Negara kita, dengan kekayaan alamnya yang memukau, adalah rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna unik yang hanya bisa ditemukan di sini. Tapi sayangnya, perubahan iklim mengancam keberlangsungan keanekaragaman hayati kita, atau yang biasa disebut sebagai KEHATI. Melalui eksplorasi ragam satwa, ekosistem, pangan lokal, hingga kekayaan genetiknya, kita akan melihat bagaimana Indonesia berjuang untuk mempertahankan keanekaragaman hayati yang sangat penting ini bagi ekosistem dunia.
1. Flora dan Fauna Daratan serta Perairan: Penjaga Ekosistem
Di daratan Nusantara, flora seperti Rafflesia arnoldii—bunga terbesar di dunia yang hanya tumbuh di hutan Sumatra—dan pohon ulin dari Kalimantan menghadapi ancaman dari suhu yang semakin tinggi dan perubahan pola cuaca yang memengaruhi pola reproduksi serta pertumbuhannya. “Banyak flora endemik kita bergantung pada musim hujan untuk berkembang biak. Dengan perubahan iklim, pola ini terganggu dan berpotensi membuat beberapa spesies terancam punah,” ungkap Dr. Surya Handoko, ahli KEHATI dari LIPI.
Tak hanya flora, satwa ikonik Indonesia seperti orangutan, harimau Sumatra, dan badak Jawa juga terdampak. Hutan yang menjadi tempat tinggal mereka semakin menyusut akibat perubahan iklim yang memicu kebakaran lahan serta pergeseran musim yang mengubah pola makan alami mereka. Di perairan, ikan spesial seperti ikan kerapu dan ikan napoleon yang menjadi tumpuan masyarakat pesisir juga merasakan perubahan suhu lautan yang mengganggu habitat mereka.
Ahli kelautan, Prof. Aminullah dari Universitas Hasanuddin, mengemukakan bahwa kenaikan suhu air laut juga mengancam terumbu karang yang menjadi rumah bagi banyak spesies ikan tropis. "Jika kita tidak menjaga terumbu karang ini, kita kehilangan rumah bagi ribuan spesies yang menopang kehidupan masyarakat pesisir," ujarnya.
2. Ekosistem: Lanskap yang Kian Berubah
Ekosistem hutan, mangrove, dan rawa gambut di Indonesia adalah contoh nyata betapa pentingnya keberlanjutan KEHATI. Hutan tropis Indonesia yang lebat menjadi penyerap karbon terbesar, namun kini berkurang seiring waktu akibat deforestasi dan degradasi lahan. Hutan juga melindungi dari bencana seperti banjir dan tanah longsor, yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Para ilmuwan menyebutkan, mangrove, yang tersebar luas di sepanjang garis pantai Indonesia, memainkan peran ganda sebagai habitat berbagai spesies laut dan penyeimbang iklim global. Mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon lima kali lebih besar dari hutan biasa. Namun, saat ini, mangrove kerap ditebang untuk pembangunan, padahal keberadaannya vital untuk menjaga pantai dari erosi serta melindungi pemukiman pesisir.
Para ahli KEHATI mengingatkan bahwa mangrove yang sehat tidak hanya penting bagi kehidupan laut tetapi juga untuk komunitas pesisir yang bergantung pada mereka untuk kehidupan sehari-hari. Mengutip hasil penelitian dari Center for International Forestry Research (CIFOR), diperkirakan bahwa 40% mangrove di Indonesia telah mengalami kerusakan.
3. Pangan Lokal: Menjaga Warisan Melalui Budidaya Berkelanjutan
KEHATI bukan sekadar satwa dan tumbuhan liar; pangan lokal juga bagian penting dari keanekaragaman hayati Indonesia. Dari jagung lokal, pisang, hingga sagu, Indonesia memiliki kekayaan pangan yang mengagumkan. Namun, perubahan iklim mengancam ketahanan pangan lokal kita.
Petani di berbagai wilayah mulai menghadapi musim tanam yang tak menentu akibat perubahan curah hujan dan suhu. “Kami sering merasakan gagal panen karena cuaca yang tak menentu,” ujar Pak Arif, petani sagu dari Papua Barat. Sagu, yang menjadi makanan pokok masyarakat Papua, kini sulit diandalkan karena curah hujan yang tidak stabil dan banjir yang seringkali menghancurkan ladang.
Melalui program ketahanan pangan lokal, pemerintah dan beberapa LSM telah mulai menggalakkan praktek pertanian berkelanjutan yang menjaga kelestarian KEHATI dan mendukung ketahanan pangan. Hashtag seperti #PanganLokalBermutu dan #LestariUntukPangan seringkali digunakan dalam kampanye untuk mengajak masyarakat lebih peduli akan pentingnya pangan lokal.
4. Keanekaragaman Genetik: Harapan di Tengah Ancaman
Salah satu aspek keanekaragaman hayati yang sering terlupakan adalah kekayaan genetik, yaitu variasi gen yang ada dalam spesies tumbuhan dan hewan. Variasi genetik ini sangat penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Misalnya, beberapa jenis padi lokal yang memiliki ketahanan terhadap kekeringan atau garam sangat berharga ketika lahan-lahan pertanian menghadapi ancaman perubahan iklim.
Di pusat penelitian KEHATI di Bogor, para peneliti tengah mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca. “Keanekaragaman genetik adalah aset kita yang paling penting, terutama di era perubahan iklim,” kata Dr. Nina Rahmawati, ahli biologi konservasi. “Semakin banyak kita memiliki jenis yang berbeda, semakin besar peluang kita untuk mengembangkan spesies yang bisa bertahan di lingkungan yang berubah.”
Beberapa komunitas lokal, seperti masyarakat adat di Pulau Flores, telah lama menyimpan bibit-bibit asli yang diwariskan turun-temurun. Dengan dukungan pemerintah dan organisasi seperti Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), upaya konservasi genetik ini terus dilanjutkan demi ketahanan masa depan kita.
Langkah Nyata dan Harapan: Menjaga KEHATI Demi Generasi Mendatang
Di tengah ancaman yang besar, ada harapan jika kita bersama-sama berkomitmen melestarikan KEHATI Indonesia. Keterlibatan komunitas, upaya konservasi ilmiah, dan kesadaran publik memainkan peran penting. Kampanye dengan tagar seperti #SelamatkanKehati atau #JagaAlamKita, yang sering terlihat di media sosial, adalah bukti bahwa masyarakat kita peduli dan mau bergerak.
Penting untuk diingat bahwa upaya menjaga KEHATI adalah upaya menjaga kehidupan kita sendiri. Saat flora dan fauna bertahan di tengah perubahan, kita pun bertahan dengan dukungan ekosistem yang sehat dan beragam. Perubahan iklim mungkin tidak dapat dihentikan, namun dengan aksi nyata, kita dapat mengurangi dampaknya dan memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan serta kekayaan alam yang kita wariskan hari ini.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.