Kajian Ekologi Hewan, Periopthalmus monodon

Satwa
Kajian Ekologi Hewan, Periopthalmus monodon
18 Juni 2016
4806

Judul Kajian

Pemanfaatan Ikan Tembakul (Periopthalmus monodon) sebagai Bioindikator tempat tanaman Mangrove.

Mengapa Hewan ini Perlu diKaji:

  1. Hewan ini mempunyai morfologi yang unik
  2. Hewan ini belum banyak dimanfaatkan
  3. Masyarakat umumnya hanya mengetahu manfaat ikan tembakul hanya sebagai untuk konsumsi
  4. Belum banyak yang membudidayakan. Belum banyak di manfaatkan sebagai bioindikator

Pola Penyebaran
Ikan Periopthalmus monodon hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika. Ikan ini termasuk ikan yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam kondisi yang “memprihatinkan” sekalipun.

Aspek Biologi
Ikan tembakul (Periopthalmus monodon) merupakan ikan yang berhabitat pada daerah delta yang dapat ditumbuhi tanaman bakau atau mangrove. Ikan tembakul (Periopthalmus monodon) memilik nama lain ikan belacak atau ikan belodog. Di Indonesia sendiri, ikan tembakul pertama kali ditemukan oleh Harden Berg pada tahun 1935 di Sumatra dan Kalimantan. Jenis yang telah ditemukan saat itu adalah Periopthalmus sp yang telah tersebar luas disepanjang pantai jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Saat ini telah teridentifikasi sebanyak 35 spesies ikan tembakul yang terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon. Beberapa spesies contohnya adalah Pseudapocryptes elongatus, Periophthalmus gracilis, Periophthalmus novemradiatus, Periophthalmus barbarus, Periophthalmus argentilineatus dan Periophthalmodon schlosseri. Ikan tembakul (Periopthalmus monodon) dapat bertahan di daratan dan dapat dikatakan juga bahwa ikan tembakul (Periopthalmus monodon) hampir 90% menghabiskan waktunya di darat atau lumpur. Keunikan lain dari ikan tembakul (Periopthalmus monodon) adalah ikan ini memiliki bagian tubuh seperti sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan bahkan melompat-lompat di atas lumpur. Kaki tersebut adalah sejenis sirip atau pina pectoralis yang terdapat pada jenis-jenis ikan pada umumnya. Akan tetapi sirip ini memiliki otot yang kuat. Sehingga sirip tersebut dapat ditekuk dan berfungsi juga sebagai lengan untuk merayap, merangkak serta melompat di atas permukaan lumpur.

Klasifikasi
Menurut Clayton (1993) dan Murdy (1986), klasifikasi ikan tembakul atau Periopthalmus monodonadalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Gobiidae
Subfamili         : Oxudercinae
Genus              : Periothalamus
Spesies            : Periopthalmus monodon

Morfologi
Periopthalmus monodonmemiliki kepala sub-silindris bersisik, matanya berdekatan, menonjol atau timbul di atas cephal seperti mata yang dimiliki oleh Bufo sp, dan sirip punggung pertama memiliki 5 jari-jari. Sirip perut bersatu, rahang atas mempunyai 4-6 gigi taring. Bentuk badan seperti ikan pada umumnya, yaitu bentuk steamline yang memungkinkan ikan dapat bergerak dengan mudah di perairan.
Selain digunakan untuk berenang, bentuk tubuh steamline ini memudahkan ikan tembakul (Periopthalmus monodon) untuk dapat keluar masuk pada daerah delta. Karena bentuk tubuh steamine ini seperti torpedo yang dapat dengan mudah untuk melewati ataupun melawan arus. Begitupun juga untuk menerobos daerah delta, yaitu daerah yang terdiri dari lumpur dan air. Panjang tubuh bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga mendekati 30 cm. Bentuk papila ikan jantan memanjang dan membulat di bagian ujung. Sedangkan pada ikan betina, bagian ujungnya terbelah.

Sirip
Sirip dada dan ekornya digunakan sebagai alat gerak di darat. Ikan ini kadang-kadang bergerombol bertengger pada akar-akar tunjang pohon bakau rhizophora atau berada di antara akar-akar tunjang pohon bakau. Sirip perutnya yang menyatu berfungsi sebagai alat penghisap untuk berpegang.

Adaptasi

  • Sirip dadanya kuat untuk berjalan, merangkak dan melompat.
  • Mata menonjol ke permukaan air ketika berenang, membentuk fokus yang baik di udara, tetapi tidak di air.
  • Sistem pernafasan dengan insang yang mengalami reduksi tetapi disempurnakan dengan bervaskularisasi di dalam rongga mulut dan ruang-ruang insang.

Ekskresi

  • Melalui insang dalam bentuk amonia dan beberapa urea.
  • Saat keluar dari air, mendetoksifikasi amonia dengan cara produksi energi melalui katabolisme parsial asam amino dan akumulasi alanin.

Respirasi

  • Terjadi pertukaran gas melalui sirip dan kulitnya.
  • Menyimpan sejumlah air di dalam insang yang membesar, memungkinkan insang selalu terendam saat di darat.

