Perilaku Obelisk: Strategi Unik Capung Menghadapi Panas Matahari (Studi perilaku pada capung Brachythemis contaminata)

Aktivitas, Kehutanan, Satwa
Perilaku Obelisk: Strategi Unik Capung Menghadapi Panas Matahari (Studi perilaku pada capung Brachythemis contaminata)
1 November 2024
1235

Capung termasuk dalam kelompok insekta atau serangga yang memiliki ciri-ciri terdiri atas tiga bagian yaitu: kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Capung termasuk dalam ordo odonata yang dalam bahasa Yunani berarti odontos yaitu gigi, hal ini merujuk pada mandibula pada capung yang berbentuk menyerupai gigi dengan fungsi sebagai pengunyah mangasanya. Capung merupakan serangga pertama terbang yang ada di dunia. Capung adalah salah satu jenis serangga yang termasuk metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidup capung tidak bisa lepas dari lingkungan perairan. Saat masih menjadi telur dan nimfa akan sangat bergantung pada air, bahkan saat dewasa juga tidak akan bisa jauh dari perairan.

Salah satu jenis capung yang mudah ditemui di berbagai tipe habitat adalah Capung Sayap Oranye (Brachythemis contaminata, Fabricius, 1793).  Brachythemis contaminata merupakan salah satu jenis capung yang mudah ditemukan dengan aktivitas terbang hanya sebentar dan hinggap berlama-lama pada vegetasi di perairan dalam berbagai kondisi lingkungan. Capung Brachythemis contaminata dapat ditemukan bertengger di tepi perairan secara berkelompok sehingga dapat diamati perilaku individu maupun interaksi dengan sesama jenisnya. Jenis capung ini memiliki masa aktif sejak pagi hingga sore hari.

Sebagai salah satu jenis capung yang memiliki masa aktif sepanjang hari (pagi hingga sore), Brachythemis contaminata memiliki perilaku unik yang digunakan untuk beradaptasi dengan cuaca panas (thermoregulasi) terutamanya pada siang hari ketika terik. Perilaku unik tersebut adalah Obelisk, yaitu posisi di mana abdomen (perut) diangkat naik ke atas sampai 90 derajat. Dari posisi biasa menuju obelisk perching, membutuhkan rentang waktu dua menit, bahkan bisa lebih cepat jika cuaca sangat panas.

Perilaku obelisk perching sering terjadi dikarenakan kondisi cuaca yang sangat panas dan intensitas cahaya yang begitu tinggi tanpa adanya naungan. Posisi obelisk perching ini merupakan bagian dari termoregulasi saat cuaca panas ditandai dengan abdomen (perut) diangkat naik ke atas sampai 90o. Dengan mengangkat abdomen ini, panas yang diterima oleh capung akan berkurang, karena abdomen yang akan langsung terkena panas adalah bagian ujungnya.

Perilaku ini akan berlangsung terus selama suhu dirasa masih terlalu panas bagi capung, akan mudah terlihat ketika siang hari. Ketika suhu sudah menurun, abdomen akan turun kembali sejajar dengan thorax.

Refrensi :

  • Bagaswara, A. A., Sutoyo, B. F., Mufidah, F. T., & Rahmawati, Y. (2023). STUDI PERILAKU HARIAN CAPUNG SAYAP ORANYE (Brachythemis contaminata) DI EMBUNG TAMBAKBOYO, CONDONGCATUR, SLEMAN. Jurnal Sains Dasar12(2), 133-137.
  • Sukandar, P., & Fitriana, N. Pemanfaatan Situ Jatijajar, Depok, Jawa Barat oleh brachythemis contaminata fabricius, 1793 ordo: odonatan (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
  • Zamhuri, I. (2017). Studi Habitat Dan Perilaku Capung Brachythemis Contaminata (Fabricius, 1793) Di Situ Tujuh Muara Pamulang, Tangerang Selatan. Bachelor's Thesis. Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keanekaragaman hayati, biodiversitas, capung, ekologi, serangga, wildlife
Tentang Penulis
Anjas Arya Bagaswara

Tinggalkan Balasan

2024-11-25
Difference:

Tinggalkan Balasan