Lorenz raih nobel setelah menjadi induk bagi angsa

Lorenz raih nobel setelah menjadi induk bagi angsa
28 Maret 2015
3813

Tek kotek, kotek kotek
Anak ayam turunlah berkotek
Tek kotek, kotek kotek
Anak ayam turunlah berkotek

Lagu anak-anak ini sangat sering dinyanyikan ketika kita masih anak-anak, lirik sederhana tentang anak ayam dan induknya. Anak burung seperti ayam atau angsa yang baru menetas memang memiliki insting untuk mengikuti induknya. Namun pernahkah mendengar nama Konrad Lorenz? Dia membuktikan bahwa perilaku anak angsa yang baru menetas bisa mengikuti sang perawat meski bukan seekor angsa. Bahkan dalam percobaannya beberapa anak angsa yang dia rawat memperlakukan Lorenz sebagai "ibunya".

Lorenz yang diikuti oleh "anak-anak" angsanya. 

 

Lorenz melakukan percobaan dengan membagi telur di sarang angsa menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dierami oleh induk angsa, sedangkan kelompok kedua dia rawat dan masukan ke dalam inkubator. Kelompok anak angsa yang pertama menetas dan menjadi angsa yang berperilaku normal layaknya angsa. Sedangkan kelompok yang kedua setelah menetas dan dirawat oleh Lorenz justru menganggap peneliti asal Austria itu sebagai induknya. Perilaku meniru "induk" yang pertama dilihat tersebut kemudian dikenal dengan perilaku imprinting atau menjiplak.

Penelitian Lorenz tentang perilaku hewan ini pun membuat namanya tercatat sebagai peraih Nobel Prize. Lorenz tidak sendiri dia menerima nobel di bidang physiology atau medicine beresama Nikolaas Tinbergen dan Karl von Frisch pada tahun 1973. Ternyata tidak sembarang tek kotek kotek, ternyata ini adalah perilaku yang unik.

Referensi:

[BBC, Campbell, age of sage]

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *