Nyanyian Hutan oleh Siamang yang terancam Punah

Satwa
Nyanyian Hutan oleh Siamang yang terancam Punah
11 Oktober 2019
1568

Siamang adalah kera hitam yang berlengan panjang, dan hidup pada pohon-pohon. Siamang digambarkan sebagai jenis owa raksasa. Ukuran tubuhnya dapat mencapai satu meter dengan berat 14 kg, dua kali ukuran tubuh dari jenis owa lainnya, meski masih tetap lebih kecil dari ukuran kera besar lain seperti orangutan dan simpanse. Siamang dikelompokkan sebagai owa (gibbons) dari famili Hylobatidae, namun memiliki genus mereka sendiri, yaitu Symphalangus.Tidak hanya berbeda dalam bentuk ukuran, siamang adalah satu-satunya keluarga owa yang memiliki kantung tenggorokan yang dapat digembungkan, yang disebut gular, mirip dengan yang dimiliki oleh burung frigate, beberapa jenis belibis dan katak. Ketika sampai padatitik maksimalnya, gular dapat lebih besar dari ukuran kepala siamang. Gular berguna untuk memberi dorongan (semacam bag pipe) yang secara signifikan meningkatkan volume kekerasan suaranya. Pada umumnya, siamang sangat tangkas saat bergerak di atas pohon, sehingga tidak ada predator yang bisa menangkap mereka.

Tubuh siamang tidak memliki ekor dan memiliki postur tubuh yang kurang tegak. Siamang juga memiliki perkembangan otak yang tinggi. Siamang berwarna hitam agak cokelat kemerahan. Kera ini memiliki anyaman antara jari kedua dan ketiga. Siamang merupakan hewan yang lebih aktif pada siang hari. Mereka bersosialisasi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai tiga ekor siamang. Berbeda dengan kera lainnya, siamang tidak mempunyai tempat khusus untuk tidur. Mereka hanya tidur sendiri atau dengan beberapa ekor siamang di celah antar cabang pada pepohoan. Mereka tidur dengan posisi tegak, bersandar pada bantalan keras yang terletak di ujung belakang mereka. Bantalan ini disebut ischial callosities.

Siamang adalah spesialis akrobat arboreal yang mampu melakukan gerakan yang sulit di puncak-puncak tajuk pohon hutan hujan tropis dengan mudah. Sembari bergerak menyangga tubuhnya, siamang berayun diiringi dengan lagu-lagu mereka.Pada waktu dalam keadaan bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama tiga hingga lima belas menit. Suara mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km. Siamang tidak dapat berenang dan takut air. Siamang dapat bertahan hidup sekitar 35-40 tahun. Para peneliti percaya bahwa jenis-jenis owa, termasuk siamang, bernyanyi untuk menandai wilayah mereka, membentengi ikatan keluarga, melindungi pohon buah terbaik dan upaya untuk menarik perhatian pasangan, khusus yang terakhir mirip dengan apa yang umum dilakukan oleh manusia juga.

Akan tetapi dengan banyaknya keistimewaan pada siamang, tidak membawa siamang dan spesies owa lain, serta merta menjadi pusat perhatian dunia. Siamang merupakan spesies terancam, karena deforestasi habitatnya cepat. Dalam peran ekologisnya, siamang memainkan peran penting di hutan tropis sebagai penyebar benih. Mengacu pada penelitian Mohamad Rusmanto, seperti yang disebutkan oleh Lappan, saat buang air besar beberapa biji disebarkan secara utuh dan tidak rusak berjarak ratusan meter dari pohon induknya. Dengan demikian, siamang membantu penyebaran biji makanan favoritnya agar jenis-jenis vegatasi itu dapat bereproduksi. Bayangkan, jika siamang punah dari alam, maka agen layanan penyebaran benih tersebut hilang, sesuatu yang akan berdampak pada degradasi hutan secara jangka panjang.

Sejak lama keberadaan siamang di habitat aslinya telah diabaikan oleh para konservasionis, ilmuwan dan masyarakat global, setidaknya jika dibandingkan dengan kera besar, harimau, gajah dan badak, bahkan saat mereka menghadapi banyak bahaya yang sama seperti mamalia besar Asia lainnya. Padahal saat ini, siamang pun telah terdaftar sebagai satwa terancam punah (endangered) oleh IUCN: Symphalangus syndactylus The IUCN Red List of Threatened Species 2008: e.T39779A10266335. Di Indonesia, siamang termasuk dalam salah satu binatang yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, Siamang juga masuk ke dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. P92 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. P20 tahun 2018 tentang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar. Mayoritas siamang yang tersisa di dunia ditemukan di Sumatera, Indonesia. Di Indonesia terdapat satu organisasi yang bekerja untuk menghentikan perdagangan ilegal owa adalah Kalaweit. Lembaga konservasi internasional, IUCN bahkan mulai memberi peringatan tentang turunnya jumlah populasi siamang di dunia. Setidaknya populasi siamang telah berkurang 50 persen selama 40 tahun terakhir (tiga generasi) akibat perburuan, perdagangan satwa peliharaan dan hilangnya habitat tempat hidup. Laporan jumlah populasi terakhir dilakukan tujuh tahun terakhir, padahal banyak wilayah yang telah kehilangan kawasan hutannya.

 

 

Sumber :

WIKIPEDIA, https://id.wikipedia.org/wiki/Siamang

KALAWEIT, https://www.kalaweit.org

MONGABAY, https://www.mongabay.co.id/2015/08/09/siamang-owa-besar-sumatera-yang-terlupakan-oleh-dunia/ IUCN, https://www.iucnredlist.org/species/39779/10266335

BLOG, https://alamendah.org/2010/11/21/siamang-kera-hitam-berlengan-panjang

ANIMALDIVERSITY,https://animaldiversity.org/accounts/Symphalangus_syndactylus/#ecosystem_roles

Tentang Penulis
Lucia Indriani Putri

Tinggalkan Balasan

2019-10-11
Difference:

Tinggalkan Balasan