Kupu-kupu merupakan salah satu satwa liar yang dapat kita jumpai di tengah hiruk pikuknya kehidupan kota padat, seperti di Jakarta. Salah satu peranan utama kupu-kupu di alam adalah sebagai serangga polinator yang membantu penyerbukan tanaman.
Foto: Polyura hebe yang sedang hinggap di atas daun.
Polyura hebe (plain nawab), merupakan salah satu kupu-kupu dari suku Papilionidae yang memanjakan mata kita dengan pola warna sayapnya yang indah ketika warrior menggeledah keanekaragaman hayati di Taman Marga Satwa Ragunan pada hari Sabtu, 18 April 2015.
Pagi itu, warriors keanekaragaman hayati melakukan rangkaian acara lanjutan Cap(Na)ture untuk menggeledah keanekaragaman hayati yang terdapat di 80 RTH Jakarta. Berdasarkan penggeledahan yang dilakukan oleh warriors di Ragunan kala itu, tercatat 12 jenis kupu-kupu yang berasal dari 3 suku, yaitu: Papilionidae, Nymphalidae dan Pieridae. Jenis kupu-kupu tersebut diantaranya: Papilio memnon, Graphium doson, Polyura hebe, Junonia iphita, Junonia hedonia, Elymnias hypermnestra, Euploea mulciber, Cupha erymantis, Ypthima sp., Delias hyparete, Leptosia nina.
Foto: Beberapa jenis kupu-kupu yang terdapat di Taman Margasatwa Ragunan
Akan tetapi, tidak hanya kupu-kupu sebagai hewan polinator yang tercatat selama penggeledahan, polinator lain pun dapat kita jumpai di sana, salah satunya adalah burung madu kelapa (Anthreptes malacensis). Tidak disangka, polinator alami masih dapat kita temukan di Jakarta, alangkah baiknya kita selalu menjaga keseimbangan alam kita dengan tidak mengesampingkan keberadaan satwa liar di kehidupan perkotaan. Dapatkah terbayang ketika mereka semakin tersingkirkan? apa yang akan terjadi dengan alam saat tidak seimbang nanti?
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait