






Ekspresi menggemaskan pesut Mahakam membuatnya tidak luput dari perburuan. Bahkan tahun 2017 status konservasi IUCN naik menjadi genting (Endangered) karena populasi yang terus menurun. Habitat yang mudah dijangkau manusia menjadi salah satu alasan mereka sering ditangkap. Sebab rumah mereka adalah perairan dangkal daerah muara sungai dan pesisir.
Hanya ada tiga sungai di dunia yang ditinggali pesut Mahakam yaitu Sungai Mekong, Sungai Ayeyarwadi di Myanmar, dan Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, Indonesia. Sayangnya di semua sungai populasi mereka diperkirakan tidak mencapai 100 ekor. Bahkan di Sungai Mekong yang dulunya mencapai ribuan hanya tersisa sekitar 90 ekor saja.
Pesut Mahakam tidak memiliki predator alami sehingga ancaman utama berasal dari manusia. Selain diburu untuk peliharaan, banyak dari mereka yang mati karena tersangkut jaring nelayan. Polusi dan pembangunan bendungan juga mendorong penurunan populasi semakin cepat.
Baca juga: Lumba-lumba di Pantai Lovina Bali
Di Indonesia upaya konservasi dilakukan dengan pembuatan rencana zonasi habitat. Usulan zonasi oleh Yayasan RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) telah dimulai sejak 2012. Sayangnya hingga kini belum ada realisasi dari pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dimana Sungai Mahakam berada. Padahal masyarakat telah setuju dengan wilayah zonasi dan antusias mendukung pelestarian mereka.
Referensi: US Whales, Mongabay, National geographic

Leave a Reply
Terkait