






Walang kekek, congcorang, atau mentadak, begitu ia disebut di berbagai daerah di Indonesia. Hewan yang biasa digunakan untuk permainan meramal nasib atau menentukan arah ini juga dikenal dengan nama belalang sembah. Dinamakan belalang sembah karena sepasang kaki depannya menyerupai tangan yang sedang menyembah atau berdoa. Hewan yang masuk ke dalam ordo Mantodea ini memiliki 3 pasang kaki. Dua pasang kaki belakang digunakan untuk berjalan, sedangkan sepasang kaki depannya memiliki ukuran besar dan bagian dalamnya berduri tajam digunakan untuk mencengkram mangsa.
Berdasarkan publikasi The Wilson Journal of Ornithology 2017, hewan yang dapat memutar kepalanya hingga 180 derajat ini merupakan karnivora tingkat tinggi. Ia dapat memakan otak burung hidup-hidup, memangsa katak, kadal, tikus, atau ular. Meskipun demikian, ia lebih tertarik untuk memangsa serangga kecil seperti jangkrik, kupu-kupu, atau lebah.
Dalam hal percintaan, belalang sembah jantan hanya melakukan kawin sekali seumur hidupnya. Setelah kawin atau bahkan pada saat kawin, ia akan merelakan dirinya mati di tangan betina. Untuk memenuhi kebutuhan protein sebelum bertelur, biasanya sang betina akan memakan kepala sang jantan. Tentunya hal ini tidak terjadi sesering yang kita pikirkan, menurut William Brown, seorang peneliti dari State University of New York menyatakan bahwa kanibalisme seperti ini terjadi sekitar 16% dari seluruh perkawinan.
Sumber:
http://www.mongabay.co.id/2018/07/24/cinta-mati-belalang-sembah-jantan-untuk-pasangannya/
https://www.momentumpedia.com/2015/01/Praying.Mantis.html

Leave a Reply
Terkait