Kampung Citalahab sentral, Desa Malasari, Bogor memiliki daya tarik tersendiri bagi peneliti muda untuk mengeksplor apapun yang ada disana. Tidak hanya memiliki hutan yang masih terjaga, sungai di kampung tersebut juga masih bersih dan jernih. Kali ini mahasiswa Pendidikan biologi, Universitas Negeri Jakarta berkesempatan mengambangi kampung tersebut, untuk melakukan praktek lapangan seperti mengamati serta mengidentifikasi jenis hewan yang ada disana. Ada hal menarik yang jarang diminati pada kegiatan pengamatan keanekaragaman hayati di pegunungan yaitu pengamatan pada kelas Pisces. Mungkin beberapa orang menganggap kelas yang satu ini sulit ditemukan atau mungkin jarang dijumpai. Pisces merupakan hewan vertebrata yang memiliki sirip dan hidup di air, adapun kita biasanya mengenalnya dengan "ikan". Di kawasan pegunungan kita dapat menemukan ikan dibeberapa tempat seperti danau, sungai, rawa atau di sekitar kaki gunung seperti di area persawahan.
Pada praktek kali ini, beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk pengamatan Pisces, mereka berkesempatan untuk mengambil data di dua tempat yaitu sungai dan sawah. Telusur jalur sungai dipilih untuk memudahkan mahasiswa menangkap ikan-ikan. Selama di sungai, bagian yang berarus deras dan memiliki batuan menjadi spot yang paling banyak terdapat ikan. Dengan menggunakan alat serokan ikan, beberapa batuan digerak-gerakan agar ikan keluar dari tempat persembunyian sehingga dapat ditangkap (Gambar 1).
Gambar 1. Mahasiswa sedang menelusuri sungai dan penangkapan ikan menggunakan alat serokan ikan
Selain menggunakan serokan ikan, kami juga menggunakan bubu yaitu alat penangkap ikan berbahan jaring berbentuk kubah. Bubu diletakkan di bagian sungai yang dalam dan berarus sedang, sebelum diletakkan bubu diisi dengan umpan dan batuan serta diikat untuk mencegah bubu terbawa arus sungai (Gambar 2). Durasi yang digunakan pada pengambilan data menggunakan bubu sekitar 16 jam pasca di letakkan.
Gambar 2. Pencarian lokasi penangkapan ikan dengan menggunakan bubu
Pengambilan data berikutnya yakni di area persawahan warga, belut menjadi objek yang ingin didapatkan, dengan menggunakan alat pancing dan umpan, beberapa bagian berlubang di tanah sawah ditelusuri. Namun, pada kesempatan kali ini kami tidak dapat menemukan belut yang diinginkan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti waktu aktif belut.
Ikan yang berhasil ditangkap kemudian langsung dibawa ke camp untuk dilakukan pengukuran morfometrik. Setelah diukur ikan kemudian difoto dengan menggunakan kamera handphone, hal ini bertujuan sebagai bahan identifikasi morfologi, bukti atau pengarsipan data. Adapun jenis ikan yang ditangkap menggunakan bubu dan alat serok meliputi ikan wader bintik dua (Barbodes sp.), ikan pedang (Xiphophorus sp.), ikan gabus (Channa striata), ikan kekel (Glyptothorax sp.), ikan cere (Gambusia sp.) dan ikan seluang (Rasbora sp.).
Gambar 3. Pengukuran morfometrik ikan
Gambar 4. Proses dokumentasi ikan
Selama pengamatan berlangsung ada beberapa kendala di lapangan seperti cuaca yang tidak bersahabat, sempat turun hujan dan menyebabkan arus di sungai menjadi deras. Demi keamanan dan keselamatan kami memutuskan untuk segera kembali ke camp. Menjadi momen berharga bagi kami untuk menjadi lebih dekat dan saling tolong menolong dalam kondisi tersebut. Demikian kegiatan praktek lapangan di sungai kampung Citalahab sentral, terima kasih kepada Abah Nana (guide) yang sudah membersamai selama kegiatan berlangsung dan teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2022.
Gambar 5. Foto bersama
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait