Saat menikmati buah jeruk, kita sering kali hanya memperhatikan kesegarannya dan khasiat vitamin yang terkandung di dalamnya. Namun, tahukah bahwa ternyata kulit jeruk yang sering dibuang juga memiliki manfaat luar biasa? Setiap tahunnya, jumlah limbah organik seperti kulit jeruk dari rumah tangga terus meningkat secara signifikan di seluruh dunia, mencapai angka yang cukup mengkhawatirkan. Di Indonesia sendiri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa jumlah sampah pada tahun 2022 mencapai 68,7 juta ton per tahun, dengan sampah organik, terutama sisa makanan, menyumbang sekitar 41,27% dari totalnya. Data dari Global Food Losses and Food Waste pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memproduksi lebih dari 300 juta ton buah dan sayur per tahun. Sayangnya, limbah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan yang serius, seperti pencemaran udara dan air, serta peningkatan emisi gas rumah kaca.
Dari banyaknya limbah organik yang dihasilkan, ternyata limbah kulit jeruk memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan, salah satunya sebagai bahan utama dalam pembuatan eco-enzyme yang menjanjikan. Bayangkan, limbah yang sering diabaikan ini dapat diubah menjadi sesuatu yang berguna dan ramah lingkungan. Eco-enzyme, cairan fermentasi hasil kolaborasi mikroorganisme seperti bakteri dan ragi dengan limbah organik, merupakan solusi disinfektan yang ampuh. Dengan demikian, tidak hanya mengurangi tumpukan sampah rumah tangga, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan rumah yang lebih bersih dan sehat. Eco-enzyme membantu membersihkan lingkungan sekitar rumah kita dengan efektif. Lantai, yang sering dianggap bersih, bisa menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai mikroorganisme tak terlihat seperti bakteri, jamur, dan virus. Lingkungan lembab dan gelap di bawah permukaan lantai bahkan bisa menjadi tempat favorit bagi mikroba tertentu. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lantai bukan hanya tentang keindahan rumah, tapi juga tentang menjaga kesehatan kita dari paparan mikroba yang tidak diinginkan.
Tapi, bukankah ada disinfektan yang tentunya lebih efektif untuk membasmi mikroba? Selama ini, masyarakat membersihkan lantai dengan disinfektan yang berbahan kimia. Disinfektan berbahan kimia memang efektif untuk membersihkan berbagai macam benda, termasuk lantai. Produk cairan pembersih ini cukup banyak beredar dipasaran, dengan mayoritas produksi dalam skala besar, sedangkan kebutuhan pemakaian cukup besar, baik dalam rumah tangga, peternakan, restoran, perkantoran, dll. Penggunaan disinfektan berbahan kimia juga dapat menimbulkan dampak negatif yang berbahaya. Disinfektan berbahan kimia mengandung klorin yang dapat mampu korosi pada logam dan iritasi pada kulit dan mengganggu sistem pernapasan. Selain iritasi kulit dan pernapasan, disinfektan berbasis klorin juga dapat menimbulkan iritasi mata dan keracunan. Kandungan SLS dalam cairan pembersih lantai sering menimbulkan iritasi kulit dan mata, terutama bagi yang sensitif dan juga seringkali menyebabkan pencemaran pada lingkungan. Eco-enzyme memiliki senyawa antimikroba alami. Di dalam eco-enzyme sendiri terdapat enzim-enzim yang dapat membunuh berbagai mikroorganisme berbahaya. Senyawa-senyawa antimikroba seperti flavonoid, limonen, dan linalool yang terkandung dalam eco-enzyme juga memiliki aktivitas antimikroba yang kuat terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Namun, senyawa-senyawa tersebut tidak menyebabkan iritasi pada kulit manusia. Dengan demikian, memanfaatkan eco-enzyme dari kulit jeruk ini sebagai disinfektan lantai sangat efektif untuk membunuh berbagai bakteri, jamur, dan virus yang ada di lantai, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menggantikan disinfektan berbahan kimia yang berbahaya dan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Eco-enzyme ini dibuat melalui proses fermentasi kulit buah bersama dengan air dan gula merah. Cairan hasil fermentasi inilah yang mampu membunuh berbagai bakteri di lantai. Kandungan alkohol pada eco-enzyme menjadikannya potensial untuk digunakan sebagai cairan pembersih lantai untuk menghilangkan kotoran dan sekaligus dijadikan disinfektan. Cairan eco-enzyme ini bahkan memiliki potensi untuk menghilangkan kotoran berminyak pada lantai.
Lalu mengapa harus eco-enzyme dari kulit jeruk? Kulit buah jeruk sendiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik dengan memanfaatkan kandungan senyawa kimia yang ada pada kulit buahnya yang berupa minyak atsiri. Minyak atsiri kulit jeruk memiliki khasiat antiseptik, antivirus dan juga mempunyai fungsi sebagai antibakteri sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus. Cairan eco-enzyme yang sudah siap dipakai akan beraroma asam kulit jeruk yang menyengat dan segar. Aroma asam yang dihasilkan berasal dari asam asetat yang terdapat dalam cairan produk eco-enzyme tersebut. Asam asetat umumnya akan memberikan rasa asam dan aroma asam pada cairan atau makanan. Dengan begitu, disinfektan dari eco-enzyme kulit jeruk ini bukan hanya efektif untuk membunuh kuman tetapi juga menghasilkan aroma yang wangi dan segar.
Disinfektan dari eco-enzyme kulit jeruk ini menawarkan berbagai keunggulan yang membuatnya menjadi alternatif menarik bagi disinfektan konvensional berbahan kimia. Selain ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alami seperti kulit buah, eco-enzyme juga memiliki kelebihan lain. Proses fermentasi limbah organik ini tidak hanya menghasilkan cairan yang aman digunakan di berbagai lingkungan, tetapi juga memiliki efektivitas tinggi dalam membasmi mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan jamur yang sering ditemukan di permukaan lantai seperti Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang efektif sebagai agen disinfektan. Tidak hanya itu, produksinya juga lebih ekonomis karena menggunakan bahan baku yang tersedia secara melimpah. Penggunaan eco-enzyme ini juga mendukung praktik berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis dan menghindari risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh disinfektan berbahan kimia seperti iritasi kulit, mata, dan bahkan keracunan.
Sedangkan, kelemahan disinfektan yang berasal dari eco-enzyme kulit jeruk diantaranya Eco-enzyme mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk menunjukkan efek disinfektan dibandingkan dengan bahan kimia sintetis yang lebih kuat. Hal ini tergantung pada formulasi dan konsentrasi eco-enzyme yang digunakan. Dan meskipun efektif melawan banyak jenis mikroorganisme, eco-enzyme mungkin memiliki keterbatasan dalam mengatasi beberapa jenis mikroorganisme tertentu yang sangat tahan terhadap disinfektan. Serta, penggunaan disinfektan dari eco-enzyme mungkin lebih sesuai untuk skala kecil atau aplikasi yang spesifik daripada penggunaan dalam skala besar atau industri.
Pemanfaatan eco-enzyme dari kulit buah jeruk sebagai disinfektan bisa menjadi jawabannya! Selain aromanya yang menyegarkan dan wangi, disinfektan ini juga merupakan solusi ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan alami. Dengan menggunakan disinfektan dari eco-enzyme, kita tidak hanya membersihkan lantai dari kuman dan mikroorganisme, tetapi juga membantu mengurangi limbah kulit buah yang terus meningkat. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa penggunaan disinfektan ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis mikroorganisme yang dapat dihilangkan dengan disinfektan ini serta melihat formulasi ekoenzim yang digunakan. Dengan demikian, beralih ke eco-enzyme sebagai disinfektan adalah langkah cerdas untuk rumah yang bersih dan lingkungan yang lebih sehat!
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait