Kalimantan yang Belum Padam

Kalimantan yang Belum Padam
23 September 2019
1400

Pulau terbesar ketiga di dunia dengan biodiversitas nan kaya. Lusinan spesies tumbuhan dan hewan pun masih ditemukan setiap tahunnya. Kalimantan menjadi rumah bagi sekitar 15.000 tumbuhan berbunga, 221 mamalia darat dan 420 burung. Puluhan satwa dan lebih dari 5000 tanaman juga masuk jenis endemik. Sayangnya, kebakaran hutan yang tidak kunjung padam bisa saja menghilangkan semuanya.

Dahulu pada tahun 1980an membuka lahan dengan membakar hutan diperbolehkan. Kemudian mulai tahun 90an undang-undang telah melarang pembakaran hutan dengan luas di atas dua hektar. Aturan tersebut masih memberi celah bagi perusahaan untuk membuka lahan lewat tangan petani-petani kecil. Sehingga hutan terus dibakar dan mengusik para penghuninya juga manusia yang tinggal di sekitarnya.

Sudah lebih dari 20 tahun kebakaran terjadi hampir tiap tahun. Tercatat kebakaran terparah terjadi pada tahun 1997. Hutan terbakar dari bulan Juli 1997 hingga Februari 1998. Asap terasa di negara tetangga bahkan Australia. Hutan seluas 9,7juta hektar rusak. Setidaknya 20juta orang terkena polusi udara dan air. Ribuan orang dirawat di rumah sakit. Ratusan warga di desa pedalaman meninggal karena terhentinya suplai makanan.

Baca juga: Kebakaran Hutan 2015 Berdampak pada 69 Juta Orang

Sekarang, tahun 2019 hutan masih terbakar. Total titik api di seluruh Indonesia 2.862 dengan titik api terbanyak (lebih dari 1000) berada di Kalimantan. Di beberapa wilayah Kalimantan asap terasa dari bulan Juni. Tingkat polusi udara sudah sangat tidak sehat. Bahkan mencapai 20 kali lipat di atas batas normal. Seperti di Palangkaraya yang mencapai angka 1318 untuk indeks kualitas udara. Dimana 0-50 adalah rentang nilai udara sehat.

Tidak hanya manusia, satwa juga terdesak pergi dari rumahnya. Sebit saja orangutan dan owa kalimantan. Tidak hanya konflik dengan manusia mereka juga harus menghadapi sesama untuk bisa tinggal di rumahnya. Sampai kapan api akan dibiarkan menyala? Apakah jutaan orang harus terkena imbas demi pundi uang yang mengalir ke segelintir orang?

Kebakaran hutan bukan kejadian “biasa” setiap tahun. Ini bencana yang harus segera diselesaikan dari akarnya. Semoga pembuat kebijakan bisa segera memadamkan api untuk selamanya.

 

Referensi: TirtoTirto2WWFWWF2MediumBBCKompasMongabay

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan