MELAWAN TUMPAHAN MINYAK DENGAN RACIKAN ORGANIK

Mikrobiologi, Pertanian, Pertanian Organik, Tata Kelola Sampah
MELAWAN TUMPAHAN MINYAK DENGAN RACIKAN ORGANIK
21 Mei 2024
381
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Gambar 1. Limbah Organik Pasar (Gramedia.com)

Selama ini limbah sayuran pasar menjadi sumber masalah bagi mewujudkan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Limbah sayuran pasar merupakan bahan yang dibuang sebagai usaha memperbaiki penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan (Muwakhid, 2005).

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2023, jenis sampah sisa makanan memiliki persentase paling tinggi sebesar 41,6% dengan salah satu kontributornya adalah limbah sayuran yang berasal dari pasar tradisional yang mudah membusuk. Hal ini dapat ditanggulangi salah satunya dengan pengomposan. Pengomposan timbul dari kegiatan mikroorganisme yang dapat bekerja lebih optimal dengan penambahan inokulan berupa kultur mikroorganisme karena dapat berkembang biak dengan cepat atau maksimum terutama jika berada pada tumpukan kompos.

Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan yang dicirikan dengan warna sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, berbau seperti tanah, kadar air rendah, dan mempunyai suhu ruang.

Hasil penelitian terbaru mengemukakan bahwa kompos limbah sayur mampu berperan sebagai biostimulan atau pendorong dalam bioremediasi limbah minyak. Bioremediasi adalah cabang dari bioteknologi yang menggunakan organisme hidup, seperti mikroba dan bakteri untuk menghilangkan kontaminan, polutan, dan racun dari tanah, air, dan lingkungan lainnya yang bergantung pada stimulasi pertumbuhan mikroba tertentu yang memanfaatkan kontaminan seperti minyak, pelarut, dan pestisida untuk sumber makanan dan energi. Mikroba ini mengubah kontaminan menjadi sejumlah kecil air serta gas yang tidak berbahaya seperti karbon dioksida. 

Selama dua setengah dekade terakhir, biostimulan berbahan dasar bahan alami telah mendapat perhatian besar. Hal tersebut dikarenakan penggunaan biostimulan berbahan  dasar alami telah memperlihatkan peningkatan signifikan dalam pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Biostimulan merupakan formulasi senyawa bioaktif tanaman atau mikroorganisme yang dapat diaplikasikan pada tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi, toleransi cekaman abiotik dan/atau kualitas tanaman. 

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk biostimulan ini adalah limbah organik. Limbah organik seperti sampah sisa makanan, limbah rumah tangga,  limbah organik pasar sering dianggap sebagai masalah akan tetapi,  bisa juga meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Limbah organik ini dapat digunakan sebagai bahan alami yang potensial untuk biostimulan tanaman. Kandungan limbah organik, seperti nitrogen, fosfor, kalium, asam humat, dan mikroorganisme bersimbiosis, telah terbukti meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitasnya. Penggunaan limbah organik sebagai biostimulan dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan retensi air, serta menyediakan nutrisi yang tersedia bagi tanaman. Dengan demikian, pemanfaatan limbah organik sebagai biostimulan merupakan strategi yang berpotensi untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan. Biostimulan bekerja untuk mengaktifkan proses di dalam tanah atau di dalam tanaman sehingga, menghasilkan ketersediaan unsur hara yang lebih baik, meningkatkan hasil dan kualitas dari tanaman tersebut.Terdapat beberapa jenis biostimulan diantaranya asam amino, asam humat dan fulvat, bakteri. 

Pada penelitian Abdillah dkk. (2020) meneliti kasus pencemaran tanah oleh rembesan crude oil yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Kecamatan Kadewan. Salah satu proses biologis yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan pencemaran tanah oleh tambang minyak yaitu proses bioremediasi. Penelitian ini menjelaskan mengenai penggunaan Biostimulan Organic Waste (BOW) yang berasal dari sampah organik pasar sebagai solusi inovatif dalam mengatasi masalah limbah pasar dan pencemaran tanah akibat limbah  minyak. Pada penelitian tersebut menambahkan urin kelinci untuk peningkatan kadar nitrogen dan fosfor pada biostimulan. Berikut tahapan tahapan dalam pembuatan biostimulan dan bioremediasi menggunakan limbah organik pasar:

Pembuatan Biostimulan. 

Limbah organik pasar dicacah, lalu diperas dan diambil sari patinya. Saripati tersebut diencerkan dengan air  dengan perbandingan 50:50 dan ditambah dedak padi sebanyak 250 gram. Sementara itu, Untuk kultur mikroba menyiapkan EM4 yang dicampur dengan urine kelinci dan tetes tebu dan di diamkan dalam suhu 30 derajat celcius. Kemudian, Campuran bahan diinokulasi dengan kultur mikroba dan di fermentasi secara anaerobik selama 21 hari. Langkah terakhir yaitu Menguji kandungan N,P,K, C-organik dan kadar air yang terkandung di dalamnya

Proses Bioremediasi

Sampel Tanah yang tercemar oleh limbah tambang minyak diambil dari  lokasi asal sebanyak 1,5 kg dan dipisahkan dari pengotor, kemudian dimasukkan kedalam wadah. Biostimulan yang sudah dibuat diberikan secara merata kedalam tanah dan diinkubasi. Mengukur perubahan kadar Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) sebelum dan sesudah proses bioremediasi.

Dari hasil yang didapat terbukti bahwa Biostimulan Organic Waste (BOW) ini memiliki nilai unsur-unsur C Organik, N, P dan K yang tinggi yaitu sebesar 12.330 ppm; 830 ppm; 900 ppm; 1690 ppm. Hasil tersebut lebih besar  dibandingkan dengan biostimulan yang telah beredar dipasaran dan produk pupuk organik cair (POC) berbahan baku kotoran kambing. Kemudian, Bioremediasi tingkat kadar hidrokarbon menunjukan penurunan sebesar 94,6026% pada tanah tercemar limbah tambang minyak. Sehingga, pada penelitian tersebut terbukti efektif dalam mengatasi masalah limbah pasar dan pencemaran tanah akibat limbah pertambangan minyak.

KELEBIHAN

Kelebihan dari biostimulan bioremediasi dari limbah organik pasar sebagai solusi pencemaran limbah minyak antara lain:

  1. Ramah lingkungan
  2. biaya yang diperlukan rendah karena memanfaatkan limbah organik dari pasar
  3. Penggunaan biostimulan dari limbah organik pasar dapat mendukung praktik pertanian organik karena mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
  4. Selain itu, bahan organik dari limbah pasar dapat memberikan nutrisi dan energi tambahan untuk mikroorganisme yang berperan dalam proses bioremediasi, meningkatkan efektivitasnya dalam menguraikan limbah minyak dan mengurangi jumlah limbah organik pasar yang masuk ke tempat pembuangan akhir dengan mendaur ulangnya sebagai biostimulan bioremediasi.

KEKURANGAN

Adapun kekurangan dari biostimulan bioremediasi dari limbah organik pasar sebagai solusi pencemaran limbah minyak adalah:

  1. Limbah organik pasar mungkin mengandung kontaminan berbahaya seperti pestisida atau logam berat yang dapat mengganggu proses bioremediasi atau bahkan meningkatkan risiko kontaminasi lebih lanjut
  2. Proses bioremediasi membutuhkan waktu yang cukup lama dan pemantauan yang cermat untuk memastikan keberhasilannya, sehingga membutuhkan investasi waktu dan tenaga yang signifikan dan  ketersediaan limbah organik pasar dapat menjadi tidak stabil, terutama di daerah dengan sistem pengelolaan limbah pasar yang terbatas.

Arikel utama

#biostimulan, #biotechnology, #limbahorganikpasar, alam, biodiversitas
Tentang Penulis
halisa06

Komentar (1)

Tinggalkan Balasan

2024-05-21
Difference:

1 Komentar

Tinggalkan Balasan