Pernafasan
Organ pernapasan pada Periopthalmus monodon adalah insang, tetapi telah disesuaikan untuk bisa digunakan di darat. ini dilakukan dengan memerangkap air di rongga insang dengan cara menutup rapat mulut dan tutup insang. Periopthalmus monodon bisa berada di darat selama air yang di bawahnya masih mengandung O2 kalau oksigenya habis, ia harus segera kembali untuk mencari air segar lagi dan proses yang sama terulang kembali. Daya bertahan di daratan ini didukung pula oleh kemampuannya bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut dan kerongkongannya, yang hanya bisa terlaksana dalam keadaan lembab.
Oleh sebab itu Periopthalmus monodon setiap beberapa saat perlu mencelupkan diri ke air untuk membasahi tubuhnya. Periopthalmus monodon setiap kalinya bisa bertahan sampai 7-8 menit di darat, sebelum masuk lagi ke air. Di samping itu, Periopthalmus monodon juga menyimpan sejumlah air di rongga insangnya yang membesar, yang memungkinkan insang untuk selalu terendam dan berfungsi selagi ikan itu berjalan-jalan di daratan.

Reproduksi
Pada Periopthalmus monodon jantan memiliki semacam alat kopulasi pada kelaminnya. Setelah perkimpoian, telur-telur ikan Periopthalmus monodon disimpan dalam lubangnya itu dan dijaga oleh induk betinanya. Telur-telur itu lengket dan melekat pada dinding lumpur. Periopthalmus monodon dapat bertelur hingga 70.000 butir.

Aspek Ekologi
Hidup di wilayah pasang surut Periopthalmus monodondapat menggali lubang di lumpur yang lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, gelodok umumnya bersembunyi dilubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang berdatangan.
Bila air surut Periopthalmus monodon banyak terlihat keluar dari air, merangkak atau melompat lompat di atas lumpur dan jika air pasang ia masuk ke hutan bakau, baru turun kembali ke lumpur-lumpur pantai bila air telah surut atau ia bersembunyi pada lubang-lubang sarangnya.

Pakan dan Tingkah Laku
Dari hasil penelitian Budiyanto (1983), melalui analisis isi lambung ikan Periopthalmus monodon, terdapat semut, lalat, ketam (Uca sp), udang, ikan, kerang, cumi-cumi dan sedikit algae. Sehingga disimpulkan ikan glodok banyak memangsa hewan dan juga diduga sedikit memakan tumbuhan.
Periopthalmus monodon mempertahankan wilayah seperti halnya hewan-hewan lain, dimana biasanya dia mengusir sesama tembakul untuk pergi dari wilayahnya. Ketika menjelajah daratan, gelodok juga sering menyerang dan mengusir gelodok yang lainnya, untuk mempertahankan teritorinya. Dan ternyata ikan ini termasuk hewan yang kuat bertahan di berbagai kondisi buruk sekalipun.

Hidro-Oseanografi
Periopthalmus monodon hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke Pantai Atlantik Benua Afrika.Habitat ikan glodok yaitu terdapat pada daerah berlumpur, di tepi sungai, muara, hutan bakau, dan di wilayah pasang surut.Biota ini tahan terhadap kerusakan lingkungan dan dapat hidup dalam kondisi ekstrim, dapat hidup pada kadar oksigen rendah, kisaran salinitas sekitar 10-30 ppt, dan kesadahan 10-25%. Periopthalmus monodon dapat hidup pada suhu 22°-27° C dengan kelembapan 60-80 % dan pH 7,0 – 8,5.

Potensi Pemanfaatan:
1. Kesehatan

  • Bioindikator pada tepi sungai atau muara, sebagai penanda tempat tersebut dapat ditumbuhi oleh bakau.
  • Sebagai obat sesak nafas.
  • Baik untuk kesehatan, terutama janin pada ibu hamil. Obat tradisional untuk menambah vitalitas kaum pria dewasa.

2. Ekonomi

  • Menjadi ikan konsumsi dengan dijadikan ikan asap dan ikan kering yang dijual dengan harga Rp 3.000,00 per kg.
  • Dijadikan ikan ekspor ke Jepang dan Tiongkok.

3. Kandungan

  • Periopthalmus monodon segar memiliki kandungan komposisi yaitu 7,91 % protein, 0,46 % lemak, 3,82 % abu dan 72,80 % air.
  • Periopthalmus monodon bila dipanggang mempunyai kandungan 24,31 % protein, 0,85 % lemak, 5,17 % abu dan 43,73 % air.

Cara Penangkapan
Menggunakan ketapel atau dengan memasang jaring yang ditebarkan diatas lobang-lobang persembunyian Periopthalmus monodon. Pemasangan dilakukan pada saat pasang dan ketika saat surut, ikan-ikan tersebut akan keluar dari lobang untuk mencari makan. Dengan adanya jaring yang ditebar diatas lobang-lobang persembunyian maka Periopthalmus monodon akan terjerat disela-sela jaring.

Tentang Penulis
Tri Prayoga

Tinggalkan Balasan

2016-06-18
Difference:

Tinggalkan Balasan