Katang adalah tanaman liar yang biasa hidup di pinggiran pantai. Banyak orang yang tidak tau akan tanaman ini, bahkan beberapa orang mungkin akan memandang sebelah mata tanaman ini dan akan menganggapnya sebagai gulma yang mengganggu pandangan sebelum tau fungsinya. Katang memang bukanlah tanaman berbatang, yang memiliki karakter sebagai tanaman yang dapat tumbuh besar dan tinggi seperti jenis tanaman dengan akar tunggang lain yang digaungkan sebagai penahan abrasi. Katang adalah tanaman rambat yang memiliki akar serabut.
Menurut Rahma, katang dinilai efektif menahan abrasi dibandingkan cemara udang dan tanaman bakau. Cemara udang mudah tumbang dan hanyut terseret ombak yang kuat. Bakau memiliki karakter yang hanya dapat tumbuh pada tanah gambut dan berlumpur ataupun pada tanah liat, sementara di pesisir pantai selatan Jogja ini memiliki karakter pantai yang berpasir. Jika ditanam di lahan pasir, perlu adaptasi dalam waktu yang lama dan belum tentu juga bakau dapat bertahan hidup di lahan pasir. Selan itu, abrasi juga banyak terjadi pada pantai-pantai yang dasarnya tertutupi oleh pasir.
Sumber gambar: https://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_tapak_kuda
Katang dapat difungsikan sebagai solusi baru penahan abrasi yang selama ini belum banyak dilirik. Abrasi memang sulit dikendalikan karena memang merupakan faktor dari alam. Tetapi, setidaknya tanaman katang ini mampu memberhentikan dan menekan pasir agar tidak leluasa bertebaran atau dengan mudah terseret ombak. Katang, tanaman merambat yang memiliki perakaran serabut, dengan serabutnya yang banyak menjadikan pasir tidak mudah lari dan mampu ditahan oleh katang. Pasir yang tertahan oleh katang akan membentuk sebuah gunungan.
Ketika ombak yang membawa pasir menerpa katang, secara otomatis pasir akan menutupi seluruh permukaan katang hingga tidak terlihat. Namun, katang memiliki keunikan tersendiri. Ketika malam hari seluruh bagian tanamannya tertutup pasir, pada keesokan harinya tanaman tersebut sudah mampu muncul kembali ke permukaan tanpa ada kerusakan sedikit pun pada seluruh bagian tanamannya. Perakaran katang juga tetap menempel kuat pada pasir. Selain itu, katang dapat muncul kembali dalam keadaan yang tetap subur seperti sebelum tertutup pasir dan tidak layu. Selain itu, katang (Ipomoea pes-caprae) adalah sejenis tumbuhan menjalar yang kerap didapati di pantai berpasir, sebagai tumbuhan obat ia dikenal sebagai tapak kuda.
Sumber gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Katang-katang
Tapak kuda adalah sejenis terna yang dimasukkan dalam familia Convolvulaceae yang berbatang basah dengan panjang mencapai 30 m, merambat/merayap di atas tanah dengan warna batang hijau-kecoklatan dan berakar pada tiap-tiap ruas dan batangnya mengeluarkan getah putih. Kadang-kadang, liana (terna membelit) ini membelit. Daunnya tunggal, letaknya tersebar, bertangkai dengan panjang 2–3 cm, bergetah warna putih dan keluar apabila dipatahkan. Daun sering meruncing ke satu sisi, bervariasi, membundar telur, menjorong, membundar, mengginjal. Helaian daunnya bulat memanjang, tebal, permukaan licin mengkilap, tidak berambut, ujung dan pangkal terbagi, warnanya hijau, dan tepinya rata. Perbungaannya majemuk, bisa terdiri atas satu bunga saja ataupun lebih. Bunganya berbentuk corong, warnanya ungu. Tangkai bunga panjangnya 3–16 cm. Daun kelopaknya tidaklah sama, agak menjangat, mahkota mencorong, ungu sampai ungu kemerahan. Buahnya tergolong buah memecah (dehiscent) berbentuk kapsul bundar hingga agak datar dengan empat biji berwarna hitam dan dan berambut rapat, terang, dan berwarna coklat. Ukuran buah 12–17 mm dan bijinya 6–10 mm.
Sumber
Rahma, Charisma. 2014. Katang, Solusi Baru Penahan Abrasi. http://citizen6.liputan6.com/read/2113411/katang-solusi-baru-penahan-abrasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Katang-katang
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait