota tim PPK Ormawa HIMITEKA, kehadiran CUKAR akan membawa perubahan signifikan dalam pola kerja nelayan. “Melalui CUKAR, nelayan kini tidak hanya mengandalkan insting dalam memprediksi cuaca. Informasi yang dihasilkan dapat diakses kapan saja, baik dari alat yang terpasang maupun melalui website, sehingga keputusan untuk melaut menjadi lebih terukur dan minim risiko,” jelasnya.

CUKAR tidak hanya dipandang sebagai inovasi teknologi semata, tetapi juga simbol kolaborasi lintas sektor. Dosen pendamping, Muhammad Iqbal, S.Pi., M.Si., menegaskan bahwa keberhasilan program ini lahir dari kerja sama erat antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah daerah. Ia berharap, ke depan, CUKAR bisa terus dikembangkan, misalnya dengan menambahkan sensor gelombang laut atau integrasi data dengan aplikasi perikanan berbasis android.

Bagi masyarakat Pantai Mekar, alat ini diharapkan mampu menjadi titik awal perubahan menuju desa pesisir yang lebih tangguh. Selama ini, nelayan kerap mengalami kerugian akibat cuaca ekstrem yang datang tiba-tiba, mulai dari kehilangan hasil tangkapan, kerusakan perahu, hingga risiko keselamatan jiwa. Dengan adanya informasi berbasis data, potensi kerugian ini bisa diminimalisir.

Peresmian ini juga memperlihatkan bahwa pembangunan desa pesisir tidak hanya bergantung pada sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga pada pemanfaatan pengetahuan, teknologi, dan sinergi berkelanjutan. Melalui dukungan berbagai pihak, CUKAR tidak hanya dianggap sebagai proyek jangka pendek dari mahasiswa, melainkan sebagai fondasi penting dalam visi jangka panjang menjadikan Pantai Mekar sebagai desa maritim mandiri, modern, dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Dengan hadirnya CUKAR, Desa Pantai Mekar kini membawa harapan baru. Nelayan dapat berlayar dengan lebih percaya diri, generasi muda desa belajar tentang pentingnya teknologi, dan pemerintah daerah melihat bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat bisa melahirkan inovasi yang berdampak luas.

cukar, pantaimekar, ppkohimiteka2025
Tentang Penulis
bagusrisuni
Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA IPB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2025-08-20
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *