Kezia berhasil terpilih menjadi Coralwatch Ambassador yang berpusat di University of Queensland, dan merupakan satu-satunya ambassador terpilih dari Indonesia. Atas capaiannya ini, Kezia pun berhak mengikuti pelatihan yang dilakukan di Heron Island, Australia pada 23-27 Mei 2018. Terpilihnya Kezia merupakan bagian dari program beasiswa Kemen Ristek Dikti melalui bagian kerja sama Universitas Udayana untuk program pertukaran mahasiswa.
Setelah terpilih menjadi Coralwatch Ambassador, Kezia sangat intens memberikan materi di beberapa acara, antara lain:
- Summer Class (2018) dan Winter Class (2019) tentang konservasi dan monitoring karang. Kegiatan ini diinisiasi oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana. Selain dari Indonesia, kegiatan ini diikuti oleh berbagai peserta dari berbagai negara termasuk Indonesia.
- Kegiatan Pendidikan Intermediate Divisi Lingkungan Hidup dan Alam Bebas 2019. Kegiatan yang diinisiasi oleh Mahasiswa Pecinta Alam Wanala Universitas Airlangga, Surabaya ini dilakukan pada 27-29 Juni 2019. Pada kegiatan tersebut, Kezia diminta untuk membekali anggota baru WANALA mengenai keanekaragaman hayati darat, laut, dan udara, serta kegiatan monitoringnya.
- Pembekalan terkait konservasi dan monitoring terumbu karang kepada anggota baru Aquatic Study Club, dari berbagai angkatan aktif di Fakultas Biologi Universitas Udayana Kegiatan ini dilakukan di Kedonganan, Bali pada tanggal 20 November 2019
Terlepas dari statusnya sebagai Coralwatch Ambassador, Kezia juga giat mengikuti kegiatan kesukarelawanan dengan bergabung menjadi relawan di LSM Nusa Dua Reef Foundation (NDRF). Kegiatan yang dilakukan Kezia yaitu terlibat dalam pemeliharaan terumbu karang pada lokasi transplantasi di Kawasan Nusa Dua.
Kezia juga terlibat dalam projek pembentukan reef education center di Nusa Lembongan dan buku Coral Reef Field Guide yang dilakukan atas kerja sama antara Nusa Dua Foundation dan Bali Marine Walk. Pada Pembuatan buku, Kezia terlibat pada kegiatan pengambilan foto dan identifikasi semua jenis ikan, coral, dan biota lain di sekitar lokasi diving dan snorkeling di mangrove dan ponton Bali Marine Walk. Proses pembuatan buku berlangsung dari November 2019 – Februari 2020. Buku ini diharapkan dapat meningkatkan rasa peduli dan pengetahuan wisatawan asing maupun lokal terhadap biota laut yang mereka lihat saat melakukan kegiatan snorkeling, diving maupun marine walking.
Kezia berharap apa yang dilakukannya dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk terus peduli dan ikut terlibat pada kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, baik di darat, laut, maupun udara.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait