






Muara Gembong, 12 Agustus 2025 – Kegiatan Sekolah Mangrove Apung kembali dilaksanakan oleh Tim PPK Ormawa HIMITEKA IPB University di SDN Pantai Mekar 02, Kecamatan Muara Gembong. Program edukasi lingkungan ini diikuti oleh 36 siswa yang dengan antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan. Kedatangan tim HIMITEKA disambut hangat oleh pihak sekolah, guru, dan para siswa yang sejak awal menunjukkan semangat belajar tinggi serta rasa ingin tahu terhadap ekosistem mangrove di sekitar mereka.
Berbeda dengan pertemuan sebelumnya yang dilaksanakan di dalam kelas, kegiatan kali ini mengajak siswa untuk turun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sebelum menuju lokasi pengamatan, siswa terlebih dahulu mengerjakan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman awal mereka terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai tolok ukur bagi guru dan tim pelaksana dalam menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa setelah mengikuti kegiatan.
Usai sesi awal, para siswa bersama guru pendamping dan tim HIMITEKA bergerak menuju area hutan mangrove yang terletak di sekitar sekolah. Di lokasi tersebut, siswa dikenalkan dengan berbagai jenis mangrove seperti bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicennia sp.), dan pidada (Sonneratia sp.). Mereka juga diajak mengamati biota asosiasi yang hidup di ekosistem tersebut, seperti kepiting bakau, siput, ikan kecil, dan beberapa jenis burung yang menjadikan kawasan mangrove sebagai tempat mencari makan dan berlindung.
Suasana belajar di lapangan berlangsung seru dan interaktif. Tim HIMITEKA menggunakan metode tanya-jawab langsung di lapangan untuk mengasah keaktifan siswa. Setiap siswa yang berani menjawab atau menyampaikan hasil pengamatannya mendapatkan poin. Tiga poin dapat ditukar menjadi satu bintang, dan siswa yang berhasil mengumpulkan bintang terbanyak di akhir kegiatan akan memperoleh hadiah sebagai bentuk apresiasi. Sistem ini dirancang agar siswa tidak hanya belajar pasif, tetapi juga berani berbicara, berpikir kritis, dan menghargai kerja sama dalam kelompok.
Setelah kegiatan observasi selesai, seluruh peserta kembali ke ruang kelas untuk mengerjakan post-test sebagai evaluasi akhir. Dari hasil penilaian, diketahui bahwa rata-rata nilai pre-test siswa adalah 38, sedangkan nilai post-test meningkat menjadi 68. Peningkatan ini menunjukkan bahwa metode belajar berbasis lapangan efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi lingkungan, khususnya mengenai ekosistem mangrove.
Guru SDN Pantai Mekar 02 menyampaikan apresiasi kepada tim mahasiswa atas pendekatan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Menurutnya, kegiatan seperti ini membuat anak-anak lebih mudah memahami konsep ekosistem karena mereka dapat melihat langsung hubungan antara tumbuhan, hewan, dan lingkungan.
Dengan terselenggaranya Sekolah Mangrove Apung, diharapkan generasi muda Pantai Mekar tidak hanya memahami pentingnya mangrove, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan pesisir. Program ini menjadi bukti bahwa edukasi lingkungan bisa dikemas secara menarik, interaktif, dan berdampak positif bagi tumbuhnya kesadaran ekologis sejak dini.

Leave a Reply
Terkait