Jangan Tertipu oleh Baunya, Manfaat Belerang ada Banyak

Belerang sudah dikenal sejak zaman dahulu dan menjadi salah satu elemen penting bagi kehidupan. Meski berbau tidak enak, manfaat belerang sudah lama dikenal manusia, termasuk pada bidang kesehatan.

Selama ini, pemanfaatan belerang lebih sering digunakan untuk keperluan pertanian. Tanaman memerlukan jumlah belerang yang tidak sedikit untuk menunjang pertumbuhannya. Karena itulah, pupuk sulfat dan fosfat sangat terkenal di kalangan petani.

Setidaknya ada tiga manfaat belerang utama yang bisa diandalkan untuk membantu menunjang kesehatan kita.

Untuk Mengatasi Permasalahan pada Kulit

Di dalam dunia farmasi, manfaat belerang sudah lama diterapkan untuk mengatasi beberapa masalah kulit. Belerang bisa bertindak sebagai keratolitik atau mengelupaskan kulit mati. Fungsi belerang yang lain untuk kulit adalah sebagai pembunuh bakteri, jamur, tungau kudis, dan parasit lainnya.

Belerang yang digunakan untuk mengobati masalah kulit telah diolah bersama bahan lainnya menjadi berbagai bentuk, di antaranya berbentuk losion, krim, bubuk, atau sabun. Beberapa masalah kulit, seperti acne vulgaris (jerawat), jerawat rosacea, dan dermatitis seboroik bisa diatasi oleh belerang. Selain dengan cara mengelupas sel kulit mati, belerang juga bisa membantu mengatasi jerawat dengan cara menghilangkan penyumbat pada pori-pori kulit.

Penggunaan produk berbahan belerang untuk pemakaian luar sebaiknya dengan resep dokter. Jikapun membeli produk yang tersedia di pasaran, pastikan untuk membaca label dan petunjuk pemakaian dengan saksama. Yang tidak kalah penting adalah selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menggunakan produk berbahan belerang.

Produk untuk pemakaian luar dalam bentuk krim atau losion tidak boleh dioleskan pada kulit pecah-pecah karena justru bisa memperburuk kondisi yang dialami. Begitu juga dengan beberapa bagian tubuh lain, seperti kelopak mata, bibir, hidung, dan mulut, upayakan jangan sampai terkena produk jenis ini. Jika terdapat ruam atau tanda-tanda alergi lainnya setelah memakai produk berbahan dasar belerang, maka segera hentikan pemakaian.

Mengobati Nyeri Radang Sendi

Sebagai suplemen, belerang dapat ditemukan dalam bentuk sulfoxide dimetil (DMSO) dan methylsulfonylmethane (MSM). Untuk bentuk DMSO sendiri, 15 persennya akan diurai menjadi MSM di dalam tubuh. Kedua bentuk suplemen ini sudah lama dikenal untuk pengobatan nyeri.

MSM terkandung secara alami di dalam susu, buah-buahan, sayur-sayuran, dan beberapa jenis biji-bijian. Dalam dunia kesehatan, MSM penting untuk kesehatan sendi dan membantu pembentukan jaringan ikat, seperti tulang rawan, tendon, dan ligamen. Suplemen ini mungkin mengurangi rasa nyeri dengan memperlambat impuls saraf yang mengirimkan sinyal rasa sakit. MSM merupakan suplemen untuk meredakan rasa nyeri akibat radang sendi, baik osteoarthritis maupun rheumatoid arthtritis.

Tidak seperti MSM, sulfoxide dimetil (DMSO) bukanlah produk alami karena zat ini biasanya didapat dari produk sampingan kimia pada industri pembuatan kertas. Produk ini juga sering digunakan sebagai pelarut materi industri. Dalam medis,  penggunaan krim DMSO mungkin dapat membantu meredakan nyeri pada kondisi osteoarthritis dan rheumatoid arthtritis.

Interstitial Cystitis (Radang Kandung Kemih)

Belerang dalam bentuk DMSO telah digunakan di sejumlah negara untuk mengobati interstitial cystitis. Kondisi ini merupakan sejenis penyakit peradangan kandung kemih yang sudah kronis. Gejala penyakit interstitial cystitis adalah sering buang air kecil di malam hari dan timbulnya rasa nyeri di kandung kemih.

Saat digunakan untuk mengobati interstitial cystitis, DMSO dalam bentuk cair akan dimasukkan secara langsung ke kandung kemih menggunakan kateter. Dalam melaksanakan prosedur ini, pasien mungkin akan mendapatkan anestesi umum. Prosedur ini sendiri bisa menimbulkan rasa sakit dan terjadinya kontraksi kandung kemih.

Manfaat belerang untuk kondisi tertentu mungkin masih belum umum dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan optimal dan tidak menimbulkan efek samping yang negatif.

sumber:

http://www.alodokter.com