Biologi satu aktif dalam konservasi pohon langka Indonesia dimulai sejak tahun 2016, dimana konsentrasi utamanya adalah memperkaya data base dan kampanye selamatkan pohon langka. Dalam hal ini, Biologi satu berafiliasi dengan Forum Pohon Langka Indonesia sebagai penasihat, pembimbing, sekaligus menjalin kerja bersama dalam aksi konservasi pohon langka.
Kegiatan pertama adalah penelusuran populasi pohon endemik Nusakambangan, Dipterocarpus littoralis atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama Plahlar Nusakambangan. Penelitian ini berlangsung cukup lama, dilakukan dengan nama ekspedisi Nusakambangan. Ekspedisi selama satu tahun hingga akhir 2017 berhasil memperoleh data populasi Plahlar dan data keanekaragaman hayati lainnya seperti capung (Odonata), Kupu-kupu (Lepidoptera), jejak keberadaan mamalia besar seperti Macan Tutul Jawa, dan keragaman Jamur.
Kemudian, pada tahun 2020 kami kembali melakukan penelusuran kehati bersama institusi BKSDA Jawa Tengah. Temuan menarik dimana di lokasi eksplorasi terdapat pohon endemik, yaitu Resak Brebes atau Vatica javanica ssp. javanica. Sama seperti jenis terancam lainnya, data base Vatica javanica ssp. javanica terbilang masih minim, padahal situasi di lapangan sudah sangat terancam. Dari latar belakang itulah tercetus kegiatan Ekspedisi Resak Brebes di tahun 2021.`
Pada kesempatan kali ini, Ekspedisi Resak Brebes mendapatkan dukungan dari BW Sponsorship program 2021. Kegiatan berlangsung pada bulan Oktober 2021, dengan melakukan pendataan populasi, inventarisasi ancaman, kemudian melakukan FGD bersama instansi terkait, guna mendiskusikan aksi konservasi resak brebes ke depan. Selain itu, kampanye pada media sosial juga kami lakukan, disamping kampanye secara langsung dengan pihak-pihak disekitar wilayah habitat Resak Brebes.
Hasilnya, sebanyak 260 individu per hektar V. javanica ssp. javanica ditemukan di 8 plot berukuran 20x20 meter. Jumlah seedling yaitu anakan yang tingginya kurang dari 150 cm, sejumlah 200 individu. Sedangkan jumlah sapling dengan ukuran pohon tinggi lebih dari 150 cm, dengan diameter 5-10 cm sejumlah 19 individu. Untuk jumlah tiang dengan diameter pohon 10-20 cm, adalah 15 individu. Untuk jumlah pohon adalah 26 (DBH >20cm).
Menurut tim, beberapa hal yang menjadi capaian dari kegiatan ini adalah adanya informasi yang tersebar secara meluas tentang pohon langka Resak brebes, karena adanya kampanye digital melalui media sosial. Kemudian informasi ini juga tersampaikan secara langsung kepada pemerintah setempat, yaitu pemerintah desa, pemerintah kecamatan, perhutani sebagai pemilik lahan, dan juga masyarakat sekitar tentang keberadaan resak brebes di daerahnya. Ditambah informasi ini sudah tersampaikan ke cabang dinas kehutanan di pemerintah Kabupaten Brebes.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.